Jakarta, 27 Januari 2025 – Gagasan Indonesia Emas 2045, yang diproyeksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mendapatkan dukungan signifikan dari Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Program Asta Cita, yang memuat delapan misi strategis untuk kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan penguatan ekonomi, menjadi fokus utama dalam upaya mewujudkan visi tersebut. Peran ulama, sebagai pilar moral dan sosial masyarakat, dipandang krusial dalam merealisasikan cita-cita mulia ini.
Dukungan NU terhadap Asta Cita telah dideklarasikan secara terbuka. Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, pada peringatan Harlah ke-102 NU bulan Januari lalu, menyatakan komitmen organisasi tersebut untuk berkolaborasi dalam mewujudkan program tersebut. "Yang diangkat tahun ini adalah mengikuti Asta Cita Presiden dengan memperkuat masyarakat. Kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita," tegas Saifullah. Ia menekankan pentingnya penguatan keluarga sebagai fondasi utama dalam membangun masyarakat yang kuat dan sejahtera, sejalan dengan semangat Asta Cita.
Untuk memperkuat sinergi dan pemahaman bersama, PBNU menginisiasi "Sarasehan Ulama" dengan tema "Asta Cita Dalam Perspektif Ulama NU". Agenda penting ini akan berlangsung pada tanggal 4 Februari 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, dan disiarkan secara langsung melalui detikcom mulai pukul 13.00 WIB. Sarasehan ini dirancang sebagai platform dialog dan konsolidasi, menyatukan gagasan, visi, dan program kerja NU dalam mendukung program pemerintah.
Acara yang didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID ini akan menghadirkan para ulama, cendekiawan, dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan secara mendalam delapan prioritas strategis Asta Cita. Diskusi akan dibagi ke dalam tiga panel, masing-masing membahas aspek-aspek kunci dari program tersebut.
Panel pertama akan fokus pada Asta Cita ke-3 dan ke-4, menjelajahi relevansi program tersebut dengan ajaran Islam dan semangat Rasulullah SAW. Para ulama akan memberikan perspektif keagamaan, menganalisis keselarasan antara program pemerintah dengan nilai-nilai Islam, serta merumuskan peran ulama kontemporer dalam mendukung implementasi Asta Cita. Diskusi ini akan menjadi penting untuk memastikan agar program pemerintah selaras dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya masyarakat Indonesia.
Panel kedua akan menyorot Asta Cita ke-5, khususnya program hilirisasi dan industrialisasi. Para narasumber akan membahas strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan pengentasan kemiskinan hingga 0 persen. Ulama akan berperan sebagai jembatan, menghubungkan program pemerintah dengan kebutuhan riil masyarakat, serta memastikan agar program tersebut berjalan adil dan berkelanjutan. Diskusi ini akan menjadi kunci dalam mengoptimalkan potensi ekonomi Indonesia dan memastikan pemerataan kesejahteraan.
Panel ketiga akan membahas Asta Cita ke-1, ke-2, ke-7, dan ke-8, mencakup isu-isu krusial seperti demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan sistem pertahanan keamanan negara. Para pembicara akan menganalisis bagaimana nilai-nilai Islam dapat diintegrasikan ke dalam sistem pemerintahan dan pertahanan negara, menciptakan keseimbangan antara kemajuan dan keadilan. Diskusi ini akan menjadi penting untuk memastikan agar pembangunan nasional berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi, HAM, dan nilai-nilai keagamaan.
Sarasehan Ulama ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi juga merupakan upaya strategis untuk membangun sinergi antara pemerintah dan organisasi keagamaan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan melibatkan ulama sebagai pemangku kepentingan kunci, program Asta Cita diharapkan dapat diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Kehadiran Bank Syariah Indonesia dan MIND ID sebagai pendukung acara ini juga menunjukkan komitmen sektor swasta dalam mendukung program pemerintah dan peran ulama dalam pembangunan nasional. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi keagamaan, dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Lebih dari sekadar wacana, Sarasehan Ulama ini menjadi bukti nyata komitmen NU dalam membangun bangsa. Partisipasi aktif ulama dalam membahas dan memberikan masukan terhadap program Asta Cita menunjukkan pentingnya peran agama dalam pembangunan nasional. Melalui dialog dan kolaborasi, diharapkan tercipta pemahaman yang komprehensif dan implementasi yang efektif dari program tersebut.
Pentingnya peran ulama dalam konteks Asta Cita tidak dapat diabaikan. Ulama tidak hanya sebagai tokoh agama, tetapi juga sebagai pemimpin masyarakat yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik dan mengarahkan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, partisipasi aktif ulama dalam Sarasehan Ulama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai tujuan Asta Cita.
Sarasehan Ulama ini juga diharapkan dapat menjadi model kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan organisasi keagamaan dalam membangun bangsa. Model ini dapat diadopsi dan dikembangkan untuk program-program pembangunan lainnya, menciptakan sinergi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat melangkah lebih maju menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Secara keseluruhan, Sarasehan Ulama NU ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Melalui dialog dan kolaborasi, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah, organisasi keagamaan, dan sektor swasta dalam membangun bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat. Siaran langsung melalui detikcom pada tanggal 4 Februari 2025 akan memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menyaksikan dan mengikuti diskusi penting ini. Semoga Sarasehan Ulama ini menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.