Jakarta, – Keutamaan Al-Baqarah ayat 255-257 dalam kehidupan spiritual umat Islam telah lama dikenal luas. Ketiga ayat ini, yang sering dibacakan sebagai dzikir pagi dan petang, merupakan rangkaian ayat yang sarat makna, menawarkan pemahaman mendalam tentang kekuasaan Ilahiah, perlindungan bagi orang beriman, dan kebebasan memilih keyakinan. Ayat 255, yang lebih dikenal sebagai Ayat Kursi, menjadi inti dari rangkaian ini, sementara ayat 256 dan 257 melengkapi dengan penjelasan tentang kebebasan beragama dan konsekuensi pilihan spiritual. Berikut uraian lengkap mengenai ketiga ayat tersebut, meliputi teks Arab, transliterasi Latin, terjemahan Indonesia, serta tafsirnya yang dirujuk dari sumber resmi Kementerian Agama Republik Indonesia.
Teks Arab, Transliterasi Latin, dan Terjemahan Al-Baqarah Ayat 255-257:
(Catatan: Penulisan teks Arab di sini tidak mungkin direplikasi karena keterbatasan platform. Silakan merujuk pada Al-Qur’an terbitan resmi untuk teks Arab yang akurat.)
Ayat 255 (Ayat Kursi):
Transliterasi Latin (perkiraan): Allah la ilaha illa huwa al-hayul-qayyum la ta’khuzuhu sinatuw wa la nawm lahu ma fis-samawati wa ma fil-ardh man dhalladzi yasyfa’u ‘indahuu illa bi-idznihi ya’lamu ma baina aydihim wa ma khalfahum wa la yuhithuna bisyay-im min ‘ilmihi illa bima syaya’ wasi’a kursiyyuhus-samawati wal-ardh wa la ya’uduhu hifzhuhuma wa huwal-‘aliyyul-‘azhim.
Terjemahan Indonesia: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Hidup, Yang Berdiri Sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Ayat 256:
Transliterasi Latin (perkiraan): La ikraha fid-din qad tabayyana ar-rusydu minal-ghayy fa man yakfur bit-thagut wa yu’min billah fa qad istamsaka bil-‘urwatil-wutsqa laa infishâama lah wa-llahu sami’un ‘alim.
Terjemahan Indonesia: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat 257:
Transliterasi Latin (perkiraan): Allah waliyyulladhina amanu yukhrijuhum minadh-dhulumati ilan-nur walladhina kafaruu auliya’uhumuth-thagutu yukhrijunahum minan-nuri iladh-dhulumati ula’ika ash-habun-nar hum fiha khalidun.
Terjemahan Indonesia: Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung mereka adalah Thaghut; mereka mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Tafsir dan Kandungan Ayat Al-Baqarah 255-257:
Ayat 255 (Ayat Kursi): Gambaran Kemahakuasaan Allah yang Tak Terbatas
Ayat Kursi, sebagai jantung dari rangkaian ini, mengungkapkan secara gamblang kemahakuasaan dan keesaan Allah SWT. Frasa "Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia," menegaskan tauhid, landasan utama dalam Islam. Keesaan Allah bukan hanya dalam arti ketidakbertuhanan selain-Nya, tetapi juga mencakup kekuasaan dan keberadaan-Nya yang mutlak dan tak terbatas.
Sifat Allah sebagai al-Hayyul-Qayyum (Maha Hidup, Yang Berdiri Sendiri) menunjukkan keberadaan-Nya yang abadi dan tidak bergantung pada apapun. Dia tidak terikat oleh waktu atau ruang, tidak pernah mengantuk atau tidur, sehingga pengurusan alam semesta berjalan tanpa henti dan sempurna.
Penguasaan Allah atas langit dan bumi menunjukkan kekuasaan-Nya yang absolut. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Konsep syafaat (pertolongan) yang hanya terjadi dengan izin-Nya menegaskan bahwa semua pertolongan berasal dari-Nya.
Ilmu Allah tak terbatas, sedangkan ilmu manusia sangat terbatas. Manusia hanya mengetahui sebagian kecil dari ilmu-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya. Metafora kursi (kursiyy) bukan merujuk pada kursi secara harfiah, melainkan melambangkan kekuasaan dan jangkauan ilmu Allah yang meliputi seluruh alam semesta. Kemampuan Allah untuk memelihara langit dan bumi tanpa merasa berat menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terhingga.
Ayat 256: Kebebasan Beragama dan Kekuatan Iman
Ayat ini menekankan prinsip penting dalam Islam, yaitu kebebasan beragama. Tidak ada paksaan dalam agama, sehingga pilihan untuk beriman atau tidak beriman merupakan hak individu. Kebenaran (rusydu) telah jelas terpisah dari kesesatan (ghayy), memberi kesempatan bagi setiap individu untuk memilih jalan hidupnya.
Konsep tagut merujuk pada sesuatu yang disembah selain Allah, seperti berhala, ideologi sesat, atau kekuasaan tiranik. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan tagut dan beriman kepada Allah telah berpegang pada tali yang kuat (urwatul wutsqa), metafora untuk iman yang kokoh dan tidak akan putus. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, mengamati setiap perbuatan dan niat manusia.
Ayat 257: Perlindungan Allah bagi Orang Beriman dan Hukuman bagi Orang Kafir
Ayat ini menjelaskan perbedaan nasib antara orang beriman dan orang kafir. Allah adalah pelindung orang-orang beriman, mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Sebaliknya, orang-orang kafir dilindungi oleh thagut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan. Mereka akan menghuni neraka dan kekal di dalamnya.
Perbedaan ini menunjukkan konsekuensi dari pilihan spiritual. Iman yang kuat akan memberikan perlindungan dan petunjuk dari Allah, sementara kekafiran akan mengarah pada kehancuran dan siksa di akhirat. Ayat ini juga mengingatkan pentingnya mempertahankan iman dan menjauhi segala bentuk kesesatan.
Kesimpulan:
Al-Baqarah ayat 255-257 merupakan rangkaian ayat yang sangat penting dalam Islam. Ayat ini tidak hanya mengungkapkan kebesaran Allah SWT, tetapi juga mengajarkan tentang kebebasan beragama, pentingnya iman yang kuat, dan konsekuensi dari pilihan spiritual. Ketiga ayat ini layak untuk direnungkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai benteng perlindungan bagi umat beriman. Semoga uraian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan keutamaan dari ayat-ayat tersebut.