DENPASAR, ERA MADANI – Calon presiden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta percaya bahwa arah baru yang akan ditempuh Indonesia adalah menjadi kekuatan utama dunia. Kuncinya, Indonesia bisa mengelola seluruh potensinya, khususnya di bidang ekonomi, teknologi, dan militer.
“Masalahnya, ibarat pesawat, langit masih terlalu tinggi, tapi kita terbang terlalu rendah,” kata Anis dalam acara kopi darat dengan relawan se-Pulau Bali di Denpasar, Minggu (8/4).
Dalam acara yang dihadiri ratusan relawan dari semua kabupaten dan kota di Pulau Bali, Anis menegaskan bahwa kunci dari kemajuan adalah ilmu pengetahuan dan wawasan global. Dengan modal itu, kata Anis, Indonesia akan melakukan lompatan besar.
“Bali bisa menjadi salah satu titik awal, karena wawasan global yang sudah dimiliki. Tinggal bagaimana wawasan itu ditransformasi menjadi kekuatan,” kata Anis.
Dunia sedang mengalami goncangan karena bergesernya kekayaan ekonomi dunia. Sebelumnya, Produk Domestik Bruto (PDB) dikuasai oleh Amerika dan Eropa hingga 80% tapi kini berkurang setengahnya. Asia, khususnya China, kini menguasai 40% PDB dunia tersebut.
“Sebelumnya, Indonesia sering diuntungkan oleh peristiwa sejarah. Di masa Orde Baru Indonesia sejahtera, karena kita bergabung dengan kapitalisme global yang sedang naik. Ketika ada gelombang demokratisasi dunia pasca-Uni Soviet runtuh pada1990-an, lahir gerakan Reformasi 1998. Ke depan, kita harus bisa menentukan nasib sendiri, bahkan di tengah kabut yang tebal,” tambahnya.
Menurut pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini, Bali sudah lama menjadi titik singgung Indonesia dengan dunia. Ini harus dimanfaatkan karena struktur ekonomi dunia sedang bergeser ke sektor jasa. “Bali adalah contoh mesin pertumbuhan ekonomi baru yang bertumpu pada jasa. Ini modal kita melakukan lompatan besar,” ujar Anis.
Sebelumnya, relawan Anis Matta untuk pemilihan presiden 2019 se-Pulau Bali dideklarasikan pada 31 Maret di Lapangan Timur Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.