Peristiwa Isra Mi’raj merupakan salah satu tonggak sejarah terpenting dalam Islam, menandai perjalanan spiritual luar biasa Nabi Muhammad SAW yang sarat makna dan hikmah bagi seluruh umat Muslim. Perjalanan ini, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits, melibatkan perjalanan fisik dan spiritual yang menakjubkan, dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian berlanjut ke Sidratul Muntaha, titik tertinggi di langit ketujuh. Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan geografis, melainkan sebuah manifestasi kekuasaan Ilahi dan wahyu langit yang membentuk pondasi penting ajaran Islam.
Isra dan Mi’raj: Dua Fase Perjalanan Menuju Keagungan Ilahi
Secara etimologis, "Isra" merujuk pada perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini berlangsung dengan kecepatan yang melampaui batas kemampuan manusia biasa, menunjukkan kuasa Allah SWT yang maha luas. Sementara itu, "Mi’raj" menggambarkan perjalanan spiritual Nabi SAW dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Fase ini lebih menekankan pada aspek spiritual dan ruhani, di mana Nabi SAW mengalami pengalaman-pengalaman mistik yang tak terbayangkan oleh akal manusia.
Dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW didampingi oleh Malaikat Jibril. Beliau menaiki Buraq, kendaraan ajaib yang digambarkan sebagai makhluk berbulu putih, berbadan panjang, dan bergerak dengan kecepatan luar biasa. Perjalanan ini melewati berbagai lapisan langit, di mana Nabi SAW bertemu dengan para nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Pertemuan-pertemuan ini memperlihatkan silaturahmi antar nabi dan menegaskan kesinambungan risalah kenabian.
Puncak perjalanan spiritual ini terjadi pada fase Mi’raj, di mana Nabi SAW menaiki Buraq hingga mencapai Sidratul Muntaha. Di tempat ini, yang merupakan batas akhir perjalanan manusia menuju hadirat Ilahi, Nabi SAW berjumpa dengan Allah SWT dan menerima perintah langsung untuk melaksanakan sholat lima waktu. Peristiwa ini menandai tonggak penting dalam sejarah Islam, menetapkan ibadah sholat sebagai rukun Islam yang fundamental.
15 Hikmah Isra Mi’raj: Pelajaran Berharga bagi Kehidupan Muslim
Peristiwa Isra Mi’raj bukan sekadar kisah perjalanan, melainkan sumber hikmah dan pelajaran berharga yang terus relevan hingga saat ini. Berikut beberapa hikmah penting yang dapat dipetik dari peristiwa agung tersebut:
-
Kebesaran dan Keagungan Allah SWT: Perjalanan Isra Mi’raj sendiri merupakan bukti nyata atas kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang melampaui batas kemampuan manusia. Perjalanan yang mustahil secara fisik ini menunjukkan bahwa Allah SWT mampu melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Hal ini mengingatkan kita akan kemahakuasaan Tuhan dan betapa kecilnya manusia di hadapan-Nya.
-
Penyucian Hati: Sebelum memulai perjalanan, Nabi Muhammad SAW mengalami proses penyucian hati yang dilakukan oleh Malaikat Jibril. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesucian hati dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hati yang bersih merupakan prasyarat untuk menerima wahyu dan hidayah Ilahi.
-
Kemuliaan Rasulullah SAW: Peristiwa Isra Mi’raj hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, menunjukkan kemuliaan dan kedudukan beliau sebagai utusan terakhir Allah SWT. Ini merupakan bukti kasih sayang dan kepercayaan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya.
-
Kedudukan Hamba yang Bertakwa: Allah SWT menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai "abdun" (hamba) dalam Al-Qur’an, menunjukkan bahwa derajat tertinggi di sisi Allah SWT bukanlah karena status atau kekuasaan duniawi, melainkan karena ketakwaan dan ketaatan kepada-Nya.
-
Penguatan Dakwah: Peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada masa sulit bagi Nabi Muhammad SAW, di mana beliau menghadapi tekanan dan penolakan dari kaum Quraisy. Perjalanan ini memberikan penguatan dan kekuatan spiritual bagi beliau untuk melanjutkan dakwahnya dengan teguh dan sabar.
-
Menyampaikan Kebenaran Meskipun Sulit: Setelah kembali dari perjalanan, Nabi Muhammad SAW menyampaikan pengalamannya kepada penduduk Makkah. Meskipun banyak yang meragukan dan menolak, beliau tetap menyampaikan kebenaran, mengajarkan kita pentingnya kejujuran dan keberanian dalam menyampaikan kebenaran, sekalipun menghadapi tantangan dan penolakan.
-
Penguatan Keimanan: Peristiwa Isra Mi’raj memperkuat keimanan Nabi Muhammad SAW. Melihat langsung surga dan neraka semakin meneguhkan keyakinan dan ketaatan beliau kepada Allah SWT. Ini mengajarkan kita pentingnya memperkuat iman melalui penghayatan dan pengalaman spiritual.
-
Kewajiban Sholat Lima Waktu: Perintah sholat lima waktu diberikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj. Ini menunjukkan betapa pentingnya sholat sebagai tiang agama Islam dan sebagai bentuk ibadah utama kepada Allah SWT.
-
Penghapusan Syariat Sebelumnya: Dalam perjalanan Mi’raj, Nabi Muhammad SAW memimpin sholat bersama para nabi terdahulu. Ini menunjukkan bahwa syariat Islam telah menggantikan syariat-syariat sebelumnya, dan menjadi syariat yang terakhir dan sempurna.
-
Renungan Diri dan Introspeksi: Penglihatan Nabi Muhammad SAW terhadap siksa neraka dalam perjalanan Mi’raj menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia untuk selalu berintrospeksi dan memperbaiki diri. Ini mengingatkan kita akan pentingnya berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk.
-
Ujian Keimanan: Peristiwa Isra Mi’raj menjadi ujian keimanan bagi umat manusia. Kepercayaan terhadap peristiwa ini menunjukkan kekuatan iman seseorang. Bagi yang beriman, peristiwa ini semakin memperkuat keyakinan mereka, sementara bagi yang ragu, peristiwa ini menjadi ujian keimanan mereka.
-
Keutamaan Masjidil Aqsa: Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Masjidil Aqsa menunjukkan keutamaan dan kemuliaan Masjidil Aqsa sebagai tempat suci bagi umat Islam. Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum diubah ke Ka’bah.
-
Penghiburan bagi Rasulullah SAW: Peristiwa Isra Mi’raj terjadi di tengah kesedihan Nabi Muhammad SAW atas meninggalnya istri dan pamannya. Perjalanan ini menjadi penghiburan dan penguatan bagi beliau untuk menghadapi cobaan hidup.
-
Kesucian Islam: Kisah pilihan Nabi Muhammad SAW antara air susu dan khamr (minuman keras) menunjukkan kesucian Islam sebagai agama yang mengajarkan kebaikan dan menjauhi hal-hal yang merusak.
-
Silaturahmi Antar Nabi: Pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu menunjukkan adanya silaturahmi dan persaudaraan di antara para nabi dan menunjukkan bahwa amal saleh akan tetap dikenang dan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.
Kesimpulannya, peristiwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa agung yang sarat dengan hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ini tidak hanya menunjukkan kebesaran Allah SWT, tetapi juga memberikan panduan hidup yang komprehensif bagi setiap muslim untuk menjalani kehidupan yang beriman, bertakwa, dan penuh dengan kebaikan. Memahami dan menghayati hikmah Isra Mi’raj akan semakin memperkuat keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.