Jakarta, 27 Januari 2024 – Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, secara resmi menyatakan dukungannya terhadap terwujudnya visi "Indonesia Emas 2024" melalui dukungan terhadap "Asta Cita" yang diusung pasangan Prabowo-Gibran. Pernyataan dukungan ini disampaikan menyusul peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU pada 16 Januari lalu, di mana Ketua Umum PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menegaskan komitmen organisasi tersebut dalam merealisasikan program unggulan tersebut.
"Harlah ke-102 NU menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen kita dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Kita ingin berkolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan makmur, sejalan dengan cita-cita ‘Asta Cita’," tegas Gus Ipul dalam keterangan pers beberapa waktu lalu. Pernyataan ini menegaskan peran NU tidak hanya sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai aktor kunci dalam pembangunan nasional.
Dari delapan poin "Asta Cita" Prabowo-Gibran, NU memberikan perhatian khusus pada poin keempat: Penguatan Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), Sains, Teknologi, Pendidikan, Kesehatan, Prestasi Olahraga, Kesetaraan Gender, serta Penguatan Peran Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas. Fokus ini selaras dengan visi NU dalam membangun masyarakat yang berdaya dan berkeadilan.
Pengembangan SDM: Investasi untuk Masa Depan Bangsa
NU telah dan terus berkomitmen dalam pengembangan SDM melalui berbagai program strategis. Di sektor pendidikan, NU telah mendirikan dan mengelola lebih dari 34 perguruan tinggi, meliputi universitas, politeknik, dan sekolah tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Lembaga pendidikan ini menjadi pilar penting dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia, sejalan dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut NU. Upaya ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kuantitas, tetapi juga kualitas pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era global.
Selain pendidikan formal, NU juga aktif dalam pengembangan SDM di sektor ketenagakerjaan. Organisasi Sarbumusi (Sarikat Buruh Muslimin Indonesia), sayap NU yang bergerak di bidang buruh, berperan penting dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan pekerja, khususnya para anggota NU yang bekerja di berbagai sektor. NU juga secara aktif melakukan konsolidasi dan pembinaan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) yang berasal dari kalangan NU di berbagai negara, memastikan perlindungan dan kesejahteraan mereka di tanah rantau.
Di sektor kesehatan, komitmen NU terlihat jelas melalui berbagai program yang berfokus pada penurunan angka stunting, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pengurangan angka kematian ibu (AKI). Partisipasi aktif NU dalam program-program kesehatan pemerintah menunjukkan keseriusan organisasi ini dalam membangun masyarakat yang sehat dan produktif. Upaya ini menjadi bagian integral dari pembangunan SDM yang berkelanjutan.
Kesejahteraan Perempuan dan Penyandang Disabilitas: Mewujudkan Keadilan Sosial
NU tidak hanya fokus pada pengembangan SDM secara umum, tetapi juga secara khusus memperhatikan kesejahteraan perempuan dan penyandang disabilitas. Fatayat NU, organisasi perempuan NU, berperan vital dalam pemberdayaan perempuan melalui berbagai program pelatihan, seminar, dan talkshow. Dengan jaringan yang luas, meliputi 37 pengurus wilayah, 420 pengurus cabang, dan 18 pengurus cabang istimewa di luar negeri, Fatayat NU menjangkau perempuan di berbagai lapisan masyarakat dan memberikan akses pada kesempatan pengembangan diri dan peningkatan ekonomi.
Sementara itu, untuk penyandang disabilitas, NU melalui LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama) menyalurkan bantuan pendidikan dan berbagai bentuk dukungan lainnya. Hal ini menunjukkan komitmen NU dalam mewujudkan keadilan sosial bagi semua warga negara, tanpa terkecuali. Upaya ini sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
Sarasehan Ulama: Konsolidasi Visi dan Misi Kebangsaan
Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap "Asta Cita" dan penguatan peran NU dalam pembangunan nasional, PBNU akan menyelenggarakan "Sarasehan Ulama" pada 4 Februari 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta. Acara ini bertema "Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU" dan akan menghadirkan para ulama, cendekiawan, dan pemangku kepentingan untuk membahas delapan prioritas strategis pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sarasehan ini diharapkan menjadi wadah konsolidasi untuk menyatukan gagasan, visi, dan program kerja NU di berbagai jenjang kepengurusan. Melalui diskusi dan dialog yang intensif, NU ingin memastikan agar program-program pemerintah selaras dengan nilai-nilai keagamaan dan kepentingan masyarakat luas. NU menegaskan perannya sebagai pendukung sekaligus penjaga harmoni sosial dan mitra pemerintah dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Acara ini akan disiarkan secara langsung melalui live streaming di detikcom, mulai pukul 13.00 WIB, memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk menyaksikan dan mengikuti diskusi penting ini. Partisipasi aktif NU dalam Sarasehan Ulama menunjukkan komitmen organisasi ini dalam membangun dialog dan kolaborasi untuk kemajuan bangsa.
Kesimpulannya, dukungan NU terhadap "Asta Cita" Prabowo-Gibran bukan sekadar dukungan politik, melainkan komitmen nyata dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Fokus pada pengembangan SDM, kesejahteraan perempuan dan penyandang disabilitas, serta penguatan misi kebangsaan melalui Sarasehan Ulama, menunjukkan peran aktif NU sebagai organisasi keagamaan yang turut serta dalam pembangunan nasional, mengarah pada terwujudnya Indonesia Emas 2024 yang adil, makmur, dan bermartabat. Partisipasi NU ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi-organisasi lain dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Peran NU sebagai penjaga harmoni sosial dan mitra pemerintah dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional.