• Tentang Kami
  • Berita
  • Inspirasi
  • Harmoni
  • Wisata Halal
  • Warga Net
  • Tim Redaksi
No Result
View All Result
Era Madani
  • Bali
  • Berita
  • Kabar
  • Featured
  • Inspirasi
  • Harmoni
  • Budaya
  • Pariwisata
  • Sejarah
  • Gagasan
  • Warga Net
  • Wisata Halal
Era Madani
  • Tentang Kami
  • Berita
  • Inspirasi
  • Harmoni
  • Wisata Halal
  • Warga Net
  • Tim Redaksi
    animate
No Result
View All Result
Era Madani
No Result
View All Result
Kisah Inspiratif Dua Bersaudari Asal Buton Menunaikan Ibadah Haji di Usia Muda

Kisah Inspiratif Dua Bersaudari Asal Buton Menunaikan Ibadah Haji di Usia Muda

fatkur rohman by fatkur rohman
in Inspirasi
0 0
0
332
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Makkah, Arab Saudi – Nur Rahmah Musa dan Siti Mardhatillah Musa, dua bersaudari asal Buton, Sulawesi Tenggara, menorehkan kisah inspiratif dalam perjalanan spiritual mereka. Keduanya berhasil menunaikan ibadah haji di usia relatif muda, sebuah pencapaian yang dilandasi oleh nasihat orang tua dan tekad kuat untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Kisah perjalanan spiritual mereka ini menjadi bukti bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita mulia, termasuk menunaikan rukun Islam yang kelima ini.

Rahmah, sang kakak, mengungkapkan bahwa niat untuk menunaikan ibadah haji di usia muda bukanlah sesuatu yang terlintas begitu saja. "Saya sebenarnya sudah sering dinasihati orang tua," ujarnya saat diwawancarai di Makkah. "Orang tua bilang, ‘Kamu ke mana-mana sudah, haji belum’," kenang Rahmah, menggambarkan dorongan kuat dari orang tuanya yang menjadi titik awal perjalanan spiritualnya.

Perjalanan Rahmah sebelum menunaikan ibadah haji cukup panjang dan beragam. Perempuan berusia 40 tahun ini telah menjelajahi lebih dari 20 negara di berbagai benua, mulai dari Afrika, Asia, Australia, hingga Eropa. Namun, pengalaman luas tersebut tak lantas membuatnya merasa cukup. Pengalaman umrah pertamanya pada tahun 2019 bersama kedua orang tuanya justru menjadi penanda penting, menumbuhkan kerinduan mendalam untuk kembali ke Tanah Suci dan menunaikan ibadah haji.

Keinginan untuk berhaji semakin menguat setelah dua adiknya mendaftar haji reguler pada tahun 2021. Hal ini semakin memperkuat tekad Rahmah untuk segera menunaikan ibadah haji. Pada tahun 2022, ia memutuskan untuk menyisihkan penghasilannya dan mendaftar sebagai jemaah haji khusus. Awalnya, ia berniat mengajak kedua orang tuanya untuk berangkat bersama. Namun, karena orang tuanya telah menunaikan ibadah haji sebelumnya, niat tersebut urung terlaksana. Rahmah kemudian mengalihkan fokusnya kepada adik bungsunya, Mardha.

Dengan penuh kesabaran dan bujukan, Rahmah berhasil mengajak Mardha untuk mendaftar haji khusus bersamanya. "Karena saya bujukin terus, akhirnya dia mau. Jadi waktu itu kita DP bareng-bareng," cerita Rahmah, menggambarkan kebersamaan dan dukungan yang terjalin di antara mereka berdua. Keduanya kemudian bergabung sebagai jemaah haji khusus melalui Aida Tourindo Wisata.

Kisah Inspiratif Dua Bersaudari Asal Buton Menunaikan Ibadah Haji di Usia Muda

Keputusan untuk memilih jalur haji khusus didasari oleh pertimbangan matang. Rahmah menyadari bahwa proses haji reguler memiliki tantangan tersendiri, terutama terkait keterbatasan fasilitas. "Saya tahu haji reguler itu berat. Terutama tidak semua orang bisa menoleransi fasilitas yang serba terbatas," jelasnya. "Dan kebetulan rezekinya ada untuk haji khusus. Namanya kita baru pertama haji, benar-benar pengen fokus beribadah, tenang juga ya. Kalau dengan fasilitas yang serba minimalis seperti itu, ya pastinya akan mengganggu. Jadi saya memilih, ya sudah lewat haji khusus. Mungkin akan bayar lebih, tapi semuanya sepadan," tambahnya.

Perjalanan menuju Tanah Suci tak selalu mulus. Rahmah dan Mardha awalnya mendaftar melalui travel haji dan umrah lain pada tahun 2022. Namun, di pertengahan tahun 2024, mereka memutuskan untuk berpindah ke Aida Tourindo Wisata karena tawaran harga yang lebih terjangkau dengan fasilitas dan kenyamanan yang setara.

Setelah mendapatkan kepastian keberangkatan pada tahun 2025, Rahmah dan Mardha tidak melakukan persiapan khusus yang berlebihan. Keduanya telah memiliki kebiasaan hidup sehat, termasuk rutin berolahraga. Meskipun tinggal di kota yang berbeda – Rahmah sebagai PNS di Kalimantan dan Mardha sebagai dosen di Tangerang – keduanya saling mendukung dan memotivasi untuk menjaga kebugaran tubuh.

"Saya rutin lari di luar rumah, biasanya lari 30 menit sebelum berangkat kerja. Kalau dia (Mardha) dulu buat menurunkan berat badan," ungkap Rahmah, menggambarkan komitmen mereka terhadap gaya hidup sehat.

Kebugaran fisik yang terjaga terbukti sangat membantu selama pelaksanaan ibadah haji. Rahmah dan Mardha mampu menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan lancar, tanpa mengalami kesulitan berarti. "Semua rangkaian ibadah haji bisa saya jalani dengan baik, tanpa ngos-ngosan. Saya tidak perlu effort yang luar biasa untuk menjalani semua rangkaian ibadah haji," tuturnya dengan penuh syukur.

Pengalaman menunaikan ibadah haji di usia muda ini semakin memperkuat keyakinan Rahmah akan pentingnya berhaji di usia produktif. "Ibadah haji itu berat karena butuh kesiapan fisik. Di usia tua, fungsi-fungsi tubuh sudah menurun, termasuk tenaga. Jadi selagi kita mampu di usia muda, sebaiknya ibadah haji dilakukan secepatnya," pungkas Rahmah, memberikan pesan berharga bagi mereka yang memiliki kemampuan finansial dan fisik yang memadai.

Kisah Rahmah dan Mardha bukan sekadar perjalanan spiritual individu, melainkan juga inspirasi bagi banyak orang. Mereka membuktikan bahwa dengan perencanaan yang matang, tekad yang kuat, dan dukungan keluarga, cita-cita untuk menunaikan ibadah haji di usia muda dapat terwujud. Kisah mereka menjadi pengingat akan pentingnya merencanakan ibadah haji sedini mungkin, sekaligus menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Keberhasilan mereka juga menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran fisik sebagai modal utama dalam menjalankan ibadah haji yang penuh tantangan fisik dan mental. Semoga kisah inspiratif ini dapat memotivasi banyak orang untuk segera menunaikan rukun Islam yang kelima ini.

Previous Post

Doa dan Harapan di Ujung Sekolah Dasar: Refleksi Perpisahan Kelas 6

Next Post

Potensi Pemangkasan Kuota Haji 50% dan Kekhawatiran Saudi atas Kesehatan Jemaah Indonesia

fatkur rohman

fatkur rohman

Next Post
Potensi Pemangkasan Kuota Haji 50% dan Kekhawatiran Saudi atas Kesehatan Jemaah Indonesia

Potensi Pemangkasan Kuota Haji 50% dan Kekhawatiran Saudi atas Kesehatan Jemaah Indonesia

Madinah Pra-Islam: Perpaduan Budaya, Agama, dan Konflik di Yatsrib

Madinah Pra-Islam: Perpaduan Budaya, Agama, dan Konflik di Yatsrib

Arab Saudi Resmi Buka Musim Umrah 1447 H: Digitalisasi dan Layanan Prima Jadi Fokus Utama

Arab Saudi Resmi Buka Musim Umrah 1447 H: Digitalisasi dan Layanan Prima Jadi Fokus Utama

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook Twitter Youtube Vimeo Instagram

Category

  • Bali
  • Berita
  • Budaya
  • Featured
  • Gagasan
  • Geopolitik, Kepemimpinan, Kaderisasi, Strategi Partai, Identitas Keumatan, Jaringan Global, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
  • Harmoni
  • Headline
  • Inspirasi
  • Kabar
  • Mancanegara
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sejarah
  • Sponsored
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Warga Net
  • Wisata Halal

© 2020 EraMadani - Harmoni dan Inspirasi.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • TENTANG KAMI
  • BERITA
  • BALI
  • KABAR
  • FEATURED
  • TIM REDAKSI

© 2020 EraMadani - Harmoni dan Inspirasi.