Surabaya, Jawa Timur – Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) resmi dibuka di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10 Februari 2025). Acara akbar yang berlangsung hingga 15 Januari 2025 ini mengusung tema "Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, dan Meneduhkan Peradaban," sebuah trilogi cita-cita yang dirumuskan untuk menjawab tantangan zaman dan memperkokoh peran Muslimat NU dalam pembangunan bangsa. Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, dalam pidato pembukaannya, mengungkapkan visi dan misi kongres ini dengan lugas dan penuh makna.
Khofifah menekankan pentingnya merawat tradisi sebagai pondasi kokoh bagi terciptanya masyarakat yang kuat dan berbudaya tinggi. Menurutnya, peneguhan jati diri bangsa melalui tradisi yang kuat akan menopang harkat dan martabat bangsa Indonesia di kancah internasional. "Tradisi bukanlah sekadar warisan masa lalu, melainkan sumber inspirasi dan kekuatan untuk menghadapi masa depan," tegas Khofifah. Ia menambahkan bahwa pemahaman dan penerapan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam tradisi akan menjadi benteng pertahanan terhadap arus globalisasi yang cenderung mengikis nilai-nilai budaya lokal.
Lebih jauh, Khofifah mengaitkan pemeliharaan tradisi dengan upaya mewujudkan kemandirian bangsa. "Menguatkan kemandirian adalah kunci utama dalam membangun masyarakat dan bangsa yang tangguh," ujarnya. Kemandirian, menurutnya, tidak hanya sebatas kemandirian ekonomi, tetapi juga mencakup kemandirian berpikir, bertindak, dan berbudaya. Khofifah mengajak seluruh kader Muslimat NU untuk terus memperkuat kekuatan sosial ekonomi keluarga, sebagai unit terkecil masyarakat, agar mampu bersaing dan berkontribusi di tingkat nasional maupun internasional. Ia menekankan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi keluarga. Program-program pemberdayaan ekonomi perempuan yang telah dirintis oleh Muslimat NU selama ini, harus terus ditingkatkan dan diperluas jangkauannya agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Puncak dari visi Muslimat NU dalam kongres ini adalah upaya meneduhkan peradaban. Khofifah menyatakan bahwa peran ibu-ibu, khususnya kader Muslimat NU, sangat krusial dalam membentuk peradaban yang beradab dan bermartabat. "Hadirnya Muslimat NU diharapkan mampu menjadi penyejuk dan peneduh di tengah dinamika sosial yang seringkali diwarnai oleh konflik dan perpecahan," jelasnya. Khofifah mengajak seluruh kader untuk menunjukkan peran aktif dalam membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Ia mengajak para kader untuk menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi dan memberikan teladan bagi masyarakat sekitarnya.
Dalam konteks keagamaan, Khofifah menyinggung peran penting ibu dalam mendidik anak-anak. Ia mengutip surah An-Nisa ayat 9 yang menekankan pentingnya taat kepada Allah SWT dan mendidik generasi yang tangguh. "Allah SWT memerintahkan kita semua untuk taat kepada Allah, meninggalkan generasi yang tangguh bukan generasi yang lemah. Membangun keluarga yang kuat dan berkarakter," ujarnya mengutip ayat suci tersebut. Khofifah menghubungkan ayat tersebut dengan kebijakan pemerintah mengenai pemberian makanan bergizi gratis bagi anak-anak. "Kenapa Pak Presiden juga melahirkan kebijakan makan bergizi gratis? Karena ingin anak-anak Indonesia ke depan kuat IQ-nya, kuat gizinya, kuat imannya, kuat karakternya," jelasnya. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan agama, pendidikan karakter, dan pendidikan formal dalam membentuk generasi muda yang kuat dan berkualitas.
Khofifah juga menyinggung peran historis Muslimat NU dalam perjuangan kemerdekaan. Ia mengatakan bahwa Muslimat NU tidak hanya berperan sebagai pendukung perjuangan, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam pertempuran melawan penjajah. "Muslimat NU sendiri memiliki pengalaman untuk mengangkat senjata dengan berlatih militer untuk mempertahankan kemerdekaan," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Muslimat NU memiliki sejarah yang panjang dan gemilang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keutuhan bangsa. Khofifah mengharapkan warisan sejarah ini akan terus menjadi inspirasi bagi generasi muda Muslimat NU untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi dan misi kongres, Muslimat NU meluncurkan tiga program nasional baru. Ketiga program tersebut adalah:
-
Mustika Mesem (Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem): Program ini berfokus pada upaya pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan ekonomi perempuan. Program ini akan memberikan pelatihan keterampilan dan akses modal bagi perempuan miskin agar mampu meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
-
Mustika Darling (Muslimat Cantik Sadar Lingkungan): Program ini menitikberatkan pada upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini akan mengajak para anggota Muslimat NU untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan penghematan energi.
-
Mustika Segar (Muslimat Cantik Sehat dan Bugar): Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran para anggota Muslimat NU. Program ini akan memberikan pelatihan olahraga dan penyuluhan kesehatan agar para anggota mampu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Ketiga program ini merupakan wujud konkret dari komitmen Muslimat NU dalam mewujudkan visi dan misi kongres. Ketiga program ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan bangsa dan negara.
Kongres XVIII Muslimat NU bukan hanya sebuah acara seremonial, tetapi juga merupakan momentum penting bagi Muslimat NU untuk merefleksikan perjalanan sejarahnya, merumuskan strategi ke depan, dan memperkuat solidaritas internal. Kongres ini diharapkan mampu menghasilkan keputusan-keputusan yang strategis dan berdampak positif bagi perkembangan Muslimat NU dan bangsa Indonesia pada umumnya. Dengan tema yang komprehensif dan program-program yang konkret, Kongres XVIII Muslimat NU menunjukkan komitmen yang kuat dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa dan menjawab tantangan zaman dengan bijak dan bermartabat. Peran Muslimat NU sebagai organisasi perempuan terbesar di Indonesia sangat diharapkan untuk terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik dan beradab.