Jakarta – Kelahiran Abdullah bin Al-Zubair di Madinah menorehkan sejarah penting bagi umat Islam. Ia bukan hanya anak pertama dari kaum Muhajirin yang lahir di kota suci itu, tetapi juga seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena keteguhan iman, keberanian, dan kepiawaiannya dalam memimpin.
Sebuah Kelahiran yang Menorehkan Sejarah
Abdullah bin Al-Zubair, putra dari sahabat Nabi yang terkemuka, Al-Zubair bin Al-Awwam, lahir di Madinah sekitar dua puluh bulan setelah hijrah Rasulullah SAW. Kelahirannya disambut gembira oleh seluruh kaum Muslim, mematahkan ramalan kaum Yahudi yang menebak bahwa kaum Muhajirin tidak akan memiliki keturunan di Madinah.
Kegembiraan itu semakin terasa ketika Rasulullah SAW sendiri mengolesi langit-langit mulut bayi Abdullah dengan sebutir kurma yang telah beliau kunyah, lalu memberikannya nama Abdullah bin Al-Zubair. Nama ini kemudian dijuluki sebagai Abu Bakar, sesuai dengan nama kakeknya.
Seorang Sahabat Nabi yang Berdedikasi
Abdullah bin Al-Zubair tumbuh menjadi seorang sahabat Nabi yang taat dan berdedikasi. Ia dikenal sebagai pribadi yang gemar berpuasa, rajin melakukan salat malam, dan sangat memelihara silaturahmi. Keberaniannya dalam membela kebenaran juga tak perlu diragukan.
Ia membagi malamnya menjadi tiga bagian, dengan menghabiskan waktu untuk berdiri, rukuk, dan sujud dalam salat hingga pagi menjelang. Dedikasinya terhadap agama Islam dibuktikan dengan meriwayatkan 33 hadits dari Rasulullah SAW.
Didikan Keras Sang Ayah dan Kasih Sayang Sang Ibu
Saat memasuki usia dewasa, Abdullah bin Al-Zubair selalu mendampingi ayahnya, Al-Zubair bin Al-Awwam, dalam berbagai peperangan. Al-Zubair, seorang panglima perang yang tangguh, mendidik putranya menjadi seorang perwira yang berani dan disiplin.
Namun, sifat keras Al-Zubair terhadap istrinya, Asma binti Abu Bakar, membuat Abdullah terusik. Ia tak rela melihat ibunya menderita akibat perlakuan kasar ayahnya. Suatu hari, ketika mendengar ibunya meminta tolong, Abdullah nekat masuk ke kamar untuk menenangkan ibunya.
Ayahnya mengancam, "Jika kau berani masuk, ibumu aku talak."
Tanpa gentar, Abdullah tetap masuk ke kamar ibunya. Ancaman ayahnya pun menjadi kenyataan, Asma bercerai dengan Al-Zubair.
Setelah perpisahan itu, Asma hidup bersama putranya, Abdullah bin Al-Zubair. Ia mencurahkan seluruh kasih sayangnya untuk mendidik Abdullah menjadi pribadi yang kuat, teguh pendirian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan dan kemuliaan.
Memimpin sebagai Khalifah yang Berwibawa
Abdullah bin Al-Zubair akhirnya menapaki jalan kepemimpinan. Ia menjadi khalifah yang disegani dan dihormati. Di masa kekhalifahannya, hampir seluruh wilayah tunduk kepadanya, kecuali Syam dan Mesir yang masih setia kepada Mu’awiyah bin Yazid.
Namun, setelah Mu’awiyah meninggal, penduduk Syam dan Mesir pun akhirnya mengalihkan kesetiaan mereka kepada Abdullah bin Al-Zubair.
Kehebatan dan Keunikan Abdullah bin Al-Zubair
Keberanian dan kepiawaian Abdullah bin Al-Zubair tidak hanya terpancar dalam memimpin, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Ia dikenal sebagai penunggang kuda yang tangkas dan ahli strategi perang.
Kisah kepahlawanannya terukir dalam berbagai riwayat. Salah satunya adalah ketika Rasulullah SAW berbekam, beliau meminta Abdullah untuk membuang darah bekas bekaman tersebut ke tempat yang tersembunyi.
Namun, Abdullah justru meminum darah tersebut. Rasulullah SAW bertanya, "Apakah engkau telah meminumnya?" Abdullah menjawab, "Ya."
Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan celaka karenamu dan engkau akan celaka karena manusia."
Kisah ini menunjukkan bahwa Abdullah bin Al-Zubair memiliki kekuatan yang luar biasa, yang mungkin berasal dari darah Rasulullah SAW.
Selain itu, Abdullah bin Al-Zubair juga dikenal karena ketaatannya dalam menjalankan ibadah. Ia dikenal sebagai pribadi yang tak kenal lelah dalam beribadah, bahkan ketika banjir menenggelamkan Ka’bah, ia tetap melakukan thawaf dengan berenang.
Ia juga menjadi orang pertama yang menutup Ka’bah dengan kain sutra, dan membuat kelambu Ka’bah dari bulu dan kulit.
Sebuah Legenda yang Tak Terlupakan
Abdullah bin Al-Zubair merupakan sosok yang luar biasa. Ia adalah seorang sahabat Nabi yang taat, seorang pejuang yang tangguh, dan seorang pemimpin yang berwibawa. Kisahnya menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk senantiasa berjuang membela kebenaran dan menjalankan perintah Allah SWT.
Kelahirannya di Madinah menorehkan sejarah penting bagi umat Islam, dan namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam.