Jakarta – Kalimat "Bismillahirrahmanirrahim," atau "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," merupakan ungkapan sakral bagi umat Muslim. Lebih dari sekadar kebiasaan, ucapan ini merupakan manifestasi penyerahan diri kepada Allah SWT dan permohonan keberkahan atas segala aktivitas, dari hal-hal sepele seperti makan dan minum hingga urusan-urusan besar seperti memulai pekerjaan atau perjalanan jauh. Keutamaan ucapan ini tidak hanya terpatri dalam praktik keagamaan sehari-hari, tetapi juga termaktub dalam wahyu Ilahi. Firman Allah SWT dalam Surah An-Naml ayat 30 menjadi bukti sahihnya:
(Teks Arab dan terjemahannya di sini harus ditulis dengan huruf Arab yang benar dan terjemahan yang akurat, bukan transliterasi yang kurang tepat seperti pada teks sumber. Karena keterbatasan saya sebagai AI, saya tidak dapat menampilkan huruf Arab. Silakan konsultasikan dengan sumber Al-Qur’an yang terpercaya untuk mendapatkan penulisan dan terjemahan yang akurat.)
Ayat tersebut menceritakan bagaimana Nabi Sulaiman AS memulai suratnya dengan menyebut asma Allah, menunjukkan penghormatan dan harapan akan rahmat-Nya. Hal ini menjadi teladan bagi seluruh umat Muslim untuk senantiasa memulai segala aktivitas dengan menyebut nama Allah.
Kisah-kisah nyata yang tak terhitung jumlahnya menunjukkan dampak luar biasa dari kebiasaan membaca "Bismillah" sebagai wasilah pertolongan dan jalan terbukanya kebaikan. Salah satu kisah inspiratif yang menonjolkan keajaiban ini diambil dari buku "Kumpulan Kisah Teladan" karya Prof. Dr. HM Hasballah Thaib, MA dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D. Kisah ini mengungkapkan kekuatan iman yang tak tergoyahkan dan pertolongan Allah SWT yang melampaui batas kemampuan manusia.
Perbedaan Iman dalam Sebuah Rumah Tangga
Kisah ini berlatar belakang sebuah keluarga di suatu tempat yang dirahasiakan identitasnya. Pasangan suami istri dalam kisah ini memiliki perbedaan sikap yang sangat mencolok terhadap agama. Sang istri, dengan ketaatan dan kelembutan hatinya, selalu memulai setiap aktivitas dengan membaca "Bismillah." Baik saat berbicara, bekerja, atau bahkan sekadar membuka pintu rumah, ucapan tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia meyakini kekuatan doa dan perlindungan Allah SWT.
Bertolak belakang dengan istrinya, sang suami justru menunjukkan sikap apatis dan bahkan sinis terhadap agama. Ia enggan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, sering mengejek kebiasaan istrinya yang selalu membaca "Bismillah." Dengan nada mengejek, ia seringkali melontarkan pertanyaan-pertanyaan sinis seperti, "Bismillah lagi, Bismillah terus. Memangnya bisa bikin hidupmu berubah?" Sikapnya yang penuh dengan ketidakpercayaan dan penghinaan menunjukkan betapa jauhnya ia dari kesadaran spiritual.
Namun, di tengah sikap suaminya yang penuh celaan, sang istri tetap teguh pada pendiriannya. Ia tidak membalas ejekan dan sindiran suaminya. Sebaliknya, ia memilih jalan kesabaran dan terus berdoa agar Allah SWT memberikan hidayah kepada suaminya. Kesabarannya merupakan cerminan keimanan yang kuat dan kepercayaan yang tak tergoyahkan kepada kekuasaan Allah SWT.
Ujian dan Pertolongan Ilahi
Suatu hari, sang suami yang penuh dengan rasa ketidakpercayaan terhadap kekuasaan Allah SWT merencanakan sebuah uji terhadap kebiasaan istrinya. Ia memberikan sejumlah uang kepada istrinya dengan perintah untuk menyimpannya dengan aman. Tanpa sepengetahuan istrinya, ia diam-diam mengamati tempat penyimpanan uang tersebut. Setelah itu, dengan niat jahat, ia mengambil uang tersebut dan membuangnya ke dalam sumur yang berada di belakang rumah mereka.
Beberapa hari kemudian, sang suami meminta kembali uang yang telah ia "titipan" kepada istrinya. Sang istri, tanpa curiga, menuju tempat penyimpanan uang tersebut. Seperti kebiasaannya, ia membaca "Bismillahirrahmanirrahim" sebelum membuka tempat penyimpanan. Betapa terkejutnya sang suami saat melihat uang tersebut masih ada di tempat semula, lengkap dan tak berkurang sedikit pun.
Kejadian ini menimbulkan kebingungan yang mendalam di hati sang suami. Ia tak habis pikir bagaimana uang yang sudah ia buang ke dalam sumur bisa kembali ke tempat penyimpanan semula. Ia akhirnya mengakui perbuatannya kepada istrinya, mengungkapkan bahwa ia telah mengambil dan membuang uang tersebut. Kejadian ini menjadi titik balik dalam kehidupan sang suami.
Hidayah dan Perubahan Hidup
Pengalaman ini membuka mata sang suami. Ia mulai menyadari kekuatan gaib yang terkandung dalam ucapan "Bismillah," sebuah kekuatan yang selama ini ia remehkan. Ia mulai memahami bahwa kebiasaan sederhana yang dilakukan istrinya bukanlah sesuatu yang sepele, melainkan merupakan manifestasi iman dan kepercayaan yang kuat kepada Allah SWT.
Sejak saat itu, terjadi perubahan yang signifikan dalam kehidupan sang suami. Ia mulai menjalankan ibadah, belajar tentang agama Islam dengan lebih mendalam, dan mencontoh kebiasaan istrinya dalam membaca "Bismillah" setiap kali akan memulai sesuatu. Kehidupan rumah tangga mereka pun menjadi lebih harmonis, tenang, dan penuh dengan berkah.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, keimanan, dan kepercayaan kepada Allah SWT. Ucapan "Bismillah," yang mungkin terdengar sederhana, nyatanya memiliki kekuatan yang luar biasa sebagai wasilah datangnya pertolongan dan hidayah dari Allah SWT. Kisah ini juga menunjukkan bahwa kebaikan dan kebenaran akan selalu menang, meskipun harus melewati ujian dan cobaan yang berat. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu mengingat dan mengucapkan "Bismillah" dalam setiap aktivitas kehidupan kita. Wallahu a’lam bisshawab.