Jakarta, 30 Januari 2025 – Bulan Rajab 1445 H telah berlalu, menandai datangnya bulan Syaban, bulan yang penuh berkah dan menjadi penghubung antara bulan Rajab yang mulia dengan bulan Ramadan yang penuh rahmat. Di tengah bulan Syaban, tepatnya pada tanggal 15, umat Islam memperingati malam Nisfu Syaban, sebuah malam yang diyakini sebagai malam penuh ampunan dan keberkahan. Pertanyaan yang kini mengemuka adalah: Berapa hari lagi kita akan memasuki malam Nisfu Syaban yang dinanti-nantikan ini?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menelusuri penentuan awal bulan Syaban 1446 H. Berbagai rujukan kalender Hijriah menjadi acuan utama dalam menentukan tanggal-tanggal penting dalam kalender Islam. Dua rujukan utama yang kerap digunakan di Indonesia adalah Kalender Hijriah Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan Kalender Hijriah Global Tunggal yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah.
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia tahun 2025 yang diterbitkan Kemenag RI, 1 Syaban 1446 H jatuh pada hari Jumat, 31 Januari 2025. Angka ini diperkuat oleh Kalender Hijriah Global Tunggal Muhammadiyah yang juga menetapkan 1 Syaban 1446 H pada tanggal yang sama. Kesamaan penetapan tanggal ini menunjukkan adanya konsensus di antara lembaga-lembaga otoritatif dalam menentukan awal bulan Syaban.
Dengan demikian, jika 1 Syaban 1446 H jatuh pada 31 Januari 2025, maka bulan Syaban diperkirakan akan berakhir pada tanggal 29 Syaban 1446 H, bertepatan dengan Jumat, 28 Februari 2025. Perhitungan ini didasarkan pada siklus bulan kamariah yang rata-rata berdurasi 29 atau 30 hari. Oleh karena itu, tanggal 15 Syaban 1446 H, yang merupakan malam Nisfu Syaban, diperkirakan jatuh pada hari Jumat, 14 Februari 2025.
Berdasarkan perhitungan di atas, dan mengingat hari ini, Kamis, 30 Januari 2025, maka malam Nisfu Syaban tinggal 15 hari lagi. Angka ini merupakan perkiraan yang didasarkan pada perhitungan kalender Hijriah, dan kemungkinan terdapat selisih satu atau dua hari tergantung pada metode hisab yang digunakan oleh masing-masing lembaga atau organisasi Islam. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk senantiasa merujuk pada penetapan resmi dari lembaga-lembaga yang terpercaya dalam menentukan tanggal-tanggal penting keagamaan.
Makna dan Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban, yang jatuh pada pertengahan bulan Syaban, memiliki kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam. Meskipun tidak terdapat dalil yang secara eksplisit menyebutkan kewajiban khusus untuk merayakannya, namun banyak hadits dan riwayat yang mengisyaratkan keutamaan malam ini. Malam ini dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Salah satu hadits yang sering dikutip terkait malam Nisfu Syaban adalah hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila telah tiba malam Nisfu Syaban, maka berdirilah kamu sekalian pada malamnya dan berpuasalah pada siang harinya, karena pada malam itu Allah SWT turun ke langit dunia ketika matahari tenggelam hingga terbit fajar seraya berfirman, ‘Apakah ada orang yang meminta? Maka akan Aku beri permintaannya. Apakah ada orang yang meminta ampun? Maka akan Aku ampuni. Apakah ada orang yang meminta rizki? Maka akan Aku beri rizki.’" (Hadits ini perlu diteliti lebih lanjut terkait sanad dan derajat kesahihannya).
Hadits tersebut menggambarkan betapa besarnya rahmat dan ampunan Allah SWT yang tercurah pada malam Nisfu Syaban. Allah SWT seakan-akan mendekatkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya, memberikan kesempatan yang luas untuk bermunajat dan memohon segala hajat. Oleh karena itu, malam Nisfu Syaban menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan ketaqwaan, memperbanyak ibadah sunnah, dan memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan.
Selain hadits di atas, terdapat pula hadits lain yang menyebutkan anjuran untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban. Dalam buku "Keagungan Rajab & Sya’ban" karya Abdul Manan Bin H. Muhammad Sobari, disebutkan hadits yang berbunyi: "Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hari raya dan malam Nisfu Syaban, maka hatinya tidak akan mati di saat semua hati mati." (Hadits ini juga perlu diteliti lebih lanjut terkait sanad dan derajat kesahihannya).
Hadits ini menekankan pentingnya menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan berbagai amalan ibadah, seperti shalat sunnah, membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, dan bertaubat. Dengan menghidupkan malam tersebut, diharapkan hati kita akan tetap hidup dan terhindar dari kematian hati, yaitu kehilangan kepekaan spiritual dan kedekatan dengan Allah SWT.
Amalan Sunnah di Malam Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban merupakan kesempatan yang baik untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah. Beberapa amalan yang dianjurkan di malam tersebut antara lain:
-
Shalat Sunnah: Melaksanakan shalat sunnah tahajud, shalat witir, dan shalat sunnah lainnya dengan penuh khusyuk dan keikhlasan.
-
Membaca Al-Quran: Membaca Al-Quran dengan tartil dan memahami maknanya, serta mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Berdzikir dan Berdoa: Memperbanyak dzikir dan doa, memohon ampunan atas segala dosa, serta memohon segala hajat dan kebaikan kepada Allah SWT. Doa-doa yang dipanjatkan hendaknya diiringi dengan keikhlasan dan kesungguhan hati.
-
Bertaubat: Menyadari kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, kemudian bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat yang sejati harus diiringi dengan perubahan perilaku dan amalan yang lebih baik.
-
Bersedekah: Memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan, baik berupa uang, makanan, maupun barang-barang lainnya. Sedekah merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki pahala yang besar.
-
Membaca Shalawat: Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada beliau.
-
Berpuasa: Meskipun tidak diwajibkan, berpuasa sunnah pada hari Nisfu Syaban juga merupakan amalan yang dianjurkan. Puasa ini dapat dilakukan sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Malam Nisfu Syaban merupakan malam yang penuh berkah dan rahmat. Meskipun perhitungan tanggalnya masih berupa perkiraan, esensi dari malam ini terletak pada niat dan keikhlasan kita dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amalan ibadah. Mari kita manfaatkan waktu yang tersisa hingga tiba malam Nisfu Syaban untuk mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Aamiin.