Bogor, Jawa Barat – Indonesia kini memiliki aset kebanggaan baru di bidang keagamaan: Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) berkelas dunia yang berlokasi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Peresmian gedung megah empat lantai ini oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pada Desember 2024 menandai tonggak sejarah baru dalam upaya pemerintah memperkuat pemahaman dan pengamalan Islam moderat di Indonesia. Bernaung di bawah Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kementerian Agama, PLKI bukan sekadar gedung baru, melainkan representasi komitmen Indonesia dalam menghadirkan pusat kajian dan pembelajaran Islam yang terintegrasi dan berstandar internasional.
Gedung PLKI yang menelan anggaran Rp 239 miliar ini merupakan hasil perencanaan matang sejak tahun 2020 dan proses pembangunan yang dimulai pada tahun 2023. Arsitektur bangunannya dirancang dengan cermat, memadukan ornamen kaligrafi Islami yang elegan dengan elemen lokal khas budaya Indonesia. Hal ini selaras dengan visi Kementerian Agama untuk memperkuat identitas keislaman yang moderat melalui pendekatan edukatif dan kultural. Kehadiran PLKI diharapkan mampu menjadi rujukan utama bagi pengembangan literasi keagamaan di Indonesia dan bahkan di kancah internasional.
Kepala UPQ, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama, Ismail Nur, dalam wawancara eksklusif dengan detikHikmah pada Selasa (11/2/2025) menjelaskan bahwa PLKI dirancang sebagai pusat literasi komprehensif. "Insyaallah, PLKI ini berkelas dunia, sesuai amanat PMA 14 tahun 2018 tentang pusat layanan atau pusat literasi keagamaan Islam," tegas Ismail. PLKI menyediakan beragam fasilitas dan layanan yang didukung teknologi modern, termasuk galeri, perpustakaan yang lengkap, arsip bersejarah, dan museum yang menyimpan koleksi berharga.
Lebih lanjut, Ismail menjelaskan bahwa PLKI ditujukan untuk memberikan layanan pengetahuan Islam dan kebudayaan Islam kepada masyarakat luas, khususnya terkait Al-Qur’an. Selama tahun 2025, masyarakat dapat mengunjungi PLKI secara gratis. Pemberlakuan tarif masuk kemungkinan akan diterapkan pada tahun berikutnya.
Pengunjung PLKI akan dimanjakan dengan berbagai wahana edukatif dan menarik. Mereka dapat menyaksikan pameran mushaf Al-Qur’an dari berbagai zaman dan daerah, melihat arsip sejarah percetakan Al-Qur’an di Indonesia, mengagumi keindahan kaligrafi Islami, dan mempelajari sejarah perkembangan teknologi percetakan Al-Qur’an melalui koleksi mesin cetak bersejarah. PLKI juga dilengkapi dengan ruang mini teater berkapasitas 200 orang yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti pemutaran film dokumenter, seminar, dan diskusi keagamaan.
Ismail berharap PLKI dapat menjadi pusat rujukan akademik yang kredibel bagi para peneliti, mahasiswa, santri, dan masyarakat umum. "Dengan adanya PLKI, UPQ tidak hanya berperan dalam percetakan Al-Qur’an, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan keilmuan Islam, terutama di bidang studi Al-Qur’an," ujarnya. PLKI diharapkan mampu menjadi pusat riset dan pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan yang berkelanjutan.
Salah satu fungsi utama PLKI tetaplah sebagai pusat percetakan Al-Qur’an. Dengan menggunakan mesin cetak canggih asal Jerman, UPQ menargetkan kapasitas produksi hingga 1,5 juta eksemplar Al-Qur’an per tahun. Kualitas cetakan Al-Qur’an yang dihasilkan diharapkan dapat menyaingi kualitas percetakan Al-Qur’an di Madinah dan Iran, menjadikannya standar kualitas tinggi di tingkat internasional.
Kemenag optimistis bahwa PLKI dan UPQ akan menjadi sumber pendapatan negara sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam mempromosikan Islam moderat di dunia. Komitmen ini dibuktikan dengan produksi mushaf Al-Qur’an Braille untuk penyandang disabilitas netra dan mushaf Al-Qur’an isyarat untuk penyandang disabilitas rungu-wicara. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan aksesibilitas Al-Qur’an bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
PLKI bukan hanya sekadar gedung megah, melainkan simbol nyata dari komitmen Indonesia dalam memajukan literasi keagamaan. Integrasi teknologi modern dengan kearifan lokal dalam desain bangunannya merepresentasikan visi Indonesia untuk menghadirkan Islam yang moderat, inklusif, dan berwawasan global. Kehadiran PLKI diharapkan mampu mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Islam, memperkuat moderasi beragama, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan fasilitas yang lengkap dan akses yang mudah, PLKI siap menjadi pusat pembelajaran dan rujukan bagi siapa pun yang ingin memperdalam pengetahuan dan pemahamannya tentang Islam.
Keberadaan PLKI juga membuka peluang bagi kerja sama internasional di bidang studi Al-Qur’an dan pengembangan literasi keagamaan. Dengan kualitas percetakan yang setara dengan standar internasional dan koleksi arsip yang komprehensif, PLKI berpotensi menjadi pusat studi Islam terkemuka di Asia Tenggara, bahkan dunia. Hal ini akan meningkatkan citra Indonesia di mata internasional sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi dan toleransi dalam beragama.
Selain itu, PLKI juga diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang keagamaan. Dengan menyediakan fasilitas pelatihan dan pendidikan yang memadai, PLKI dapat mencetak generasi penerus yang memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara moderat dan bertanggung jawab. Hal ini akan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih religius, toleran, dan berakhlak mulia.
Secara keseluruhan, peresmian PLKI di Ciawi menandai langkah maju yang signifikan bagi Indonesia dalam pengembangan literasi keagamaan. Gedung ini bukan hanya sebagai tempat percetakan Al-Qur’an, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan yang berstandar internasional. Dengan dukungan teknologi modern dan komitmen pemerintah, PLKI diharapkan dapat menjadi pusat rujukan bagi masyarakat Indonesia dan dunia dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang moderat dan damai. Kehadiran PLKI merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam membangun peradaban Islam yang maju dan bermartabat.