Jakarta, 31 Januari 2025 – Program swasembada pangan menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Komitmen tersebut mendapat dukungan penuh dari Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang melihat program tersebut selaras dengan visi kebangsaan dan kesejahteraan rakyat. Dukungan ini bukan sekadar pernyataan simbolik, melainkan diwujudkan melalui serangkaian program nyata yang melibatkan jutaan warga Nahdliyin di seluruh penjuru Nusantara.
Presiden Prabowo, dalam pernyataan resmi yang dikutip dari situs kepresidenan pada Kamis (30/1/2025), menegaskan tekadnya untuk mewujudkan swasembada pangan dalam waktu sesingkat mungkin. "Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar," tegasnya. Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi dan keseriusan pemerintah dalam mengatasi kerentanan pangan nasional dan membangun kemandirian ekonomi.
NU, dengan basis massa yang luas dan jaringan yang kuat hingga ke pelosok desa, memiliki peran strategis dalam mendukung program Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam pilar ketahanan pangan. Warga NU, yang banyak berprofesi sebagai petani dan pelaku usaha pertanian, menjadi tulang punggung sektor pertanian Indonesia. Potensi ini diakui dan dimaksimalkan oleh NU untuk berkontribusi secara signifikan dalam pencapaian swasembada pangan.
Salah satu program unggulan NU dalam mendukung program pemerintah adalah optimalisasi lahan pertanian. NU telah menginisiasi program pengembangan lahan baru di 12 provinsi di luar Jawa dan Bali. Langkah ini menunjukkan komitmen NU dalam memperluas areal tanam dan meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Program ini bukan sekadar wacana, melainkan telah diimplementasikan secara terukur dan terencana.
Lebih lanjut, NU juga meluncurkan program "Brigade Pangan," yang melibatkan kaum muda Nahdliyin dalam pengelolaan lahan pertanian. Program ini memberikan akses kepada para pemuda terhadap berbagai fasilitas pertanian modern, seperti traktor, pupuk berkualitas tinggi, mesin panen (combine harvester), dan benih unggul, semuanya diberikan secara gratis. Skema pembagian hasil panen yang adil, dengan potensi pendapatan mencapai Rp 15 juta per orang, menjadi insentif yang menarik bagi para pemuda untuk berpartisipasi aktif dalam program ini. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya di pedesaan.
Langkah-langkah konkret yang dilakukan NU tersebut menunjukkan keseriusan organisasi dalam mendukung program pemerintah. Namun, dukungan NU tidak hanya terbatas pada program operasional di lapangan. NU juga berperan penting dalam membangun konsolidasi dan sinergi antar pemangku kepentingan. Hal ini terlihat dari inisiatif PBNU, melalui Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf, yang menyelenggarakan "Sarasehan Ulama" dengan tema "Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU".
Sarasehan Ulama ini menjadi wadah penting bagi para ulama, cendekiawan, dan pemangku kepentingan untuk membahas secara mendalam delapan prioritas strategis pemerintahan Prabowo-Gibran, termasuk program swasembada pangan. Forum ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi dan strategi yang komprehensif untuk mendukung implementasi program pemerintah. Lebih dari itu, Sarasehan Ulama menjadi bukti nyata peran NU sebagai penjaga harmoni sosial dan mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui Sarasehan Ulama, NU menegaskan kembali komitmennya untuk tidak hanya mendukung program pemerintah, tetapi juga berperan aktif dalam mengawal dan memastikan keberhasilannya. NU menyadari bahwa swasembada pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu, NU mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para pengusaha, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk bersinergi dan bahu-membahu dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Keberhasilan program swasembada pangan akan berdampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi dan sosial politik nasional. Ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau akan mencegah terjadinya gejolak harga dan kerawanan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2024 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Dukungan NU terhadap program swasembada pangan bukan hanya sekadar dukungan politik, melainkan merupakan manifestasi dari komitmen ideologis organisasi terhadap kesejahteraan umat. NU melihat program ini sebagai bagian integral dari upaya membangun Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. Dengan basis massa yang kuat dan jaringan yang luas, NU memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
Keberhasilan program ini membutuhkan kerja keras dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, NU, dan seluruh komponen bangsa. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan anggaran, infrastruktur, dan teknologi yang memadai. NU perlu terus mengoptimalkan jaringan dan potensi warganya di seluruh Indonesia. Sementara itu, seluruh komponen bangsa perlu berperan aktif dalam mendukung program ini, baik melalui partisipasi langsung maupun dukungan moral.
Program swasembada pangan bukan hanya sekadar program pemerintah, melainkan merupakan proyek nasional yang membutuhkan komitmen dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Dukungan penuh dari NU, dengan segala potensi dan sumber daya yang dimilikinya, menjadi modal berharga dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Semoga kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan NU ini dapat membawa Indonesia menuju ketahanan pangan yang kokoh dan kesejahteraan rakyat yang lebih baik. Keberhasilan program ini akan menjadi bukti nyata dari sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam membangun bangsa.