ERAMADANI.COM, DENPASAR – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bali kembali membantu warga bernama Samtanus, yang berumur 57 tahun, bersama istrinya Sukini, yang konon katanya sejak tahun 1990-an merantau ke Bali untuk mencari penghidupan yang lebih layak.
Pekerjaan sehari harinya sebagai tukang pijat melalui jejaring Komunitas Relawan Tuna Netra. Sebab ia juga seorang tunanetra, sejak usianya 5 tahun.
Setiap harinya Samtanus mangkal di Hotel Artha dan SD Santo Yoseph, saat berangkat bekerja ia berjalan kaki, kadang ada tetangga atau orang lain yang mengantarkan.
Ia tinggal disebuah kos yang ada di Kota Denpasar, yang berjarak 1,5 km dari kosan ke tempat kerjanya.
Hal ini tampak begitu jauh jika hanya mengandalkan kaki untuk berjalan sehari hari dari kosan ke tempat ia bekerja.
Sementara istrinya Sukini sejak tahun lalu menderita diabetes mellitus, luka-lukanya mulai menyebar ke kaki dan nyaris menghabiskan tangannya.
Kurangnya penghasilan dari sumber mata pencaharian, ia hanya dapat mengobati luka sebisanya saja dengan salep atau balsam, sekedar untuk menjaga lukanya agar tetap kering.
Samtanus Bertemu ACT
Samtanus pertama kali bertemu dengan tim ACT pada tahu 2019 lalu, pihak ACT hanya iseng menyapa Samtanus yang panas-panas di bawah terik matahari menunggu panggilan pijat.
Berbeda dengan tahu lalu, pendapatnya mencukupi untuk membayar uang kos perbulanya, namun akhir akhir ini, penghasilan tidak mencukupi untuk itu.
“Paling banyak sekarang, 150, yang dulu baru, cukup cicil kos dan belanja sehari-sehari. Sekarang sepi sekali. Banyak kosong, kosong, banyakan kosong sekarang,” tutur istrinya.
Dilansir dari Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pusat Statistik Indonesia dan SUPAS, sebanyak 441.000 jumlah sebaran lansia di Bali, dan 31.000 diantaranya dalam keadaan terlantar dan di bawah garis sejahtera.
Jumlah kebutuhan lansia di Bali dalam porsentase, ialah 10.2% menyiapkan makanan, 3.4% makan dan minum, 2.7% sanitasi untuk hajat dan 2.8% untuk berpakaian.
Kepala Program ACT Bali Sajjatul Hidki menyampaikan soal bantuan saat pengimlementasian program Peduli Lansia berupa santunan kebutuhan hidup.
“Masih banyak Samtanus-Samtanus lainnya yang membutuhkan uluran bantuan dari tangan tangan panjang yang memiliki rezeki lebih,” ujarnya.
“Harapannya, keadaan dan keberadaan mereka menjadi perhatian kita semua, tidak hanya tetangga hidup, tapi juga seluruh lembaga dan pemerintah bahu membahu memberikan penghidupan yang layak,” tambahnya. (NET)