Jakarta – Abdullah ibn Jubair, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari kalangan Anshar, suku Aus, dikenal sebagai sosok yang teguh memegang janji dan setia pada perintah. Kisahnya dalam Perang Uhud menjadi bukti nyata dari kesetiaannya kepada Rasulullah SAW.
Perang Uhud terjadi sebagai balasan atas kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar. Mereka bertekad untuk membalas dendam atas kematian para pemimpin mereka. Dengan mengumpulkan kekuatan dan persenjataan, mereka bersiap untuk menyerang Madinah.
Sebelum perang berkecamuk, Rasulullah SAW memilih 50 pemanah untuk menjaga posisi strategis di atas bukit. Abdullah ibn Jubair ditunjuk sebagai komandan pasukan ini. Nabi SAW dengan tegas berpesan kepada mereka, "Jangan pernah meninggalkan posisi kalian ketika kalian melihat kami terdesak oleh serangan musuh!" Perintah ini merupakan pesan suci yang harus dipatuhi tanpa ragu.
Pada awal perang, pasukan muslim berhasil mendesak dan mengalahkan pasukan Quraisy. Kemenangan tampak di depan mata, dan para prajurit muslim merasa yakin akan meraih kemenangan gemilang seperti di Badar.
Namun, situasi berubah ketika pasukan Quraisy mulai mundur. Para prajurit muslim, terlena oleh euforia kemenangan, berhamburan turun dari bukit untuk merampas harta rampasan perang yang ditinggalkan musuh. Mereka lupa akan pesan Nabi SAW dan mengabaikan posisi strategis yang dijaga oleh pasukan pemanah.
Abdullah ibn Jubair, dengan setia, mengingatkan pasukannya tentang perintah Nabi SAW. Namun, godaan harta dunia terlalu kuat untuk ditahan. Sebagian besar pasukan pemanah tergiur dan meninggalkan pos mereka, hanya sepuluh orang yang tetap setia pada perintah Nabi SAW, termasuk Abdullah ibn Jubair.
Kesalahan fatal ini dimanfaatkan oleh pasukan Quraisy yang dipimpin oleh Khalid ibn al-Walid. Mereka yang telah menunggu di balik bukit, melihat kesempatan emas ini. Dengan cepat, mereka menyerbu pasukan pemanah yang tertinggal dan menumbangkan mereka.
Khalid ibn al-Walid kemudian memimpin pasukannya menyerang pasukan muslim yang tengah berhamburan mengambil harta rampasan. Kekacauan terjadi, dan banyak prajurit muslim gugur dalam serangan balik ini.
Abdullah ibn Jubair, komandan pasukan pemanah yang setia pada perintah Nabi SAW, gugur sebagai syahid dalam pertempuran ini. Ia menjadi contoh nyata dari seorang sahabat yang mengutamakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya.
Kisah Abdullah ibn Jubair menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Harta dunia yang fana tidak boleh mengalahkan nilai-nilai luhur seperti iman, ketaatan, dan kesetiaan.
Semoga Allah SWT meridhoi Abdullah ibn Jubair dan mengangkat derajatnya di sisi-Nya. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu setia pada janji dan perintah Allah SWT.