Jeddah, Makkah, dan Madinah Terendam Banjir – Arab Saudi dilanda serangkaian hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang di sejumlah wilayah, terutama di kota-kota suci Makkah dan Madinah, serta kota pesisir Jeddah. Hujan deras yang terjadi sejak Senin, 6 Januari 2025, hingga saat ini telah menyebabkan gangguan signifikan terhadap kehidupan masyarakat, infrastruktur, dan perekonomian di beberapa daerah. Pemerintah Arab Saudi melalui berbagai lembaga, termasuk Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil dan Pusat Meteorologi Nasional (NCM), telah mengeluarkan peringatan dini dan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari area rawan bencana.
Pusat Meteorologi Nasional (NCM) telah memprediksikan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan terus melanda beberapa wilayah di Arab Saudi. Peringatan tersebut mencakup potensi badai petir, hujan es, dan angin kencang di wilayah Asir, Al-Baha, dan Makkah. Selain itu, NCM juga memperingatkan potensi angin kencang yang membawa debu di wilayah Riyadh, Qassim, wilayah Timur, dan Jazan. Intensitas dan cakupan hujan yang luas ini menunjukkan potensi ancaman bencana hidrometeorologi yang signifikan di berbagai wilayah negara tersebut.
Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil Arab Saudi telah mengambil langkah proaktif dengan mengeluarkan peringatan dan instruksi keselamatan kepada masyarakat. Imbauan tersebut menekankan pentingnya tinggal di rumah dan menghindari daerah rawan banjir, seperti lembah, dataran rendah, dan area yang tergenang air. Melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter), Pertahanan Sipil secara tegas meminta masyarakat untuk mematuhi semua arahan keselamatan yang dikeluarkan dan menghindari area-area berbahaya. "Kami memantau kondisi cuaca di beberapa daerah Kerajaan dan menyerukan untuk menjauh dari lembah dan dataran landai di antara perbukitan," demikian bunyi pernyataan resmi Pertahanan Sipil di platform media sosial tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat dengan imbauan tambahan untuk menjauhi daerah dataran rendah, genangan air, dan lembah yang dalam selama hujan berlangsung.
Laporan dari berbagai media lokal, termasuk Saudi Gazette, menggambarkan dampak nyata dari hujan lebat tersebut. Banyak jalan dan alun-alun kota di Makkah, Jeddah, dan Madinah terendam banjir, mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan aktivitas ekonomi sehari-hari. Gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan kendaraan yang terjebak banjir, rumah-rumah yang terendam, dan jalan-jalan utama yang berubah menjadi sungai dadakan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan warga dan potensi kerugian ekonomi yang cukup besar.
Kementerian Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian Arab Saudi telah merilis data curah hujan yang menunjukkan bahwa wilayah Madinah mengalami curah hujan tertinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa area Haram Pusat di Masjid Nabawi di Madinah mencatat curah hujan mencapai 36,1 mm. Angka ini menunjukkan intensitas hujan yang luar biasa dan menjelaskan mengapa wilayah tersebut mengalami banjir yang cukup parah. Area lain di Madinah juga mencatat curah hujan yang signifikan, termasuk Al-Masjid di Badr (33,6 mm), Masjid Quba (28,4 mm), lingkungan Sultana (26,8 mm), dan Al-Suwaidriya serta Badr (masing-masing 23,0 mm). Data ini memberikan gambaran yang lebih detail mengenai distribusi hujan dan dampaknya terhadap berbagai wilayah di Madinah.
Dampak banjir bandang ini tidak hanya terbatas pada gangguan lalu lintas dan kerusakan infrastruktur. Banjir juga berpotensi menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat, seperti penyebaran penyakit menular akibat genangan air yang terkontaminasi. Selain itu, potensi kerusakan properti dan kerugian ekonomi yang dialami oleh warga dan pelaku usaha di daerah terdampak juga menjadi perhatian serius. Pemerintah Arab Saudi perlu segera melakukan upaya pemulihan dan rehabilitasi infrastruktur yang rusak serta memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.
Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem peringatan dini yang efektif dan rencana manajemen bencana yang komprehensif. Meskipun Arab Saudi telah memiliki sistem peringatan dini, kejadian ini menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas dan koordinasi antar lembaga terkait dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan infrastruktur perkotaan untuk memastikan ketahanan terhadap curah hujan yang tinggi. Investasi dalam infrastruktur yang tahan banjir dan program edukasi publik tentang kesadaran bencana juga sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa mendatang.
Lebih lanjut, kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan Arab Saudi dalam menghadapi perubahan iklim. Peningkatan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan banjir, dikaitkan dengan perubahan iklim global. Arab Saudi, seperti negara-negara lain di dunia, perlu meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Hal ini meliputi investasi dalam energi terbarukan, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, dan pembangunan infrastruktur yang tahan iklim.
Respons pemerintah Arab Saudi terhadap bencana ini akan menjadi tolok ukur penting dalam kemampuan negara tersebut dalam menghadapi tantangan bencana alam. Kecepatan dan efektivitas bantuan kepada warga yang terdampak, serta upaya pemulihan infrastruktur, akan menentukan keberhasilan upaya pemerintah dalam meminimalkan dampak negatif dari banjir bandang ini. Transparansi informasi dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat juga sangat penting untuk membangun kepercayaan dan memastikan koordinasi yang baik dalam upaya penanggulangan bencana.
Kejadian banjir bandang di Arab Saudi ini menjadi pengingat penting bagi seluruh dunia tentang pentingnya kesiapsiagaan dan manajemen bencana yang efektif. Peristiwa ini juga menekankan perlunya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengurangi risiko bencana yang semakin meningkat di berbagai belahan dunia. Pembelajaran dari kejadian ini dapat digunakan untuk meningkatkan sistem peringatan dini, infrastruktur tahan bencana, dan program edukasi publik di berbagai negara, sehingga dapat mengurangi dampak bencana alam di masa mendatang. Peristiwa ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi global dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dunia. Perhatian global terhadap kejadian ini juga penting untuk mendorong dukungan internasional bagi Arab Saudi dalam upaya pemulihan dan rehabilitasi pasca-banjir.