Jakarta, 3 Februari 2025 – Gelaran Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) akan diwarnai dengan sebuah diskusi penting yang bertajuk "Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU". Besok, Selasa, 4 Februari 2025, para ulama NU, cendekiawan, dan pemangku kepentingan akan berkumpul di The Sultan Hotel & Residence Jakarta untuk membahas secara mendalam delapan program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran, yang dikenal sebagai "Asta Cita". Diskusi yang difasilitasi oleh PBNU, berkolaborasi dengan detikHikmah dan detikcom, ini diharapkan dapat memberikan perspektif keagamaan dan kearifan lokal terhadap visi pembangunan nasional pemerintahan tersebut. Acara yang akan disiarkan secara langsung melalui detikcom mulai pukul 13.00 WIB ini, merupakan wujud nyata komitmen NU dalam mendukung terwujudnya Indonesia yang maju, adil, dan makmur.
Asta Cita, sebagai landasan pemerintahan Prabowo-Gibran, merupakan rangkaian program strategis yang mencakup berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedelapan poin tersebut meliputi:
-
Penguatan Ideologi, Demokrasi, dan HAM: Program ini menekankan pada penguatan ideologi Pancasila sebagai dasar negara, penegakan demokrasi yang bermartabat, dan perlindungan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali. Hal ini menjadi pondasi penting dalam membangun masyarakat yang berkeadilan dan beradab.
-
Kemandirian Bangsa melalui Swasembada: Program ini berfokus pada peningkatan kemandirian bangsa di berbagai sektor strategis, termasuk swasembada pangan, energi, dan air. Pengembangan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru juga menjadi bagian penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan pada negara lain.
-
Peningkatan Lapangan Kerja dan Pengembangan SDM: Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong semangat kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif. Program ini juga mencakup pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
-
Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM): Pengembangan SDM menjadi prioritas utama dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan sains serta teknologi. Program ini juga memperhatikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas agar dapat berkontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional.
-
Hilirisasi dan Industrialisasi: Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri melalui hilirisasi dan industrialisasi. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
-
Pembangunan dari Desa dan Pemerataan Ekonomi: Pemerintah berkomitmen untuk membangun dari desa dan dari bawah untuk mencapai pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Program ini menekankan pada pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia.
-
Reformasi dan Pencegahan Korupsi: Program ini mencakup reformasi politik, hukum, dan birokrasi untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan transparan. Pencegahan dan pemberantasan korupsi serta penyalahgunaan narkoba juga menjadi fokus utama dalam program ini.
-
Harmonisasi Kehidupan Beragama dan Lingkungan: Program ini menekankan pada pentingnya menjaga harmoni kehidupan beragama, melestarikan lingkungan hidup, dan menghargai keberagaman budaya. Peningkatan toleransi antarumat beragama menjadi kunci dalam menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Sarasehan Ulama yang akan digelar besok akan membahas secara rinci kedelapan poin Asta Cita tersebut melalui tiga sesi diskusi yang terstruktur. Sesi pertama, "Kolaborasi untuk Penguatan SDM yang Berdaya Saing Tinggi Menuju Indonesia dengan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi," akan membahas poin 3 dan 4 Asta Cita, dengan menghadirkan narasumber terkemuka seperti Rektor Universitas Indonesia, Prof. Heri Hermansyah, dan para pakar lainnya. Sesi ini akan mengeksplorasi strategi optimal dalam pengembangan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi.
Sesi kedua, "Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dengan Memaksimalkan Potensi Lokal yang Fokus pada Hilirisasi, Industrialisasi, Pemerataan Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat," akan fokus pada poin 5, 6, dan 8 Asta Cita. Diskusi ini akan membahas strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, memanfaatkan potensi lokal secara maksimal, serta memastikan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Para narasumber akan membahas bagaimana hilirisasi dan industrialisasi dapat menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja yang luas.
Sesi ketiga, "Memperkokoh Ideologi Pancasila dan Menguatkan Sistem Pertahanan Negara Menuju Masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur Tanpa Korupsi," akan membahas poin 1, 2, dan 7 Asta Cita. Sesi ini akan menjadi forum diskusi yang kritis dan mendalam mengenai penguatan ideologi Pancasila, sistem pertahanan negara yang kuat dan tangguh, serta pentingnya reformasi birokrasi dan pencegahan korupsi. Para narasumber akan menganalisis tantangan dan peluang dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan bebas dari korupsi.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menyatakan bahwa Sarasehan Ulama ini merupakan upaya untuk memberikan kontribusi pemikiran NU dalam mendukung keberhasilan program Asta Cita. Gus Yahya mengajak seluruh ulama untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi ini dan memberikan pandangan yang konstruktif demi terwujudnya visi Indonesia yang lebih baik. Kehadiran Menteri Agama, Nasaruddin Umar, yang dijadwalkan memberikan keynote speech, menunjukkan dukungan pemerintah terhadap peran penting ulama dalam pembangunan nasional.
Sarasehan Ulama ini bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga merupakan wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan media dalam membangun bangsa. Dengan melibatkan para ulama NU, diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan masukan yang berharga bagi pemerintah dalam menyusun strategi dan kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran dalam mencapai cita-cita Asta Cita. Siaran langsung melalui detikcom memungkinkan masyarakat luas untuk mengikuti dan menyaksikan diskusi penting ini, sehingga peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional dapat semakin optimal. Harlah ke-102 NU tahun ini bukan hanya perayaan semata, tetapi juga momentum untuk menguatkan komitmen bersama dalam membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.