Jakarta – Surat An-Naba’, surat ke-78 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 40 ayat, merupakan wahyu Makkiyah yang menggetarkan. Berbeda dengan banyak surat lain yang membahas hukum-hukum atau kisah-kisah para nabi, An-Naba’ secara khusus dan gamblang melukiskan hari Kiamat, hari perhitungan dan pembalasan amal manusia. Nama surat ini sendiri, yang berarti “Berita Besar,” merupakan inti sari dari isinya: pengumuman dahsyat tentang hari kebangkitan yang tak terelakkan. Derivasi kata “An-Naba’” dari kata dasar “Nubuwwu’,” yang berarti “tinggi,” “menarik,” atau “menonjol,” menunjukkan betapa penting dan signifikannya berita yang disampaikan dalam surat ini. Meskipun demikian, Departemen Agama Republik Indonesia menafsirkan An-Naba’ secara lugas sebagai “Berita Besar,” mengarahkan fokus interpretasi pada skala monumental peristiwa yang dikisahkan.
Peristiwa asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) surat An-Naba’ terkait erat dengan pertanyaan-pertanyaan skeptis kaum Quraisy kafir Mekkah kepada Nabi Muhammad SAW. Di tengah dakwah beliau yang gigih, mereka mencemooh dan mempertanyakan kebenaran risalah kenabian, khususnya mengenai janji hari Kiamat atau hari kebangkitan. Keraguan dan penolakan mereka terhadap ajaran akhirat inilah yang menjadi latar belakang turunnya ayat pertama dan kedua surat An-Naba’. Ayat-ayat tersebut, dengan tegas dan lugas, menjawab keraguan mereka, menyatakan bahwa hari Kiamat adalah suatu kenyataan yang pasti terjadi, dan bahwa mereka kelak akan mengetahui kebenarannya.
Surat An-Naba’ bukan sekadar narasi tentang hari Kiamat yang menakutkan, melainkan juga merupakan penggambaran yang sangat detail dan menarik. Ayat-ayatnya menggambarkan keajaiban ciptaan Allah SWT, mulai dari pembentukan bumi sebagai hamparan yang luas dan pegunungan sebagai penyangga, hingga penciptaan manusia berpasang-pasangan dan pengaturan siklus siang dan malam untuk kemaslahatan hidup. Dengan gaya bahasa yang puitis dan penuh metafora, surat ini menunjukkan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah SWT dalam menciptakan alam semesta dan menentukan takdir manusia.
Gambaran hari Kiamat dalam surat An-Naba’ sangat menarik perhatian. Ayat-ayatnya menggambarkan suasana yang sangat dahsyat dan menakjubkan. Sangkakala ditiup, manusia berbondong-bondong datang, langit terbuka memperlihatkan pintu-pintu, dan gunung-gunung berguncang hingga menjadi seperti fatamorgana. Gambaran neraka Jahanam sebagai tempat penantian bagi orang-orang yang melampaui batas juga sangat menyeramkan. Mereka akan mengalami azab yang tak terkira dan tak akan pernah merasakan kesejukan atau minuman selain air yang mendidih dan nanah. Ini merupakan balasan yang setimpal bagi perbuatan mereka selama hidup di dunia.
Namun, surat An-Naba’ tidak hanya menekankan pada keganasan hari Kiamat. Surat ini juga menawarkan janji yang indah bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka akan mendapatkan pahala yang besar dan kenikmatan yang tak terbatas di surga. Mereka akan diberi kebun-kebun yang rindang, buah-buahan yang lezat, gadis-gadis cantik yang sebaya, dan minuman yang sejuk. Di surga, mereka tidak akan mendengar percakapan yang sia-sia atau perkataan dusta. Semua itu merupakan balasan dan karunia dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah.
Ayat-ayat terakhir surat An-Naba’ menegaskan kembali kepastian hari Kiamat dan pentingnya persiapan diri untuk menghadapinya. Surat ini mengajak manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT dan beramal saleh selama hidup di dunia. Dengan bertakwa, manusia akan mendapatkan keselamatan dan kenikmatan di akhirat. Sebaliknya, orang-orang yang menolak kebenaran dan terus berbuat maksiat akan mendapatkan azab yang pedih di neraka. Pesan peringatan ini sangat kuat dan jelas dalam surat An-Naba’.
Keutamaan membaca dan mengamalkan surat An-Naba’ juga diperkuat oleh beberapa riwayat dan kitab agama. Salah satunya adalah riwayat dari Imam Ja’far Shadiq AS yang menyatakan bahwa siapa yang membaca surat ini setiap hari, maka ia akan mendapatkan pahala seolah-olah telah menziarahi Baitullah di Mekkah. Ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan surat ini. Riwayat lain menyatakan bahwa membaca surat An-Naba’ akan memberikan minuman yang sejuk di hari Kiamat, dan menjauhkan dari kesedihan, kesusahan, dan perbuatan syirik. Keutamaan-keutamaan ini menunjukkan bahwa surat An-Naba’ bukan hanya berisi pesan yang penting, tetapi juga memiliki fadhilah yang besar bagi pembacanya.
Secara keseluruhan, Surat An-Naba’ merupakan surat yang sangat penting dan bermanfaat bagi umat Islam. Surat ini tidak hanya memberikan gambaran yang jelas tentang hari Kiamat, tetapi juga mengajak manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT dan beramal saleh. Keutamaan-keutamaan yang dikaitkan dengan surat ini juga menunjukkan betapa pentingnya untuk membaca dan mengamalkan surat ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan menghayati isi surat An-Naba’, kita dapat lebih siap menghadapi hari Kiamat dan mendapatkan ridho Allah SWT. Oleh karena itu, menjadikan surat An-Naba’ sebagai bacaan rutin dapat dianggap sebagai upaya untuk mendekati Allah SWT dan mempersiapkan diri menghadapi hari perhitungan yang maha agung. Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk memahami dan mengamalkan isi surat An-Naba’ ini dalam kehidupan kita.