Puasa Tarwiyah, yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, satu hari sebelum Hari Arafah, merupakan puasa sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Meskipun tidak ada hadits sahih yang secara eksplisit menyebut puasa Tarwiyah, amal ibadah ini tercakup dalam anjuran Rasulullah SAW untuk berpuasa pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, periode yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Hadits dari Hafshah RA, yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Nasai, menyebutkan, "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, puasa hari Asyura, puasa 1-8 Dzulhijjah, puasa tiga hari tiap bulan dan dua rakaat sebelum fajar." Anjuran ini mengukuhkan kedudukan puasa Tarwiyah sebagai bagian integral dari rangkaian ibadah sunnah yang dianjurkan di bulan penuh berkah ini. Puasa Tarwiyah, yang dikerjakan dua hari sebelum Idul Adha, diyakini memiliki keistimewaan tersendiri dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Waktu berbuka puasa, termasuk saat berbuka puasa Tarwiyah, merupakan momen yang mustajab untuk berdoa. Kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh umat Islam untuk memanjatkan doa-doa kepada Allah SWT, memohon ampunan dan ridho-Nya. Doa buka puasa Tarwiyah sendiri, secara lafal, tidak berbeda dengan doa buka puasa pada umumnya. Namun, nilai spiritualnya bertambah berlipat ganda karena diiringi dengan niat menjalankan puasa sunnah Tarwiyah.
Berikut beberapa lafal doa buka puasa yang dapat diamalkan saat berbuka puasa Tarwiyah, beserta transliterasi latin dan artinya:
1. Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah:
- Arab: ذاهبَ الذَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
- Latin: Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.
- Artinya: "Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan, semoga telah teteap pahala, jika Allah menghendaki."

Doa ini merupakan doa yang ringkas namun sarat makna. Ia mencerminkan syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT setelah seharian berpuasa, sekaligus harapan akan tercapainya pahala atas ibadah yang telah dijalankan. Kesederhanaan lafalnya memudahkan pengucapan dan penghafalan, sehingga dapat diamalkan dengan mudah oleh seluruh kalangan. Keaslian doa ini telah teruji dan menjadi rujukan utama bagi banyak ulama.
2. Doa Buka Puasa Versi Kedua:
- Arab: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
- Latin: Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin.
- Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang."
Doa ini lebih panjang dan lebih eksplisit dalam menyatakan keimanan dan ketawakalan kepada Allah SWT. Penggunaan kalimat "wabika amantu" (dan kepada-Mu aku beriman) menunjukkan ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta. Namun, perlu dicatat bahwa Al-Mulla Ali Al-Qaari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih menyatakan bahwa tambahan "wabika aamantu" tidak memiliki dasar yang kuat dalam hadits, meskipun secara makna tetap relevan dengan konteks berbuka puasa.
3. Doa Buka Puasa Versi Ketiga:
- Arab: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الذَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
- Latin: Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya allah.
- Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa dan hanya kepada-Mu aku beriman dan atas rezeki-Mu aku berbuka, hilanglah dahaga dan pulihkanlah kembali semua otot serta tetaplah pahala, jika Allah menghendaki."
Doa ini menggabungkan unsur-unsur dari dua doa sebelumnya. Ia memuat ungkapan syukur atas hilangnya dahaga dan harapan akan tertetapnya pahala, sekaligus menegaskan keimanan dan ketawakalan kepada Allah SWT. Penggunaan kalimat yang lebih lengkap memberikan nuansa yang lebih komprehensif dalam mengungkapkan rasa syukur dan harapan.
Ketiga doa di atas dapat diamalkan saat berbuka puasa Tarwiyah. Pilihan lafal doa diserahkan kepada masing-masing individu sesuai dengan pemahaman dan kenyamanan. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan khusyuk dalam berdoa, memohon ampunan dan ridho Allah SWT.
Selain membaca doa, terdapat beberapa adab (tata krama) berbuka puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yang juga berlaku saat berbuka puasa Tarwiyah:
Adab Buka Puasa:
-
Menyegerakan Berbuka: Rasulullah SAW menganjurkan untuk segera berbuka puasa begitu waktu Maghrib tiba. Hadits dari Sahl bin Sa’ad menyatakan, "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Darimi, Malik, Baihaqi, Ahmad, dan Tirmidzi). Hal ini menunjukkan pentingnya menghargai waktu dan memanfaatkan momen berbuka sebagai tanda syukur atas nikmat Allah SWT.
-
Membaca Basmalah Sebelum Makan: Sebelum menyantap makanan, dianjurkan untuk membaca basmalah ("Bismillah"), sebagai bentuk mengingat Allah SWT dan memohon berkah-Nya atas makanan yang akan dikonsumsi. Hadits dari Umar bin Abi Salamah menggambarkan teladan Rasulullah SAW dalam hal ini.
-
Membaca Doa Berbuka Puasa: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, membaca doa saat berbuka puasa merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang yang berpuasa saat berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan Tirmidzi). Ini menunjukkan keutamaan doa yang dipanjatkan saat berbuka puasa.
-
Berbuka dengan Kurma atau Air: Rasulullah SAW biasa berbuka dengan kurma, baik kurma segar maupun kurma kering, atau jika tidak ada keduanya, cukup dengan air putih. Hadits dari Anas bin Malik menjelaskan kebiasaan Rasulullah SAW ini. Kurma dipilih karena mengandung nutrisi yang baik untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
-
Shalat Maghrib Dulu, Lalu Makan Besar: Setelah berbuka dengan makanan ringan, seperti kurma dan air, Rasulullah SAW melaksanakan shalat Maghrib terlebih dahulu. Namun, jika hidangan utama sudah tersedia saat waktu berbuka, maka beliau menganjurkan untuk makan terlebih dahulu agar tidak tergesa-gesa dalam ibadah. Prioritas tetap diberikan kepada shalat sebagai rukun Islam yang wajib dikerjakan.
Dengan memahami dan mengamalkan doa dan adab berbuka puasa, termasuk saat berbuka puasa Tarwiyah, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah puasa sunnah mereka dan meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Semoga uraian di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang doa dan adab berbuka puasa Tarwiyah, serta menjadi panduan dalam menjalankan ibadah di bulan Dzulhijjah.