Madinah, Arab Saudi – Raudhah, yang dikenal luas sebagai "taman surga" di Masjid Nabawi, Madinah, diprediksi akan menerima kunjungan hingga 15 juta jemaah umrah pada akhir tahun 2024. Angka fantastis ini diungkapkan oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq Al Rabiah, dalam wawancara baru-baru ini dengan stasiun televisi Saudi Al Ekhbariya, seperti dikutip oleh Gulf News pada Kamis (19/12/2024). Pernyataan ini menandai lonjakan signifikan dalam jumlah pengunjung ke lokasi suci ini, yang memiliki signifikansi spiritual yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia.
Al Rabiah secara eksplisit mengaitkan prediksi jumlah kunjungan yang luar biasa ini dengan keberhasilan implementasi aplikasi Nusuk. Aplikasi digital ini, yang diluncurkan oleh otoritas Arab Saudi, telah merevolusi sistem manajemen jemaah umrah, khususnya dalam hal akses ke Raudhah. Sistem perizinan yang terintegrasi dalam aplikasi ini telah terbukti efektif dan efisien, menghilangkan hambatan birokrasi yang sebelumnya kerap menghambat akses jemaah ke lokasi yang sangat dihormati ini.
"Kami memperkirakan jumlah pengunjung Raudhah Asy-Syarifah tahun ini akan mencapai 15 juta," tegas Al Rabiah. Ia menambahkan, "Hal ini dikarenakan keberhasilan pengembangan aplikasi Nusuk yang telah berkontribusi dalam membawa lompatan dalam meningkatkan layanan bagi para jemaah." Pernyataan ini menekankan peran teknologi dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan jemaah, sekaligus menjamin akses yang lebih adil dan tertib bagi seluruh peziarah yang ingin merasakan kedamaian dan berkah di Raudhah.
Lebih lanjut, Al Rabiah memuji aplikasi Nusuk sebagai sebuah inovasi yang telah memberikan "lompatan kualitatif dalam layanan, terutama penerbitan izin untuk mengunjungi Al Rawda Ays-Syarifah." Pernyataan ini menyoroti keberhasilan Arab Saudi dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman spiritual jemaah umrah, sekaligus mengelola arus peziarah yang besar dengan cara yang lebih terorganisir dan efektif. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintah Arab Saudi dalam menyediakan fasilitas dan layanan terbaik bagi para jemaah yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Untuk memastikan ketertiban dan akses yang adil, otoritas agama Arab Saudi telah menerapkan sistem pengaturan jadwal kunjungan ke Raudhah bagi jemaah pria dan wanita. Jemaah wanita diberikan akses setelah salat Subuh hingga pukul 11.00 waktu setempat, dan setelah salat Isya hingga pukul 02.00 dini hari. Sementara itu, jemaah pria dapat memasuki Raudhah mulai pukul 02.00 dini hari hingga salat Subuh, dan dari pukul 11.30 hingga salat Isya. Pembagian waktu ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan ruang dan memastikan kenyamanan bagi semua jemaah.
Sistem perizinan yang terintegrasi dalam aplikasi Nusuk menjadi kunci dalam pengaturan ini. Setiap jemaah yang ingin mengunjungi Raudhah wajib memiliki izin kunjungan yang dapat dipesan melalui aplikasi tersebut. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menegaskan bahwa izin kunjungan dikeluarkan setiap tahun sekali untuk setiap jemaah, guna memastikan keadilan dan kesempatan yang sama bagi semua peziarah. Langkah ini juga membantu otoritas dalam memantau jumlah pengunjung dan mengelola arus peziarah dengan lebih efektif.
Keistimewaan Raudhah: Taman Surga di Tengah Masjid Nabawi
Raudhah, yang secara harfiah berarti "taman," bukanlah sekadar lokasi geografis di Masjid Nabawi. Bagi umat Islam, Raudhah memiliki makna spiritual yang sangat dalam, dianggap sebagai bagian dari surga yang berada di bumi. Lokasi ini terletak di antara mimbar Rasulullah SAW dan kamar beliau, tempat Nabi Muhammad SAW menghabiskan sebagian besar hidupnya. Kedekatan dengan tempat-tempat suci ini menjadikan Raudhah sebagai tempat yang sangat istimewa dan diyakini memiliki keutamaan spiritual yang luar biasa.
Buku "1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah" karya Asima Nur Salsabila menyebutkan keistimewaan Raudhah sebagai tempat mustajab untuk berdoa. Doa-doa yang dipanjatkan di tempat ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Keyakinan ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dalam berbagai sumber, termasuk Kitab Al-Muwatha’ Imam Malik.
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, sebagaimana tercantum dalam Kitab Al-Muwatha’, menyebutkan sabda Rasulullah SAW, "Antara rumahku dan mimbarku ada sebuah taman dari taman-taman surga, dan mimbarku ada di atas telagaku." Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Zaid Al Mazini dengan redaksi, "Antara rumahku dan mimbarku ada sebuah taman dari taman-taman surga." Kedua hadits ini memperkuat keyakinan umat Islam akan kesucian dan keutamaan Raudhah sebagai bagian dari surga di dunia.
Prediksi 15 juta pengunjung Raudhah pada tahun 2024 bukan hanya sekadar angka statistik. Angka ini mencerminkan meningkatnya minat dan keinginan umat Islam di seluruh dunia untuk mengunjungi tempat suci ini, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan untuk merasakan kedamaian dan berkah yang diyakini terpancar dari tempat yang diberkahi ini. Ini juga menunjukkan keberhasilan Arab Saudi dalam menyediakan infrastruktur dan sistem manajemen yang efektif untuk melayani jutaan jemaah umrah setiap tahunnya. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah Arab Saudi dalam melayani para tamu Allah dan memastikan pengalaman ibadah yang lancar dan berkesan bagi setiap peziarah yang datang ke Tanah Suci.
Lebih jauh lagi, prediksi ini juga menyoroti pentingnya peran teknologi dalam memfasilitasi ibadah umat Islam di era modern. Aplikasi Nusuk bukan hanya sekadar aplikasi perizinan, tetapi juga sebuah platform yang mengintegrasikan berbagai layanan dan informasi yang dibutuhkan jemaah umrah, mulai dari perencanaan perjalanan hingga akses ke tempat-tempat suci. Keberhasilan aplikasi ini menunjukkan potensi teknologi dalam meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas bagi jemaah, sekaligus memperkuat pengalaman spiritual mereka selama berada di Tanah Suci.
Ke depan, peningkatan jumlah jemaah yang diprediksi mengunjungi Raudhah menuntut kesiapan yang lebih matang dari otoritas Arab Saudi dalam hal manajemen jemaah, infrastruktur, dan layanan pendukung. Hal ini mencakup peningkatan kapasitas akomodasi, transportasi, dan layanan kesehatan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para jemaah. Keberhasilan dalam mengelola arus jemaah yang besar akan menjadi indikator penting dalam keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di masa mendatang. Prediksi ini juga menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Arab Saudi untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas bagi para jemaah, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan mendapatkan pengalaman spiritual yang bermakna. Dengan demikian, prediksi 15 juta jemaah di Raudhah bukan hanya sebuah angka, melainkan sebuah tanggung jawab dan komitmen untuk terus melayani umat Islam di seluruh dunia.