Jakarta, 5 Februari 2025 – Istora Senayan, jantung olahraga Indonesia, malam ini bertransformasi menjadi pusat perayaan kebangsaan. Ribuan Nahdliyin, warga Nahdlatul Ulama (NU), memenuhi arena megah tersebut untuk merayakan puncak Hari Lahir (Harlah) NU ke-102. Suasana khidmat namun penuh semangat membuncah di tengah lautan hijau, warna khas organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Puncak perayaan ini semakin semarak dengan kehadiran dua figur penting di panggung politik nasional: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Kehadiran Prabowo dan Gibran, yang tiba di Istora Senayan sekitar pukul 19.10 WIB, disambut dengan antusiasme luar biasa dari para hadirin. Kedua tokoh tersebut tampak mengenakan pakaian yang mencerminkan kesederhanaan namun tetap berwibawa. Prabowo, dengan kemeja batik dan kopiah hitamnya, menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan budaya bangsa. Sementara Gibran, dengan penampilannya yang rapi, menunjukkan kesolidaritasan generasi muda terhadap NU.
Kedatangan Prabowo dan Gibran bukan sekadar kehadiran simbolik. Ini merupakan isyarat kuat tentang peran penting NU dalam konstelasi politik dan kebangsaan Indonesia. Kehadiran mereka di tengah lautan Nahdliyin menunjukkan upaya untuk membangun jembatan komunikasi dan menjalin silaturahmi yang kuat antara pemerintah dan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini.
Para tokoh penting NU menyambut kedatangan Prabowo dan Gibran dengan hangat. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Yahya Cholil Staquf, dan Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, terlihat bersalaman dan berbincang akrab dengan kedua tamu kehormatan tersebut. Momen ini menunjukkan kesinambungan dan keharmonisan hubungan antara pemerintah dan NU dalam rangka membangun Indonesia yang lebih baik.
Lebih dari sekadar kehadiran Prabowo dan Gibran, acara puncak Harlah NU ke-102 ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai kalangan. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa NU memiliki peran yang sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dari jajaran kabinet pemerintahan, acara ini dihadiri oleh deretan menteri Kabinet Merah Putih. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang dikenal dengan keakrabannya dengan berbagai kalangan, juga terlihat hadir. Kehadirannya menunjukkan dukungan pemerintah terhadap perkembangan NU dan perannya dalam pembangunan ekonomi nasional.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, juga memberikan kehadirannya. Sebagai tokoh yang memiliki latar belakang yang kuat di kalangan Nahdliyin, kehadiran Nusron menunjukkan kesinambungan komitmen pemerintah dalam menangani masalah pertanahan di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat NU.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu’ti, juga terlihat hadir. Kehadiran beliau menunjukkan perhatian pemerintah terhadap peran NU dalam bidang pendidikan dan pembentukan karakter bangsa. Hal ini sangat penting dalam menciptakan generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia.
Tidak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, juga memberikan kehormatan dengan kehadirannya. Kehadiran beliau menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia dan memastikan keadilan pembangunan menjangkau seluruh wilayah, termasuk wilayah dengan konsentrasi penduduk Nahdliyin yang tinggi.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, juga terlihat hadir. Kehadirannya menunjukkan perhatian pemerintah terhadap peran UMKM dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk UMKM yang dikelola oleh anggota NU.
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, juga hadir dalam acara ini. Kehadiran kedua menteri ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat dan stabilitas keamanan di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga terlihat hadir. Kehadiran beliau menunjukkan perhatian pemerintah terhadap ketahanan pangan nasional dan upaya untuk menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Selain para menteri, acara ini juga dihadiri oleh anggota DPR dan DPD RI. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa NU memiliki peran yang sangat penting dalam proses legislatif di Indonesia. Anggota DPD RI, Alfiansyah Bustami (Komeng), juga memberikan warna tersendiri pada acara ini.
Wakil Presiden ke-13, Ma’ruf Amin, yang merupakan tokoh NU yang sangat dihormati, juga hadir dalam acara ini. Kehadiran beliau menunjukkan kesinambungan dan kekompakan antar generasi pemimpin NU dalam memajukan organisasi dan bangsa.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Iskandar, juga memberikan kehormatan dengan kehadirannya. Kehadiran beliau menunjukkan kerjasama yang baik antara NU dan MUI dalam memajukan Islam di Indonesia.
Puncak Harlah NU ke-102 di Istora Senayan bukan hanya sekadar perayaan hari lahir. Ini adalah pertemuan besar yang menyatukan berbagai elemen bangsa di bawah payung NU. Kehadiran Prabowo, Gibran, dan para tokoh penting lainnya menunjukkan bahwa NU memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia. Acara ini menjadi suatu simbol persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman yang ada. Simfoni kebangsaan yang merdu bergema di Istora Senayan malam ini, mengingatkan kita akan pentingnya kerjasama dan saling menghormati dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Harlah NU ke-102 bukan hanya perayaan sejarah, tetapi juga momentum untuk menguatkan komitmen bersama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.