ERAMADANI.COM, DENPASAR – Aksi unjuk rasa oleh mahasiswa Bali di Kampus Sudirman, Universitas Udayana berujung ricuh. Unjuk rasa para mahasisiwa dengan gaung #BALITIDAKDIAM ini berlangsung hingga malam, terdapat aksi pelemparan batu oleh mahasiswa dan penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian, Kamis (8/10/20).
Unjuk rasa yang bermula sekitar pukul 14:00 WITA itu berujung ricuh sekitar pukul 18:30 WITA, bertepatan dengan azan Magrib.
Massa tidak mau melakukan pembubaran meski aparat kepolisian telah mengimbau untuk melakukan pembubaran sejak sekitar pukul 18:00 WITA.
Perlawanan mahasiswa kepada aparat kepolisian dengan pelemparan batu terjadi pada area dalam dan luar Kampus Sudirman, Universitas Udayana.

Menanggapi hal itu, Kapolda Bali, Irjen. Pol. Petrus Reinhard Golose memberikan keterangan terkait aksi mahasisiwa Bali kepada awak media.
Petrus menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah melakukan mediasi-mediasi dengan oraganisasi buruh dan aksi ini bukan sepenuhnya bersumber dari kawan-kawan buruh.
Selain itu, ia pun menilai bahwa aksi mahasiswa tidak mencerminkan ciri karakter mahasiswa Bali.

“Jadi itu bukan citra dari mahahasiswa Bali, sampai saat ini belum ada laporan. Intelejen tetap diterapkan, kita lakukan ini demi untuk menjaga marwah Bali yang aman. Sebenarnya yang kita lakukan adalah sudah dilakukan pendekatan-penndekatan dengan organisasi buruh, tapi yang bergerak yang lain, terbuka sebenarnya, kita tetap persuasi, dan kita tetap berusaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan, semua dari saya sendiri berbicara,”
Kapolda Bali, Irjen. Pol. Petrus Reinhard Golose dalam wawancaranya dengan awak media
Meskipun pertanyaan-pertanyaan awak media banyak ia jawab, tetapi saat awak media menanyakan terkait kemungkinan aksi lanjutan, Petrus memberikan jawaban “kita lihat nanti”.
Sementara saat awak media menanyakan terkait apa ada dari pihak kepolisian melakukan penangkapan kepada pendemo, Kapolda Bali ini dengan tegas menjawab “Gak ada.” (RAB)