Makkah, 3 Juni 2025 – Terik matahari Makkah yang menyengat kulit, seakan menjadi latar belakang bagi kesibukan ribuan jemaah haji yang bersiap menghadapi puncak ibadah haji: wukuf di Arafah. Di tengah hiruk pikuk aktivitas dan kepadatan jemaah di Hotel Al-Hulafa Al-Fady No. 221, Sektor 2, Makkah, Selasa (3/6/2025), anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Sari Yuliati, hadir membawa pesan penuh makna bagi jemaah haji asal Nusa Tenggara Barat (NTB): menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Kunjungannya bukan sekadar pengawasan formal, melainkan perhatian personal yang menyentuh hati para jemaah yang tengah menantikan momen sakral tersebut.
Sari Yuliati, yang ditemui wartawan di lokasi, menyampaikan gambaran umum kondisi jemaah NTB yang ditemuinya. "Alhamdulillah, kondisi jemaah dari NTB yang kami temui secara umum sangat baik," ujarnya. Ia mencatat bahwa permasalahan yang sempat muncul, seperti kendala terkait Kartu Nusuk dan akomodasi, telah ditangani dengan baik oleh pihak terkait. Namun, di balik laporan yang tampak lancar ini, Sari Yuliati menyadari bahwa tantangan sesungguhnya baru akan dimulai. Arafah, Muzdalifah, dan Mina – tiga lokasi yang menjadi simbol ujian fisik dan spiritual dalam ibadah haji – menanti di depan mata.
Antisipasi terhadap tantangan fisik yang akan dihadapi para jemaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina menjadi fokus utama pesan Sari Yuliati. Ia menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik sebelum memasuki rangkaian puncak ibadah haji tersebut. "Sebelum ke Arafah, mohon jaga kondisi tubuh. Kurangi aktivitas di luar hotel, apalagi di bawah terik matahari. Perbanyak istirahat, agar saat wukuf nanti, kita dalam keadaan yang benar-benar siap dan prima," pesannya dengan penuh perhatian. Imbauan ini disampaikan dengan kesadaran akan beban fisik yang akan ditanggung para jemaah, terutama mengingat kondisi cuaca ekstrim di Makkah saat ini.
Lebih dari sekadar nasihat kesehatan fisik, Sari Yuliati juga menyoroti pentingnya kesehatan mental dan spiritual dalam menjalankan ibadah haji. Ia memahami bahwa haji bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh ujian. "Kadang ada hal-hal kecil yang bisa membuat hati tidak nyaman," katanya. "Tapi ingat, haji ini ibadah yang penuh ujian. Mari kita hadapi dengan sabar, tawakal, dan berserah diri kepada Allah. Semoga kita semua mendapat haji yang mabrur," ujarnya seraya memanjatkan doa bagi para jemaah. Pesan ini mengarahkan jemaah untuk mempersiapkan diri secara mental menghadapi potensi kesulitan dan tantangan yang mungkin muncul selama pelaksanaan ibadah.
Kunjungan Sari Yuliati bersama anggota Timwas Haji DPR RI lainnya, Adies Kadir, Aprozi Alam, dan Zigo Rolanda, bukan hanya sekadar kunjungan protokoler. Kehadiran mereka di tengah-tengah jemaah lansia yang tampak kelelahan dan petugas yang sibuk melayani, memberikan suasana yang lebih humanis dan menenangkan. Hal ini menunjukkan komitmen Timwas Haji DPR RI untuk tidak hanya mengawasi secara administratif, tetapi juga memberikan dukungan moral dan perhatian langsung kepada para jemaah. Kehadiran mereka menjadi pengingat bahwa di balik kemegahan dan kesakralan ibadah haji, kesehatan fisik dan ketenangan jiwa merupakan fondasi utama keberhasilan menunaikan rukun Islam kelima ini.
Timwas Haji DPR RI, melalui kunjungan langsung ini, melakukan pemantauan untuk memastikan seluruh layanan bagi jemaah Indonesia berjalan sesuai standar terbaik, khususnya menjelang puncak ibadah haji. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjamin kelancaran dan kenyamanan jemaah Indonesia dalam menjalankan ibadah haji. Pemantauan langsung ini juga memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi jemaah di lapangan, sehingga langkah-langkah antisipatif dapat dilakukan jika ditemukan permasalahan.
Lebih jauh, kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat komunikasi dan membangun kepercayaan antara pemerintah dan jemaah. Dengan berinteraksi langsung, Timwas Haji DPR RI dapat mendengarkan keluhan dan aspirasi jemaah secara langsung, sehingga dapat memberikan solusi yang tepat dan efektif. Hal ini juga menunjukkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam menangani pengelolaan haji.
Dalam konteks yang lebih luas, kunjungan ini juga menunjukkan perhatian negara terhadap warga negaranya yang sedang menjalankan ibadah haji. Hal ini merupakan wujud nyata dari pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Pemerintah tidak hanya bertanggung jawab untuk memfasilitasi keberangkatan jemaah haji, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan mereka selama berada di tanah suci.
Selain itu, pesan Sari Yuliati tentang pentingnya menjaga kesehatan dan ketenangan jiwa juga dapat diinterpretasikan sebagai bentuk dukungan psikologis bagi para jemaah. Ibadah haji merupakan perjalanan yang melelahkan dan menantang, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, dukungan psikologis sangat diperlukan untuk membantu jemaah mengatasi stres dan menjaga keseimbangan emosional mereka.
Kesimpulannya, kunjungan Timwas Haji DPR RI, khususnya Sari Yuliati, ke jemaah haji NTB di Makkah bukan hanya sekadar kegiatan pengawasan rutin. Lebih dari itu, kunjungan ini menunjukkan perhatian yang tulus dan komitmen nyata pemerintah dalam menjamin kelancaran dan kenyamanan jemaah haji Indonesia dalam menjalankan ibadah haji. Pesan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani bukan hanya sekedar imbauan, melainkan refleksi dari pentingnya keseimbangan antara persiapan fisik dan mental dalam menjalani ibadah haji yang sakral dan menantang ini. Semoga semua jemaah haji Indonesia diberikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah haji hingga kembali ke tanah air dengan haji yang mabrur.