Jakarta, 22 Januari 2025 – Artis Meisya Siregar baru saja kembali dari Tanah Suci setelah menunaikan ibadah umrah bersama keluarga. Perjalanan spiritual ini bukan sekadar wisata religi biasa, melainkan pengalaman yang sarat makna dan meninggalkan kesan mendalam, khususnya bagi putri sulungnya, Lyrics Syabila. Umrah kali ini terasa lebih istimewa karena Meisya membawa serta ibu mertuanya yang berusia 80 tahun dan membutuhkan kursi roda, serta ketiga buah hatinya. Tantangan mengelola perjalanan dengan dua orang yang membutuhkan perhatian khusus ini berhasil diatasi dengan lancar, sebuah bukti kesabaran dan keteguhan hati keluarga artis tersebut.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya pada 21 Januari 2025, Meisya Siregar menuturkan perjalanan umrah kali ini tidak mudah. Ia mengungkapkan kesulitan yang dihadapi dalam mengurus kebutuhan ibu mertuanya yang lanjut usia dan tergantung pada kursi roda. Namun, Meisya menekankan bahwa semua rintangan berjalan lancar berkat dukungan keluarga dan rahmat Allah SWT. Keberhasilan menjalankan ibadah umrah dengan keluarga besar menjadi suatu pencapaian yang patut dihargai dan menginspirasi.
Namun, lebih dari sekadar cerita logistik perjalanan, umrah ini menorehkan kesan yang sangat dalam, khususnya bagi Syabila. Pengalaman pertama mengunjungi Tanah Suci ini telah mengubah perspektif hidup gadis muda tersebut. Melalui cerita yang dibagikan Meisya di media sosial, terungkap betapa mendalamnya pengaruh spiritual yang dirasakan Syabila selama di Madinah dan Mekkah.
"Aku ga pernah sebahagia ini, seumur hidup aku… Bunda Papa sering ajak kita liburan yang bikin aku seneng. Tapi perjalanan ini yang bikin aku bener-bener bahagia," ungkap Syabila, menurut kisah yang dibagikan ibunya. Kalimat sederhana ini menunjukkan betapa berbedanya pengalaman umrah ini dibandingkan dengan liburan biasa. Bukan sekadar kesenangan sementara, melainkan kebahagiaan yang mendalam dan mengusik jiwa.
Keindahan dan kemegahan Masjid Nabawi, pusat ibadah umat Islam di Madinah, memiliki daya pikat yang luar biasa. Meskipun tidak semegah bangunan-bangunan modern di negara-negara Eropa, Masjid Nabawi memiliki magnet spiritual yang kuat dan mampu menarik hati setiap orang yang mengunjunginya. Bahkan, dalam riwayat agama Islam, dijelaskan bahwa Dajjal, tokoh jahat dalam ramalan akhir zaman, tidak akan pernah mampu memasuki Madinah.
Hadits Rasulullah SAW menjelaskan keistimewaan Madinah dan Mekkah sebagai dua kota suci yang terlindungi dari kejahatan Dajjal. Rasulullah SAW bersabda: "Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turun lah di suatu tanah yang berpasir (di luar Madinah) lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik (dari Makkah – Madinah)." (HR Muslim). Hadits ini menunjukkan kedudukan Madinah dan Mekkah yang sangat dimuliakan dalam agama Islam.
Masjid Nabawi sendiri memiliki keutamaan yang luar biasa. Ibadah yang dilakukan di masjid ini memiliki pahala berlipat ganda dibandingkan dengan masjid lainnya. Selain itu, Madinah juga memiliki sejarah yang sangat penting dalam Islam, sebagai tempat turunnya beberapa ayat Al-Qur’an dan tempat hijrah serta wafatnya Rasulullah SAW. Allah SWT telah menetapkan Madinah sebagai kota suci, sama seperti Mekkah.
Keutamaan dan sejarah Madinah inilah yang tampaknya telah memikat hati Syabila. Pengalaman spiritual yang begitu mendalam telah mengubah pandangannya tentang hidup. "Bun, rasanya aku mau tinggal disini aja. Aku mau buang HP aku, dan starting over my life. Aku mau dagang di sekitaran Nabawi, tiap waktu sholat aku tinggal jalan kaki ke Nabawi, Cukup banget rasanya hidup kaya gitu. Aku liat ternyata hidup itu disini simple, yg dikejar jelas. Deket sama Rasulullah, setiap hari sholat, ngisi waktu kosong berniaga. Its more than ENOUGH. Surga…!" ujar Syabila, mengungkapkan hasrat untuk tinggal di Madinah dan menjalani hidup yang sederhana tetapi bermakna di sana.
Pernyataan Syabila menunjukkan dampak yang sangat signifikan dari perjalanan umrah ini. Ia menemukan kedamaian dan ketenangan yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Kehidupan yang sederhana di sekitar Masjid Nabawi, dengan fokus pada ibadah dan pekerjaan yang bermanfaat, terasa cukup dan memberikan kebahagiaan yang tak terhingga. Ia merasakan kedekatan dengan Rasulullah SAW dan menemukan tujuan hidup yang jelas.
Kisah umrah keluarga Meisya Siregar ini bukan sekadar cerita perjalanan wisata religi. Lebih dari itu, ini adalah kisah tentang transformasi spiritual yang mendalam, khususnya bagi Syabila. Pengalaman ini menunjukkan betapa kuat dan mendalamnya pengaruh Tanah Suci terhadap jiwa dan hati seorang muslim. Kisah ini juga menginspirasi banyak orang untuk mencari kedekatan dengan Allah SWT dan menemukan kedamaian dalam hidup. Keberhasilan Meisya Siregar dalam mengelola perjalanan umrah keluarga besarnya, termasuk mengatasi tantangan fisik yang dihadapi, juga menunjukkan kekuatan dan keuletan seorang ibu dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya. Kisah ini menjadi suatu cerita inspiratif tentang kehidupan berkeluarga yang diwarnai dengan iman dan keteguhan hati. Semoga kisah ini dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi semua orang untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna dan mencari ridho Allah SWT. Dan bagi Syabila, semoga pengalaman spiritual yang mendalam ini akan selalu menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan kedepannya.