ERAMADANI.COM – Cloudflare, infrastruktur penting yang mengalirkan sebagian besar trafik internet dunia, mengalami gangguan besar pada Selasa lalu. Insiden tersebut membuat berbagai situs menampilkan pesan error dan pemilik situs tidak dapat mengakses dasbor kinerja mereka.
Laporan gangguan muncul sekitar pukul 11.48 waktu London. Downdetector mencatat lonjakan laporan Cloudflare yang bersamaan dengan sulitnya mengakses platform besar seperti X dan OpenAI. Banyak pengguna dari berbagai negara ikut terdampak.
Respons Cepat Cloudflare
Sekitar pukul 14.48 waktu London, Cloudflare mengumumkan bahwa mereka telah menerapkan perbaikan. “Perbaikan sudah kami terapkan dan kami yakin insiden ini teratasi. Kami terus memantau layanan agar semuanya kembali normal,” tulis perusahaan.
Meski layanan mulai stabil, Cloudflare menyebut penyebab lonjakan lalu lintas yang tidak biasa itu masih dalam investigasi. Mereka menegaskan bahwa seluruh tim fokus memulihkan arus lalu lintas sebelum menyelidiki akar masalah.
Dampak hingga Asia Tenggara dan Indonesia
Gangguan ini tidak hanya dirasakan di Eropa atau Amerika. Pengguna di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, juga melaporkan masalah koneksi yang terjadi hampir bersamaan. Indikasi awal mengarah pada gangguan infrastruktur regional Cloudflare, terutama pusat data di Singapura. Karena node Singapura menjadi hub internet terbesar di kawasan, gangguan di sana langsung memengaruhi kualitas koneksi di Indonesia.
Pada hari yang sama, Cloudflare memang menjadwalkan pemeliharaan di beberapa pusat data seperti Tahiti, Los Angeles, Atlanta, dan Santiago. Namun, belum ada kepastian apakah pemeliharaan tersebut terkait dengan insiden global ini.
Cloudflare, “Raksasa yang Tak Terdengar”
Melansir dari suara.com Bagi masyarakat umum, nama Cloudflare mungkin tidak terlalu dikenal. Namun, Profesor Alan Woodward dari Surrey Centre for Cyber Security menyebut perusahaan ini sebagai “perusahaan terbesar yang tidak pernah Anda dengar.”
Cloudflare berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, dan menyediakan layanan Content Delivery Network (CDN) serta keamanan siber. Dengan lebih dari 300 pusat data di 120 negara, Cloudflare bertindak sebagai perantara antara pengguna dan server, memastikan akses cepat sekaligus aman.

