Jakarta, 29 Januari 2025 – Indonesia berhasil menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional IV, sebuah perhelatan akbar yang mempertunjukkan kemampuan dan pemahaman Al-Quran dari para peserta terbaik dunia. Dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, di Jakarta, event bergengsi ini menyatukan 60 peserta dari 38 negara yang mewakili lima benua: Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika. Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang geografis dan budaya ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat peradaban Islam yang inklusif dan mampu menjadi tuan rumah bagi event internasional berskala besar.
MTQ Internasional IV bukan sekadar perlombaan hafalan dan tilawah Al-Quran. Perhelatan ini merupakan puncak dari proses seleksi panjang dan ketat yang telah berlangsung sejak tahun 2023, melibatkan 187 negara peserta. Sistem seleksi yang inovatif dan modern, memanfaatkan teknologi digital dengan penjurian daring di masing-masing negara, menjadi bukti komitmen penyelenggara dalam menghadirkan proses seleksi yang transparan, efisien, dan adil. Tahap seleksi daring ini menyaring peserta terbaik dari seluruh penjuru dunia, hingga akhirnya terpilih 60 finalis yang berkesempatan unjuk kebolehan di Jakarta.
Tema yang diusung pada MTQ Internasional IV ini, "Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony," menunjukkan visi yang lebih luas dari sekadar perlombaan keagamaan. Tema ini menekankan pentingnya harmoni global yang terbangun atas dasar pemahaman dan pengamalan ajaran Al-Quran, serta kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup. Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya menegaskan, "Topik MTQ kita hari ini, ‘Al-Quran, Environment, and Humanity for Global Harmony’, merupakan tantangan bagi kita semua untuk membuktikan bahwa Al-Quran menekankan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai sebuah keharusan." Pesan ini relevan dengan isu-isu global terkini dan menunjukkan bahwa MTQ Internasional IV tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga platform untuk menyebarkan pesan perdamaian dan keberlanjutan.
Keberhasilan penyelenggaraan MTQ Internasional IV juga ditandai dengan partisipasi negara-negara dari berbagai belahan dunia. Dari Asia Tenggara, peserta hadir dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Timur Tengah diwakili oleh peserta dari Iran, Suriah, Pakistan, Afghanistan, India, Bangladesh, Kuwait, Turki, Yaman, dan Palestina. Benua Afrika mengirimkan wakil-wakil terbaiknya dari Mesir, Libya, Tanzania, Mauritania, Guinea, Kenya, Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Ghana, Somalia, Chad, Kamerun, Burkina Faso, Guinea-Bissau, dan Mozambik. Eropa turut serta melalui peserta dari Belanda, Rusia, Swedia, dan Italia. Bahkan, dari benua Amerika, Kanada turut berpartisipasi dalam perhelatan ini. Daftar negara peserta yang beragam ini menunjukkan jangkauan global MTQ Internasional IV dan keberhasilan Indonesia dalam menarik minat peserta dari berbagai budaya dan latar belakang.
Lebih dari sekadar kompetisi, MTQ Internasional IV dirancang sebagai program yang komprehensif dan berdampak. Para peserta tidak hanya beradu kemampuan dalam tilawah dan hafalan Al-Quran, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pendukung. Pameran dan workshop penulisan Al-Quran memberikan kesempatan bagi peserta untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pengenalan budaya Indonesia, melalui kunjungan ke berbagai tempat wisata dan objek budaya, memberikan pengalaman berharga bagi peserta untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya Indonesia. Kunjungan ke Museum Bayt Al-Qur’an di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Masjid Istiqlal, dua ikon penting kebanggaan Indonesia, memberikan wawasan yang mendalam tentang sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia. Dengan rangkaian kegiatan yang terencana dengan baik ini, MTQ Internasional IV tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi jembatan untuk mempererat silaturahmi dan memperkenalkan Indonesia kepada dunia.
Keberhasilan MTQ Internasional IV ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak. Komitmen pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama, dalam mendukung penyelenggaraan event ini patut diapresiasi. Sistem seleksi online yang canggih, yang disebut Menteri Agama sebagai sistem yang sangat canggih, menunjukkan upaya pemerintah dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi proses seleksi. Kerja sama dengan berbagai pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta, juga menjadi kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan event berskala internasional ini. Keberhasilan ini juga menjadi bukti kapasitas Indonesia dalam menyelenggarakan event internasional yang berkualitas dan berdampak positif bagi dunia.
MTQ Internasional IV bukan hanya sekadar perhelatan keagamaan, tetapi juga sebuah perwujudan diplomasi budaya yang efektif. Melalui event ini, Indonesia tidak hanya menunjukkan kemampuannya dalam menyelenggarakan event berskala internasional, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, dan damai kepada dunia. Kehadiran peserta dari berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda menunjukkan bahwa Islam mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Pesan perdamaian dan keberlanjutan yang diusung dalam tema MTQ Internasional IV ini diharapkan mampu menginspirasi dunia untuk menciptakan harmoni global yang berkelanjutan.
Ke depan, diharapkan MTQ Internasional dapat terus diselenggarakan secara berkala dan ditingkatkan kualitasnya. Pengalaman penyelenggaraan MTQ Internasional IV ini dapat menjadi pembelajaran berharga untuk menyempurnakan penyelenggaraan event serupa di masa mendatang. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan inovasi yang berkelanjutan, MTQ Internasional dapat menjadi event yang lebih besar dan lebih berdampak bagi dunia. Indonesia, sebagai tuan rumah yang sukses, telah membuktikan kapabilitasnya dalam menjadi pusat peradaban Islam yang mampu menyatukan dunia melalui nilai-nilai keagamaan dan budaya. Sukses penyelenggaraan MTQ Internasional IV ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk menyelenggarakan event serupa dan memperkuat kerja sama internasional dalam mempromosikan perdamaian dan keberlanjutan global. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang handal dan mampu menunjukkan wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.