Bandung, Republika.co.id – Kota Bandung kembali merasakan sengatan terik matahari dalam beberapa hari terakhir. Suhu udara di Ibukota Jawa Barat tersebut bahkan sempat menembus angka 34 derajat Celcius pada Selasa (29/10/2024). Fenomena ini pun memicu pertanyaan di tengah masyarakat, mengingat Kota Bandung sudah memasuki musim hujan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memberikan penjelasan terkait cuaca panas yang masih melanda Kota Bandung dan sekitarnya. Prakirawan BMKG Bandung, Neneng Sugianti, menyatakan bahwa suhu maksimum di bulan Oktober memang tercatat mencapai 34,5 derajat Celcius pada tanggal 17 Oktober. "Suhu maksimum di bulan Oktober yang mencapai 34,5 derajat Celcius masih tergolong normal," ujar Neneng saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (30/10/2024).
Neneng menambahkan bahwa suhu maksimum di bulan Oktober pada tahun-tahun sebelumnya bahkan pernah mencapai 35,8 derajat Celcius. "Memang dari tahun kemarin ada peningkatan suhu, namun masih berada di ambang maksimum tertinggi," jelasnya.
Lebih lanjut, Neneng menjelaskan bahwa penyebab cuaca panas di Kota Bandung dan sekitarnya adalah posisi matahari yang berada di selatan Khatulistiwa. "Posisi matahari yang berada di selatan Khatulistiwa menyebabkan intensitas sinar matahari yang diterima di wilayah ini lebih tinggi," ungkap Neneng.
Meskipun Kota Bandung sudah memasuki musim hujan di pekan ketiga, hal tersebut tidak serta merta membuat cuaca menjadi dingin dan hujan turun setiap hari. "Kenapa kok panas, hujan, panas hujan, normal. Ketika musim hujan bukan berarti hujan tiap hari pasti ada jeda bahkan di puncak hujan," kata Neneng.
BMKG sendiri mendefinisikan musim hujan berdasarkan curah hujan di atas 100 mili per bulan, sedangkan musim kemarau di bawah 150 mili. "Yang perlu diwaspadai saat musim hujan itu ketika ada jeda setelah hujan terjadi maka biasanya akan hujan ekstrem," kata Neneng.
Neneng menganalogikan fenomena tersebut dengan manusia yang minum terlebih dahulu sebelum berlari. "Bumi mengumpulkan energi seperti manusia yang minum terlebih dahulu. Kemudian lari sekencang-kencangnya," jelasnya.
Berdasarkan penjelasan BMKG, cuaca panas yang masih melanda Kota Bandung dan sekitarnya merupakan fenomena alam yang normal dan wajar terjadi. Meskipun sudah memasuki musim hujan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan ekstrem yang dapat terjadi setelah jeda hujan.
Masyarakat Diimbau Waspada
Meskipun suhu udara di Kota Bandung tergolong normal, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba.
"Masyarakat perlu memperhatikan kondisi cuaca dan memperhatikan informasi yang dikeluarkan oleh BMKG," ujar Neneng.
Neneng juga menyarankan agar masyarakat menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan minum air putih yang cukup. "Hindari aktivitas di luar ruangan saat cuaca panas terik," imbaunya.
Selain itu, masyarakat juga perlu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat curah hujan yang tinggi. "Perhatikan kondisi lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika terjadi bencana," kata Neneng.
Dampak Cuaca Panas Terhadap Kesehatan
Cuaca panas yang melanda Kota Bandung dan sekitarnya dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat.
"Peningkatan suhu udara dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan gangguan pernapasan," ujar dr. [Nama Dokter], seorang dokter spesialis penyakit dalam di Bandung.
dr. [Nama Dokter] menyarankan agar masyarakat menghindari aktivitas berat di luar ruangan saat cuaca panas. "Minum air putih yang cukup dan konsumsi makanan bergizi untuk menjaga stamina tubuh," katanya.
"Jika merasakan gejala seperti pusing, mual, atau sesak napas, segera hubungi tenaga medis," imbau dr. [Nama Dokter].
Kesimpulan