ERAMADANI.COM, HALMAHERA SELATAN – Musibah gempa bumi yang porak-porandakan Halmahera Selatan dengan kekuatan 7.2 SR timbulkan duka bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kerusakan dan Korban Jiwa terus berjatuhan akibat musibah ini. Bahkan Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba menetapkan status tanggap darurat penanggulangan bencana selama tujuh hari.
Status tanggap darurat ini dimulai sejak Senin (15/7) lalu hingga Ahad (21/7) besok.
Melihat situasi pasca gempa bumi Halmahera Selatan yang begitu genting, organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak tinggal diam.
ACT tergerak melakukan aksi sosial dengan mendistribusikan air mineral, kebutuhan pokok sehari-hari, alat mandi, peralatan tidur, kebutuhan sanitasi dan laini-lain.
Sebanyak 300 kepala keluarga di Desa Mafa, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan langsung menerima bantuan dari Aksi Cepat Tanggap.
Menurut informasi lapangan tim kemanusiaan ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Maluku Utara (MRI Malut), beberapa warga masyarakat telah tampak beraktivitas kembali di kampung.
Hal itu karena sebagian besar masyarakat telah di evakuasi ke lokasi yang lebih aman di Gunung.
Kelangkaan Pasca Gempa Bumi
Pasca gempa, terjadi kelangkaan air untuk dikonsumsi warga. Air di pemukiman warga menjadi keruh sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
“Setelah gempa sumber air bersih warga menjadi keruh dan sangat sulit untuk di dapat” ungkap Rachmat Junaidy, Anggota Dinas Kesehatan Halmahera Selatan kepada jurnalis Eramadani.
Tidak hanya kelangkaan air bersih, terhitung masih banyak jenis bantuan yang dibutuhkan warga.
Hal tersebut diantaranya makanan siap santap, selimut, perlengkapan bayi, dan kebutuhan sanitasi. Semuanya menjadi barang yang sangat mendesak bagi korban gempa detik ini.
Akses untuk masuk ke sejumlah lokasi terdampak pun cukup sulit. Tidak jarang untuk menjangkau desa tertentu para relawan dan petugas medis harus menggunakan kapal cepat.
“Butuh bahan bakar yang cukup untuk menuju desa-desa terdampak gempa. Sedangkan , faktanya bahan bakar lebih banyak tersedia di kota”, tambah Rachmat.
Himbauan BMKG
Di lokasi terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan menjauhi bangunan-bangunan yang telah retak akibat gempa bumi.
‘”Masyarakat bila rumahnya sudah retak dan tidak layak dihuni baiknya berkumpul dengan saudara-saudara yang lain di pengungsian yang disediakan oleh pemerintah”, jelas Daryono Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
Hal tersebut guna menghindari runtuhnya bangunan ketika terjadi gempa susulan. (HAD)