Jakarta, [Tanggal Publikasi] – Bulan Ramadhan 1446 H, yang menurut Kalender Hijriah Kementerian Agama Republik Indonesia akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025, kian dekat. Umat Muslim di seluruh dunia bersiap menyambut bulan penuh berkah ini dengan sukacita dan penuh harap. Ramadhan, sebagai bulan suci yang ditandai dengan kewajiban berpuasa selama satu bulan penuh, merupakan momentum spiritual yang amat penting bagi umat Islam. Kewajiban ini, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, bukanlah beban baru bagi umat manusia, melainkan sebuah sunnah ilahiah yang telah dijalankan oleh umat-umat terdahulu:
"Yā ayyuhallażīna āmanū kutiba ‘alaykumus-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alal-lażīna min qablikum la’allakum tattaqūn."
(Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.)
Lebih dari sekadar menjalankan ibadah puasa, Ramadhan mengajak umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ketakwaan, memperbanyak amal shaleh, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai persiapan menyambut bulan suci ini, selain menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mempersiapkan diri secara spiritual dengan memperbaiki ibadah-ibadah rutin, membaca doa-doa khusus menjadi amalan yang dianjurkan. Doa-doa ini, selain sebagai ungkapan kerinduan akan datangnya Ramadhan, juga sebagai permohonan kepada Allah SWT agar diberikan kesempatan untuk menjalani ibadah puasa dengan khusyuk dan penuh keberkahan.
Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan bagi seluruh umat Islam, telah mengajarkan beberapa doa yang dapat dipanjatkan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Salah satu doa yang masyhur, sebagaimana tercantum dalam kitab Kitāb al-Du’ā’ dan diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani melalui sahabat ‘Ubadah bin al-Shamith radhiyallahu ‘anhu, berbunyi:
"Allahumma sallimnī li-ramḍāna wa sallim ramḍāna lī wa tasallamhu minnī mutaqabbalān."
(Artinya: Ya Allah, sampaikan aku (dengan selamat) kepada (bulan) Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku (juga) dan terimalah (amal-amal)-ku (di bulan) Ramadhan.)
Doa ini mengandung makna yang mendalam. Umat Muslim memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dan keselamatan hingga tiba bulan Ramadhan, agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan sempurna, dan yang terpenting, agar seluruh amal ibadah yang dilakukan selama Ramadhan diterima dengan baik oleh Allah SWT. Doa ini merupakan permohonan tulus agar Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah dan menjadi sarana peningkatan kualitas spiritual bagi yang mengamalkannya. Keberkahan Ramadhan tidak hanya diukur dari lamanya berpuasa, tetapi juga dari kualitas ibadah dan ketakwaan yang diwujudkan selama bulan suci tersebut.
Selain doa tersebut, terdapat pula doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika menyaksikan hilal, yaitu bulan sabit yang menandai awal bulan baru dalam kalender Hijriah. Meskipun doa ini lazim dipanjatkan saat menyambut Ramadhan, amalan ini sebenarnya dapat diamalkan setiap awal bulan. Hadits yang menjadi dasar doa ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (no. 5/504) dan ad-Darimi (no. 1/336), sebagaimana termaktub dalam buku Kumpulan Doa dalam Al-Quran dan Hadits karya Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani. Doa tersebut berbunyi:
"Allāhu akbar, Allāhumma ahlilhu ‘alayna bil-amn wal-īmān, was-salāmati wal-islām, wat-taufiq li-mā tuḥibbu rabbana wa tarḍā, rabbunā wa rabbuka-llāh."
(Artinya: Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan bulan tanggal satu itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau sukai dan ridhoi. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.)
Doa ini mengandung permohonan akan kedatangan bulan baru dengan membawa kedamaian, keimanan, keselamatan, dan keislaman yang teguh. Umat Muslim memohon petunjuk dan taufik dari Allah SWT agar senantiasa diberi kemampuan untuk menjalankan amal-amal yang diridhoi-Nya. Ungkapan "rabbunā wa rabbuka-llāh" (Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah) menunjukkan pengakuan akan keesaan Allah SWT dan menyatukan seluruh ciptaan dalam satu kesatuan tauhid. Doa ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga refleksi atas hubungan hamba dengan Tuhannya, sebuah pengakuan akan ketergantungan penuh kepada Sang Pencipta.
Kedua doa di atas, meskipun berbeda redaksi dan konteks, memiliki kesamaan inti, yaitu permohonan kepada Allah SWT agar diberikan kesempatan untuk menjalani bulan Ramadhan dengan penuh keberkahan dan agar amal ibadah yang dilakukan diterima dengan baik. Membaca doa-doa ini merupakan bentuk kesiapan spiritual umat Muslim dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Doa-doa tersebut bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata, melainkan ungkapan hati yang tulus dan penuh harap kepada Allah SWT.
Lebih jauh, persiapan menyambut Ramadhan bukan hanya sebatas membaca doa. Umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri secara holistik, meliputi aspek fisik, mental, dan spiritual. Menjaga kesehatan jasmani dengan pola makan dan istirahat yang cukup, merupakan langkah penting untuk dapat menjalankan ibadah puasa dengan optimal. Dari sisi mental, persiapan diri meliputi introspeksi diri, memaafkan kesalahan orang lain, dan memperbaiki hubungan sosial. Sedangkan dari sisi spiritual, persiapan diri meliputi peningkatan kualitas ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir.
Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas ketakwaan. Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, seperti berbohong, menggunjing, dan berbuat maksiat. Dengan demikian, puasa menjadi sarana untuk melatih diri dalam pengendalian hawa nafsu dan meningkatkan kepekaan terhadap sesama.
Dalam konteks kekinian, persiapan menyambut Ramadhan juga perlu mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat. Ramadhan menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas sosial, membantu sesama yang membutuhkan, dan menjalin ukhuwah Islamiyah. Berbagi kepada sesama, baik berupa zakat, infak, maupun sedekah, merupakan amalan yang dianjurkan dan menjadi bagian integral dari ibadah puasa.
Kesimpulannya, menyambut Ramadhan 1446 H bukan hanya sekadar menghitung hari, melainkan proses persiapan diri yang komprehensif. Membaca doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW merupakan bagian penting dari persiapan tersebut. Doa-doa tersebut merupakan permohonan tulus kepada Allah SWT agar diberikan kesempatan untuk menjalani bulan suci ini dengan penuh keberkahan dan agar amal ibadah yang dilakukan diterima dengan baik. Lebih dari itu, persiapan menyambut Ramadhan meliputi persiapan fisik, mental, dan spiritual, serta persiapan untuk memperkuat solidaritas sosial dan menjalin ukhuwah Islamiyah. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan dan senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh umat Muslim di dunia.