Indonesia bersiap menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H. Hitung mundur menuju bulan penuh berkah ini telah dimulai, memicu antusiasme dan persiapan di kalangan umat Islam di seluruh Nusantara. Pertanyaan yang kini mengemuka adalah: kapan tepatnya Ramadhan 1446 H akan tiba? Jawabannya, seperti tahun-tahun sebelumnya, masih memerlukan proses penetapan resmi melalui sidang isbat. Namun, berbagai prediksi dan perhitungan telah bermunculan, memberikan gambaran awal bagi umat Islam dalam mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik.
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), 1 Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Artinya, hingga hari Kamis, 6 Februari 2025, Ramadhan masih kurang lebih 23 hari lagi. Namun, penting untuk ditekankan bahwa angka ini hanyalah prediksi. Kepastian tanggal tersebut baru akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah setelah melalui proses sidang isbat.
Sidang isbat, yang merupakan forum resmi penetapan awal Ramadhan di Indonesia, melibatkan perhitungan hisab (perhitungan astronomis) dan rukyat (pengamatan hilal). Kemenag RI akan memaparkan hasil hisab yang kemudian akan dikonfirmasi dengan hasil pengamatan hilal dari berbagai lokasi di Indonesia. Proses ini bertujuan untuk memastikan akurasi penetapan awal Ramadhan, menghindari perbedaan penentuan awal puasa di berbagai wilayah, dan menjaga kesatuan umat. Hasil sidang isbat inilah yang akan menjadi acuan resmi bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
Sementara pemerintah masih menunggu hasil sidang isbat, beberapa organisasi Islam di Indonesia telah mengambil langkah proaktif dalam memprediksi awal Ramadhan. Salah satunya adalah Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, yang telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini didasarkan pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang digunakan oleh Muhammadiyah. Dengan menggunakan KHGT, Muhammadiyah juga menetapkan bahwa Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada hari Minggu, 30 Maret 2025. Keputusan ini memberikan kepastian bagi anggota Muhammadiyah dan pengikut metode perhitungan KHGT untuk mempersiapkan diri jauh hari.
Berbeda dengan Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab untuk menentukan awal Ramadhan, Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, akan tetap menggunakan metode kombinasi hisab dan rukyat. Hingga saat ini, NU belum mengeluarkan pengumuman resmi terkait prediksi awal Ramadhan 1446 H. Seperti tahun-tahun sebelumnya, NU akan melakukan pemantauan hilal di sejumlah titik yang telah ditentukan oleh Lembaga Falakiyah NU. Hasil pengamatan hilal ini kemudian akan dikombinasikan dengan hasil hisab untuk menentukan awal Ramadhan secara akurat. Proses ini menekankan pentingnya pengamatan langsung sebagai konfirmasi atas perhitungan astronomis.
Perbedaan metode penentuan awal Ramadhan antara Muhammadiyah dan NU mencerminkan keragaman pendekatan dalam memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam di Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan metode, kedua organisasi Islam ini sama-sama bertujuan untuk menentukan awal Ramadhan dengan akurat dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama Islam. Perbedaan ini juga menjadi bagian dari dinamika keagamaan di Indonesia yang kaya akan interpretasi dan tradisi.
Menjelang Ramadhan, suasana spiritual mulai terasa di berbagai penjuru Indonesia. Masjid-masjid dan musholla-musholla mulai diramaikan oleh jamaah yang melaksanakan sholat tarawih dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Pasar-pasar tradisional dan modern dipenuhi oleh masyarakat yang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadhan. Suasana keakraban dan kebersamaan semakin terasa, mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai persaudaraan dan solidaritas dalam menjalani ibadah puasa.
Puasa Ramadhan, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang mampu menjalankannya. Ayat tersebut berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Ayat ini menegaskan bahwa puasa Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Melalui puasa, umat Islam diharapkan dapat membersihkan diri dari dosa, meningkatkan kepekaan sosial, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Persiapan menyambut Ramadhan tidak hanya sebatas persiapan fisik, seperti mempersiapkan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, tetapi juga persiapan spiritual. Banyak umat Islam yang memanfaatkan waktu menjelang Ramadhan untuk meningkatkan ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa. Mereka juga mempersiapkan diri untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa, dengan niat yang ikhlas dan penuh ketaqwaan.
Selain itu, persiapan menyambut Ramadhan juga meliputi persiapan sosial. Banyak masyarakat yang terlibat dalam kegiatan sosial, seperti berbagi makanan kepada sesama, membantu orang yang membutuhkan, dan mempererat tali silaturahmi. Kegiatan-kegiatan ini mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial yang menjadi bagian penting dari nilai-nilai Ramadhan.
Menjelang Ramadhan 1446 H, umat Islam di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik secara fisik maupun spiritual. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan mewujudkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga proses penetapan awal Ramadhan oleh pemerintah berjalan lancar dan memberikan kepastian bagi seluruh umat Islam di Indonesia. Dan yang terpenting, semoga kita semua dapat meraih keberkahan dan ampunan Allah SWT di bulan suci Ramadhan. Aamiin.