Jakarta, 27 Januari 2025 – Nahdlatul Ulama (NU), organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, bersiap merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-102 pada 16 Januari 2025. Peringatan seabad lebih perjalanan panjang organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari ini tidak hanya menjadi momen refleksi, namun juga momentum strategis untuk mengartikulasikan peran NU dalam pembangunan nasional. Perayaan Harlah kali ini diwarnai dengan sejumlah kegiatan, salah satunya yang paling menonjol adalah Sarasehan Ulama NU yang akan membahas "Asta Cita" – delapan misi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dalam acara Kick Off Harlah ke-102 NU di Surabaya, Jawa Timur, menegaskan pentingnya kolaborasi NU dengan pemerintah. "Kita ingin mendiskusikan visi pemerintahan ini dari sudut pandang Nahdlatul Ulama untuk melihat apa yang bisa dikontribusikan oleh Nahdlatul Ulama untuk mendukung suksesnya, demi terwujudnya visi Asta Cita tersebut," ujar Gus Yahya. Komunikasi intensif yang telah terjalin antara PBNU dengan berbagai kementerian pun akan diwujudkan dalam bentuk kerja sama formal yang akan diresmikan dalam rangkaian peringatan Harlah.
Sarasehan Ulama NU, yang diselenggarakan berkolaborasi dengan detikHikmah dan detikcom, akan menjadi forum penting untuk mengkaji dan menganalisis Asta Cita dari perspektif keulamaan dan kearifan lokal yang selama ini menjadi ciri khas NU. Acara yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 4 Februari 2025, pukul 13.00 WIB di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi dan masukan konstruktif bagi pemerintah.
Pembukaan Sarasehan Ulama akan dilakukan langsung oleh KH Yahya Cholil Staquf. Kehadiran Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, sebagai pembicara kunci (keynote speaker) semakin memperkuat signifikansi acara ini sebagai ruang dialog antara pemerintah, ulama, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Asta Cita Prabowo-Gibran: Delapan Misi Menuju Indonesia Maju
Sarasehan Ulama akan memfokuskan diskusi pada delapan misi pemerintahan Prabowo-Gibran yang dirumuskan dalam "Asta Cita". Kedelapan misi tersebut merupakan pilar utama dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur. Berikut uraian lebih detail mengenai Asta Cita:
-
Memperkokoh Ideologi Pancasila, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM): Misi ini menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, penegakan demokrasi yang bermartabat, serta perlindungan HAM bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali. Dalam konteks Sarasehan Ulama, diskusi akan mengarahkan perhatian pada bagaimana peran NU dalam menjaga keutuhan NKRI dan mengawal proses demokrasi agar tetap berjalan sesuai koridor hukum dan nilai-nilai keindonesiaan.
-
Memantapkan Sistem Pertahanan Keamanan Negara dan Mendorong Kemandirian Bangsa: Misi ini mengarah pada upaya meningkatkan kekuatan pertahanan dan keamanan negara, serta mewujudkan kemandirian ekonomi melalui swasembada pangan, energi, dan air. Pengembangan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru juga menjadi fokus utama untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Diskusi dalam Sarasehan Ulama akan mencari solusi bagaimana NU dapat berkontribusi dalam mewujudkan kemandirian ekonomi nasional.
-
Meningkatkan Lapangan Kerja yang Berkualitas, Mendorong Kewirausahaan, Mengembangkan Industri Kreatif, dan Melanjutkan Pengembangan Infrastruktur: Misi ini menargetkan penciptaan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan, mendorong tumbuhnya kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan juga menjadi prioritas untuk mendukung mobilitas dan konektivitas ekonomi. Sarasehan Ulama akan mendiskusikan bagaimana NU dapat memberdayakan masyarakat, khususnya kaum muda, untuk berpartisipasi aktif dalam penciptaan lapangan kerja dan mengembangkan potensi ekonomi lokal.
-
Memperkuat Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), Sains, Teknologi, Pendidikan, Kesehatan, Prestasi Olahraga, Kesetaraan Gender, serta Penguatan Peran Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas: Misi ini menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan akses pendidikan, kesehatan, dan pelatihan keterampilan. Penguatan sains dan teknologi diharapkan dapat mendorong inovasi dan peningkatan daya saing bangsa. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas juga menjadi fokus utama. NU, dengan jejaring pesantren dan organisasi masyarakatnya, diharapkan dapat berperan besar dalam mewujudkan misi ini. Sarasehan Ulama akan membahas strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
-
Melanjutkan Hilirisasi dan Industrialisasi untuk Meningkatkan Nilai Tambah di Dalam Negeri: Misi ini menekankan pentingnya pengolahan sumber daya alam di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja. Hilirisasi dan industrialisasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Sarasehan Ulama akan mendiskusikan bagaimana NU dapat berkontribusi dalam mendukung program hilirisasi dan industrialisasi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.
-
Membangun dari Desa dan dari Bawah untuk Pemerataan Ekonomi dan Pemberantasan Kemiskinan: Misi ini mengarahkan perhatian pada pembangunan yang berbasis desa dan masyarakat. Pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan menjadi prioritas utama untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. NU, dengan kedekatannya dengan masyarakat di pedesaan, diharapkan dapat berperan signifikan dalam mewujudkan misi ini. Sarasehan Ulama akan membahas strategi yang efektif untuk mengangkat ekonomi masyarakat desa.
-
Memperkuat Reformasi Politik, Hukum, dan Birokrasi, serta Memperkuat Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi dan Narkoba: Misi ini menekankan pentingnya reformasi di sektor politik, hukum, dan birokrasi untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel. Pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba juga menjadi prioritas utama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sarasehan Ulama akan mendiskusikan bagaimana NU dapat berkontribusi dalam mendukung reformasi dan pemberantasan korupsi.
-
Memperkuat Penyelarasan Kehidupan yang Harmonis dengan Lingkungan, Alam, dan Budaya, serta Peningkatan Toleransi Antarumat Beragama untuk Mencapai Masyarakat yang Adil dan Makmur: Misi ini menekankan pentingnya keharmonisan antara manusia dan alam, pelestarian budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama. Keberagaman dipandang sebagai kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dirawat. NU, sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama, diharapkan dapat berperan penting dalam mewujudkan misi ini. Sarasehan Ulama akan membahas bagaimana NU dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan toleransi antarumat beragama.
Sarasehan Ulama: Ruang Dialog dan Kolaborasi
Sarasehan Ulama NU yang akan membahas Asta Cita bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga ruang dialog dan kolaborasi antara pemerintah, ulama, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Harapannya, acara ini dapat menghasilkan rekomendasi dan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi Asta Cita. Peran NU sebagai organisasi masyarakat yang besar dan berpengaruh diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan bangsa Indonesia. Diskusi yang terbagi dalam tiga sesi akan mengarah pada pembahasan yang lebih terfokus dan mendalam. Kehadiran para narasumber yang kompeten di bidangnya akan memperkaya diskusi dan menghasilkan kesimpulan yang komprehensif. Dengan demikian, Sarasehan Ulama ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi pembangunan Indonesia yang lebih baik di masa depan.