Jakarta, 7 Februari 2025 – Puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2025), tak hanya diwarnai euforia keagamaan dan kebersamaan jamaah NU dari seluruh penjuru Tanah Air bahkan mancanegara. Di balik kesuksesan acara akbar tersebut, tersimpan kisah sukses lain yang tak kalah penting: layanan kesehatan prima yang diberikan oleh Tim Pertabiban Pagar Nusa kepada ratusan peserta. Lebih dari sekadar pengobatan, layanan ini merepresentasikan khidmat dan kepedulian Pagar Nusa terhadap para ulama, tokoh NU, dan seluruh peserta Harlah.
Selama dua hari penuh, dua ruangan khusus di Istora Senayan disulap menjadi pusat layanan kesehatan tradisional yang dikelola oleh Tim Pertabiban Pagar Nusa. Layanan yang diberikan pun beragam, mulai dari terapi bekam yang telah dikenal luas khasiatnya, akupunktur yang presisi, pijat persendian untuk meredakan nyeri dan meningkatkan fleksibilitas, hingga perawatan tulang belakang untuk memperbaiki postur dan mengurangi keluhan punggung. Antusiasme peserta begitu tinggi, dibuktikan dengan antrean panjang yang membentang dari siang hingga malam hari.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen, atau yang akrab disapa Gus Nabil, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan layanan kesehatan ini. Dalam keterangan persnya, Jumat (7/2/2025), Gus Nabil menjelaskan bahwa tingginya antusiasme peserta tak lepas dari padatnya rangkaian acara Harlah yang menyebabkan kelelahan fisik. "Banyak peserta yang datang karena kelelahan, sementara beberapa lainnya memanfaatkan kesempatan ini untuk terapi rutin guna menjaga kebugaran," ujar Gus Nabil.
Lebih jauh, Gus Nabil menekankan bahwa partisipasi Tim Pertabiban Pagar Nusa dalam Harlah ke-102 NU bukan sekadar aksi sosial belaka, melainkan manifestasi dari komitmen Pagar Nusa dalam melestarikan nilai-nilai tradisi NU yang kaya akan kearifan lokal. "Kami ingin menunjukkan bahwa Pagar Nusa bukan hanya organisasi pencak silat yang dikenal akan kekuatan fisiknya, tetapi juga organisasi yang mengedepankan kepedulian dan khidmat kepada umat," tegasnya. Kehadiran tim pertabiban ini, menurut Gus Nabil, merupakan wujud nyata pengabdian Pagar Nusa untuk memastikan kesehatan dan kebugaran para ulama, tokoh NU, dan seluruh peserta Harlah tetap terjaga selama acara berlangsung.
Salah satu tokoh NU yang merasakan langsung manfaat layanan kesehatan tersebut adalah Faisal Saimima, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Sekretaris Panitia Harlah ke-102 NU. Setelah menjalani terapi akupunktur dan pijat persendian, Faisal Saimima memberikan testimoni positifnya. "Layanan ini benar-benar memberikan kenyamanan dan manfaat nyata. Tubuh saya terasa jauh lebih ringan setelah terapi, dan ini sangat membantu di tengah kesibukan acara yang begitu padat," ungkapnya. Faisal Saimima bahkan merekomendasikan agar layanan serupa lebih sering dihadirkan dalam agenda-agenda besar NU agar lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.
Keberhasilan Tim Pertabiban Pagar Nusa tak hanya dirasakan oleh peserta dari Indonesia. Tamu-tamu mancanegara yang hadir dalam Harlah ke-102 NU juga turut merasakan dan mengapresiasi layanan kesehatan tradisional yang ditawarkan. Mereka terkesan dengan konsep terapi yang berbasis ilmu pengobatan tradisional Indonesia, yang terbukti efektif dan menyehatkan.
Tim Pertabiban Pagar Nusa sendiri terdiri dari 11 tenaga pertabiban terlatih yang terbagi dalam dua kelompok, berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Keberagaman latar belakang geografis ini mencerminkan jangkauan dan kekuatan jaringan Pagar Nusa di seluruh Indonesia. Kehadiran mereka tak hanya memberikan pelayanan kesehatan fisik, tetapi juga memperlihatkan bagaimana khidmat dan kepedulian menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Pagar Nusa.
Koordinator Tim Pertabiban Pagar Nusa, Ary Agus MH, mengungkapkan bahwa keberhasilan layanan kesehatan dalam Harlah ke-102 NU ini menjadi momentum penting bagi pengembangan layanan ke depannya. "Kami berencana untuk terus mengembangkan layanan ini, tidak hanya dikerahkan dalam acara besar NU, tetapi juga sebagai bagian dari program keberlanjutan di berbagai daerah," ujarnya. Ary Agus menambahkan bahwa pengembangan tersebut akan mencakup peningkatan kapasitas tim pertabiban melalui pelatihan dan sertifikasi, penguatan sinergi dengan tenaga medis profesional untuk memastikan standar pelayanan yang optimal, serta perluasan layanan agar menjangkau lebih banyak masyarakat.
Ke depan, Tim Pertabiban Pagar Nusa berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan jangkauan layanannya. Mereka berencana untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah dan lembaga kesehatan, untuk mengembangkan program-program kesehatan masyarakat berbasis pengobatan tradisional. Hal ini sejalan dengan visi Pagar Nusa untuk tidak hanya menjadi organisasi pencak silat, tetapi juga organisasi yang peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas.
Secara keseluruhan, keberhasilan Tim Pertabiban Pagar Nusa dalam memberikan layanan kesehatan kepada ratusan peserta Harlah ke-102 NU di Istora Senayan merupakan bukti nyata dari komitmen Pagar Nusa dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Layanan ini bukan hanya memberikan manfaat kesehatan fisik, tetapi juga memperkuat citra Pagar Nusa sebagai organisasi yang peduli, responsif, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi organisasi-organisasi lain untuk turut serta dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan. Khidmat Pagar Nusa, terbukti, tak hanya di lapangan silat, tetapi juga di ruang-ruang perawatan kesehatan tradisional yang memberikan manfaat nyata bagi banyak orang. Ini adalah bukti nyata bahwa pengabdian dan khidmat merupakan nilai-nilai luhur yang terus dijaga dan dikembangkan oleh Pagar Nusa.