ERAMADANI.COM, DENPASAR – Wabah COVID-19 yang menjangkiti Bali masuk pada periode awal. Sampai saat ini (09/04/2020) di Bali jumlah warga positif COVID-19 menjadi 63 orang, dan sepertinya masih akan terus bertambah, sehingga Alkyfa hotel disulap menjadi posko bantuan.
Sektor pariwisata terkena dampak paling parah. Tak terkecuali Alkyfa Hotel yang terletak di Jalan Pura Demak No. 8 Denpasar Barat. Hotel yang biasanya memiliki tingkat hunian mencapai 80% ini merumahkan seluruh karyawannya tanpa kecuali.
Aktifitas hotel tutup total, priatin dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari wabah Covid-19 ini, Husaini Ismail Pemilik Hotel menyulap Alkyfa Hotel menjadi Posko Bantuan Kemanusiaan.
Bekerjasama dengan Crisis Centre MUI Provinsi Bali, sejak awal April lalu Lobby Hotel Alkyfa telah dipenuhi dengan tumpukan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) seperti beras, mie, minyak ngoreng, gula pasir, dan lain lain.
Sembako tersebut dihimpun dari hasil donasi masyarakat Muslim yang ada di Denpasar dan Badung. Menurut Husaini, pada tahap awal telah disalurkan paket bantuan sembako kepada warga yang terdampak COVID-19 sebanyak 500 paket.
“Untuk memudahkan distribusi, kami juga telah berkordinasi dengan beberapa Kelian Banjar untuk mendeteksi warganya yang terdampak. Jadi memang agak selektif, sebab stok logistik yang kami siapkan masih terbatas. Nanti kalau bantuan dari masyarakat animonya semakin banyak, tentu kita akan bagikan kepada penerima manfaat yang lebih luas cakupannya,” ungkap Husaini penuh harap.
Alkyfa Hotel Gelar Donor Darah
Salah satu kegiatan yang sempat juga dilaksanakan di Alkyfa Hotel adalah Donor Darah dalam rangka membantu PMI yang sedang mengalami krisis darah. Donor Darah yang dihelat pada 5 April 2020 lalu berhasil mendapatkan 96 kantong darah.
Sebagai posko Bantuan Kemanusiaan, dalam prakteknya tim kemanusiaan yang tergabung dalam Crisis Centre MUI Bali tetap menerapkan protokol kebencanaan COVID-19.
Menurut Husain yang juga sebagai Ketua Crisis Center MUI Bali, pihaknya tetap menerapkan peraturan yang ketat dalam aktifitas kemanusiaan, yang menyangkut tentang social distancing, physical distancing, penggunaan masker.
Misalnya saja, ketika mengawali kegiatan kemanusiaan di lokasi hotel, diawali dengan penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudah acara dimulai.
Selain itu juga disiapkan westafel portable untuk mencuci tangan di halaman hotel, hand sanitizer di pintu masuk, dan pengecekan suhu badan setiap orang yang akan masuk ke posko kemanusiaan.
Selain itu jarak dan jumlah kerumunan orang juga diatur oleh tim. Saat ini Crisis Centre MUI Bali masih terus menghimpun bantuan baik dana, Alat Pelingdung Diri (APD) ataupun, sembako. “
Analisa kami dampaknya ini akan Panjang. Maka kita pun merencanakan pekerjaan dalam waktu yang akan lama. Siapkan nafas yang Panjang”, tegasnya ketika ditemui di lokasi Hotel.
Dalam pelaksanaannya, Crisis Centre MUI Bali menggaet berbagai organisasi dan Lembaga
kemanusian untuk bergabung. Hal itu dimaksudkan agar jumlah donasi yang dihimpun semakin besar.
Selain itu, dengan bergabungnya banyak organisasi dan Lembaga, menunjukkan adanya persatuan
terutama dikalangan umat muslim di Bali, untuk membantu warga masyarakat Bali yang terkena dampak COVID-19 tanpa memandang suku, agama dan ras. (ZAN)