Baitul Maqdis, kota suci yang menyimpan sejarah panjang peradaban Islam, tak hanya menjadi saksi bisu perjalanan umat manusia, namun juga menjadi pusat perhatian sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang menjanjikan keberadaan kelompok umat Islam yang akan senantiasa teguh dalam iman dan mampu menghadapi musuh-musuh hingga hari kiamat tiba. Hadits ini, yang diriwayatkan oleh Abi Umamah dan termaktub dalam kitab An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir az Zaman karya Ibnu Katsir (dan diterjemahkan oleh Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan), menawarkan perspektif yang menarik tentang masa depan umat Islam dan peran strategis Baitul Maqdis di dalamnya.
Hadits tersebut berbunyi: "Akan tetap ada segolongan dari umatku yang dapat mengatasi dan mengalahkan musuh mereka. Mereka tidak terganggu oleh siapa pun yang tidak sependapat dengan mereka maupun susah payah yang mereka alami sampai datangnya perintah Allah (kiamat). Sedang mereka tetap dalam keadaan seperti itu." Ketika para sahabat bertanya tentang lokasi kelompok istimewa ini, Rasulullah SAW menjawab dengan tegas: "Di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis."
Pernyataan Nabi SAW ini bukan sekadar prediksi belaka, melainkan sebuah kabar gembira yang mengandung pesan mendalam tentang keteguhan iman dan perjuangan yang tak kenal lelah. Kelompok ini, yang diprediksi akan bertahan hingga hari kiamat, merupakan simbol ketahanan spiritual dan kekuatan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Keberadaan mereka menjadi bukti janji Allah SWT atas perlindungan dan pertolongan-Nya bagi hamba-Nya yang beriman dan istiqamah.
Baitul Maqdis sendiri, sebagai tempat suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, memiliki signifikansi spiritual yang luar biasa. Masjid Al-Aqsa, yang terletak di Baitul Maqdis, memiliki sejarah panjang dan penuh keajaiban. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa masjid ini dibangun oleh para malaikat, sementara riwayat lain menyebutkan Nabi Adam AS sebagai arsitek pertamanya. Nabi Ibrahim AS, Nabi Yaqub AS, dan Nabi Sulaiman AS juga diyakini turut berperan dalam pembangunan dan perawatan masjid ini, menjadikan Masjid Al-Aqsa sebagai tempat yang sarat dengan nilai sejarah dan spiritual.
Lebih dari itu, Baitul Maqdis juga menjadi saksi bisu peristiwa Isra Mi’raj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW yang luar biasa, yang menandai perjalanan spiritual beliau menuju kedekatan dengan Allah SWT. Peristiwa ini semakin mengukuhkan posisi Baitul Maqdis sebagai tempat yang dimuliakan dan dihormati dalam Islam.
Hadits Nabi SAW tentang kelompok umat Islam yang teguh di Baitul Maqdis, harus dipahami dalam konteks yang lebih luas. Ini bukan sekadar prediksi geografis, melainkan sebuah gambaran tentang kualitas iman dan keteguhan spiritual yang akan dimiliki oleh kelompok tersebut. Mereka bukan hanya akan mampu menghadapi musuh-musuh secara fisik, tetapi juga mampu menghadapi berbagai tantangan ideologis dan moral yang akan muncul di akhir zaman.
Kemampuan mereka untuk mengatasi musuh-musuh mereka hingga hari kiamat, menunjukkan ketahanan spiritual dan kekuatan iman yang luar biasa. Mereka akan tetap teguh dalam prinsip-prinsip Islam, meskipun menghadapi berbagai tekanan dan cobaan. Keberadaan mereka menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.
Penaklukan Baitul Maqdis, sebagaimana disebutkan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Auf bin Malik (HR Bukhari), juga merupakan salah satu tanda-tanda menjelang hari kiamat. Hadits tersebut menyebutkan enam tanda sebelum hari kiamat, dan penaklukan Baitul Maqdis disebutkan setelah wafatnya Rasulullah SAW. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 16 Hijriah, menandai sebuah tonggak sejarah penting dalam perjalanan Islam.
Penaklukan Baitul Maqdis oleh Khalifah Umar bin Khattab bukan sekadar pencapaian militer, melainkan juga sebuah kemenangan spiritual. Umar bin Khattab, dengan kebijaksanaannya, memastikan penaklukan tersebut dilakukan dengan cara yang adil dan damai. Beliau membersihkan kota tersebut dari berbagai pengaruh Yahudi dan Nasrani, dan membangun sebuah masjid yang menghadap ke arah kiblat, menunjukkan komitmen beliau untuk menegakkan keadilan dan menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang bijaksana.
Namun, perjalanan Baitul Maqdis tidak selalu mulus. Sepanjang sejarah, kota suci ini beberapa kali jatuh ke tangan musuh-musuh Islam, termasuk pasukan Nasrani Eropa. Namun, keberanian dan keteguhan para pejuang Islam, seperti Shalahuddin Al-Ayubi yang berhasil merebut kembali Baitul Maqdis, menunjukkan bahwa semangat juang dan komitmen untuk mempertahankan Baitul Maqdis tetap hidup di hati umat Islam.
Hadits tentang kelompok umat Islam yang teguh di Baitul Maqdis, sekaligus hadits tentang penaklukan Baitul Maqdis sebagai tanda menjelang kiamat, memberikan perspektif yang penting bagi pemahaman kita tentang sejarah dan masa depan umat Islam. Hadits-hadits ini bukan hanya sekadar prediksi masa depan, melainkan juga sebuah ajakan untuk senantiasa memperkuat iman, meningkatkan kualitas spiritual, dan mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang akan datang.
Baitul Maqdis, dengan sejarahnya yang kaya dan signifikansi spiritualnya yang mendalam, akan tetap menjadi pusat perhatian umat Islam di seluruh dunia. Hadits Nabi SAW tentang kelompok umat Islam yang teguh di Baitul Maqdis, mengingatkan kita akan pentingnya keteguhan iman, perjuangan yang tak kenal lelah, dan komitmen untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Kelompok ini, yang diprediksi akan bertahan hingga hari kiamat, merupakan simbol harapan dan inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia, menunjukkan bahwa perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai Islam akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Mereka adalah bukti nyata janji Allah SWT atas perlindungan dan pertolongan-Nya bagi hamba-Nya yang beriman dan istiqamah, sebuah pesan yang terus relevan dan menginspirasi hingga saat ini. Semoga kita semua termasuk dalam golongan tersebut.