Jakarta, [Tanggal Publikasi] – Maybank Indonesia, melalui Unit Usaha Syariahnya, menyerukan kolaborasi masif untuk mengoptimalkan potensi sektor perbankan syariah di Indonesia. Meskipun pangsa pasar perbankan syariah nasional telah mencapai 7,33%, angka ini masih jauh dari potensi maksimalnya, membuka peluang besar bagi pertumbuhan dan perluasan jangkauan. Untuk itu, Maybank Indonesia secara proaktif mendorong inisiatif strategis, salah satunya melalui penyelenggaraan “Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2025”.
Forum yang baru saja digelar di Jakarta ini menjadi wadah penting bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan merumuskan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan penetrasi perbankan syariah. Direktur Perbankan Syariah Maybank Indonesia, Romy Buchari, menekankan pentingnya forum ini sebagai strategi untuk membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih luas tentang potensi sektor ini. Keberhasilan penyelenggaraan forum ini, menurut Romy, merupakan langkah signifikan dalam upaya mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kami bersyukur atas terselenggaranya Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2025. Kehadiran tokoh-tokoh nasional dan internasional terkemuka di bidang ekonomi dan perbankan syariah menjadi bukti komitmen bersama untuk memajukan sektor ini,” tegas Romy.
Forum yang dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka seperti Wakil Presiden RI 2019-2024 KH Ma’ruf Amin, Woman in Islamic Finance Prof. Dian Masyita, Ph.D, Shariah Scholar Prof. Dr. Ashraf bin Md Hashim, dan Tokoh Keuangan sekaligus pakar Microfinance Syariah Iwan Pontjowinoto, menunjukkan komitmen multi-sektoral dalam pengembangan perbankan syariah. Kehadiran para ahli ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan solusi inovatif bagi tantangan yang dihadapi sektor ini.
Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2025, yang merupakan penyelenggaraan ketiga kalinya, bertujuan untuk menghasilkan ide-ide segar dan aplikatif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi halal melalui perbankan syariah. Forum ini tidak hanya sekadar ajang diskusi, tetapi juga sebagai platform untuk merumuskan strategi dan aksi nyata dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada.
“Di forum ini, kami mengundang para tokoh nasional dan internasional untuk berbagi saran, pemikiran, dan ide-ide inovatif dalam menghadapi tantangan dan mendukung kemajuan ekonomi halal secara kolaboratif,” jelas Romy.
Romy menekankan bahwa prinsip-prinsip dasar ekonomi syariah, yang selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan (sustainability), merupakan kunci keberhasilan. Prinsip-prinsip seperti keadilan, anti-eksploitasi, berbagi, keberlanjutan, dan pelestarian lingkungan menjadi landasan utama dalam pengembangan sektor ini.
“Prinsip syariah mengutamakan keadilan dan keberlanjutan. Kami percaya nilai-nilai ini sangat penting karena mengajarkan kita untuk berbagi manfaat tanpa mengeksploitasi dan tetap menjaga lingkungan untuk generasi mendatang,” tambah Romy.
Ia menambahkan bahwa penciptaan ekosistem keuangan syariah yang berkelanjutan membutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan. Hanya dengan sinergi yang optimal, potensi ekonomi dan perbankan syariah dapat dimaksimalkan.
“Maybank Indonesia berkomitmen untuk mendorong pengembangan ekosistem halal dan keuangan berkelanjutan. Kami percaya bahwa kedua elemen ini saling melengkapi dalam menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang positif,” ungkap Romy.
Romy juga menegaskan bahwa pengembangan ekonomi syariah yang berdampak besar tidak dapat dilakukan secara individual. Kolaborasi dan sinergi antar lembaga dan perusahaan menjadi kunci keberhasilan.
“Kami percaya bahwa sinergi dan kolaborasi adalah kunci utama untuk menjembatani kesenjangan antara layanan keuangan, keuangan berkelanjutan, perbankan syariah, dan inovasi dalam ekosistem halal. Pendekatan ini memungkinkan Maybank Indonesia untuk berinovasi dan mendorong institusi keuangan syariah dari posisi sebagai niche market menuju arus utama (mainstream) di industri global,” jelasnya.
Pandangan senada disampaikan oleh Iwan Pontjowinoto. Ia menilai bahwa integrasi berbagai lembaga keuangan syariah sangat relevan karena didasarkan pada prinsip-prinsip yang sejalan.
“Upaya mengintegrasikan lembaga keuangan syariah ke arus utama sangat relevan, mengingat prinsip-prinsip yang diusung sejatinya selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan, keadilan, inklusivitas, dan keseimbangan ekosistem. Dengan masuk ke dalam keuangan berkelanjutan, lembaga keuangan syariah memiliki peluang besar untuk memainkan peran yang lebih luas dalam mendukung agenda global, termasuk mitigasi perubahan iklim, pemberdayaan sosial, dan pembangunan ekonomi yang adil,” kata Iwan.
Iwan menekankan bahwa prinsip rahmatan lil ‘alamin merupakan inti dari lembaga keuangan syariah yang mendukung keberlanjutan. Nilai ini menekankan kebaikan yang inklusif untuk semua, baik dalam konteks sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Dengan visi jangka panjang yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia tetapi juga akhirat, keuangan syariah membawa semangat unik dalam menciptakan kesejahteraan universal.
Potensi pertumbuhan pasar ekonomi syariah di Indonesia masih sangat besar, mengingat besarnya populasi dan potensi ekosistem halal di Tanah Air. Iwan melihat ekonomi syariah sebagai solusi konkret untuk keuangan berkelanjutan yang relevan dengan tantangan global saat ini.
Ia mencontohkan potensi praktik wakaf yang dapat diberdayakan oleh lembaga keuangan syariah sebagai solusi keberlanjutan, mengingat unsur filantropi wakaf yang mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan dalam prinsip syariah.
“Dengan memainkan peran yang lebih sentral untuk mendorong implementasi nilai keberlanjutan, peluang ekosistem syariah untuk masuk ke sistem ekonomi arus utama sangat terbuka lebar karena memiliki nilai-nilai yang universal juga,” tutupnya.
Kesimpulannya, Maybank Indonesia, melalui forum dan komitmennya, menunjukkan langkah proaktif dalam mendorong kolaborasi untuk memajukan perbankan syariah di Indonesia. Dengan menggabungkan kekuatan dan keahlian dari berbagai pemangku kepentingan, potensi besar ekonomi dan perbankan syariah di Indonesia dapat diwujudkan, menciptakan dampak positif yang luas bagi masyarakat dan lingkungan. Peran aktif pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat sipil sangat krusial dalam mewujudkan visi ini. Keberhasilannya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.