Rezeki, anugerah ilahi yang tak terhingga, merupakan sumber kehidupan bagi setiap insan. Keyakinan akan pengaturan rezeki oleh Allah SWT merupakan pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Namun, Al-Qur’an dan Hadits mengajarkan bahwa terdapat sejumlah perilaku dan sikap yang dapat menghalangi datangnya rezeki, bahkan meskipun rezeki itu telah ditetapkan. Surah At-Talaq ayat 3, "وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا" (Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.), menegaskan kekuasaan Allah dalam memberikan rezeki dari sumber yang tak terduga, baik secara materiil maupun spiritual. Namun, tafsir ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya menghindari perilaku yang dapat menghambat tercurahnya rahmat tersebut.
Berdasarkan berbagai sumber keagamaan dan kajian ulama, setidaknya terdapat tujuh perkara utama yang dapat menjadi penghalang pintu rezeki, mengancam kesejahteraan lahir dan batin seorang hamba. Perkara-perkara ini bukan sekadar mitos atau takhayul, melainkan konsekuensi logis dari hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan aturan-aturan yang telah ditetapkan-Nya.
1. Keengganan Berinfak:
Infak, selain zakat yang bersifat wajib, merupakan bentuk pengorbanan harta benda untuk kebaikan umum. Sikap pelit dan enggan berinfak dianggap sebagai penghalang utama datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 245, yang menekankan pahala berlipat ganda bagi mereka yang berinfak di jalan Allah dan janji kelapangan rezeki bagi mereka yang memberikan pinjaman kepada-Nya (dalam bentuk infak). Ayat ini bukan hanya sekadar mengajarkan tentang keutamaan bersedekah, tetapi juga mengungkapkan hubungan kausal antara keikhlasan berinfak dengan kelancaran rezeki. Sikap kikir dan keengganan berbagi justru akan menutup pintu rezeki, karena menunjukkan kekurangan kepercayaan kepada kekuasaan Allah dalam mencukupi kebutuhan. Infak bukan sekadar memberikan materi, melainkan juga memberikan kesempatan bagi Allah SWT untuk melipatgandakan rezeki dengan cara-cara yang tak terduga.
2. Kesombongan (Ujub dan Takabbur):
Kesombongan, baik dalam bentuk ujub (puas diri) maupun takabbur (merendahkan orang lain), merupakan sifat tercela yang jauh dari akhlak seorang Muslim. Kesombongan menunjukkan keangkuhan dan ketidakmampuan untuk menghargai karunia Allah. Nabi Musa AS, seorang nabi yang dikaruniai kekuasaan dan keajaiban, pun meminta perlindungan kepada Allah SWT dari sifat sombong, menunjukkan betapa berbahayanya sifat ini. Kisah ini mengajarkan bahwa kesombongan bukan hanya menghilangkan rasa syukur, tetapi juga dapat menghalangi datangnya rezeki. Allah SWT mencintai orang-orang yang rendah hati dan tidak sombong, karena mereka lebih mudah menerima petunjuk dan rahmat-Nya.
3. Kurangnya Tawakal (Kepercayaan kepada Allah):
Tawakal, yakni kepercayaan dan keserahdirian penuh kepada Allah SWT, merupakan pilar penting dalam kehidupan seorang Muslim. Ketiadaan tawakal akan menimbulkan kekhawatiran, kecemasan, dan ketidakpercayaan kepada kekuasaan Allah. Orang yang kurang bertawakal seringkali menyalahkan keadaan dan mencari jalan pintasan yang tidak sesuai dengan syariat. Sikap seperti ini justru akan menjauhkan diri dari rahmat Allah dan menghalangi datangnya rezeki. Tawakal bukan berarti berdiam diri tanpa usaha, tetapi berarti berusaha sekuat tenaga dan berserah kepada Allah SWT atas hasilnya.
4. Terlalu Sibuk dengan Urusan Duniawi (Duniawiyah):
Kecenderungan untuk terlalu fokus pada urusan duniawi dan mengabaikan urusan ukhrawi (akhirat) dapat menghalangi datangnya rezeki. Kehidupan yang hanya dipenuhi oleh keinginan materi dan kemewahan akan membuat seseorang lupa kepada Allah SWT dan tidak merasakan kenikmatan spiritual. Ibadah yang dilakukan hanya sebatas formalitas tanpa ketenangan batin menunjukkan ketidakseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Allah SWT akan menutup pintu rezeki bagi mereka yang terlalu mementingkan dunia dan lupa kepada akhirat. Keseimbangan antara keduanya sangat penting untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dan bermakna.
5. Syirik (Menyekutukan Allah):
Syirik, yakni menganggap ada sesuatu atau seseorang selain Allah SWT yang berhak disembah atau diharapkan pertolongannya, merupakan dosa besar yang dapat menghalangi datangnya rezeki. Syirik merupakan pelanggaran terbesar dalam Islam, karena menunjukkan ketidakpercayaan penuh kepada keesaan Allah SWT. Hadits Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa syirik termasuk dalam tujuh dosa besar yang harus dijauhi. Mereka yang terjerat dalam syirik akan mengalami kesulitan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Kepercayaan penuh kepada Allah SWT sangat penting untuk mendapatkan rezeki dan berkah dari-Nya.
6. Kurangnya Rasa Syukur:
Sikap tidak bersyukur menunjukkan ketidakpuasan atas karunia Allah SWT. Orang yang tidak bersyukur selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Sikap ini akan menutup pintu rezeki, karena menunjukkan ketidakmampuan untuk menghargai nikmat Allah. Bersyukur bukan hanya sekadar ucapan lisan, tetapi juga perilaku yang menunjukkan penghargaan atas karunia Allah. Dengan bersyukur, seseorang akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan batin, serta mendapatkan rezeki yang lebih berlimpah.
7. Mengonsumsi Khamar (Minuman Keras):
Mengonsumsi khamar atau minuman keras lainnya merupakan perbuatan haram yang diharamkan secara tegas dalam Islam. Surah Al-Maidah ayat 90 menjelaskan bahwa khamar termasuk perbuatan setan yang harus dijauhi. Mengonsumsi khamar tidak hanya merusak kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat menghalangi datangnya rezeki. Khamar dapat menimbulkan perilaku negatif seperti kekerasan, perselisihan, dan kehilangan kontrol diri, yang akan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi seseorang. Menjauhi khamar merupakan langkah penting untuk mendapatkan rezeki yang berkah dan hidup yang sejahtera.
Kesimpulannya, rezeki merupakan anugerah Allah SWT yang telah ditetapkan. Namun, perilaku dan sikap kita dapat mempengaruhi cara Allah SWT memberikan rezeki tersebut. Menghindari tujuh perkara di atas merupakan upaya untuk membuka pintu rezeki dan mendapatkan kehidupan yang berkah dan sejahtera, baik secara materiil maupun spiritual. Hal ini menekankan pentingnya keseimbangan antara usaha manusia dan tawakal kepada Allah SWT dalam mencari rezeki. Semoga uraian ini memberikan pencerahan dan motivasi bagi kita semua untuk terus berusaha dan bertaqwa kepada Allah SWT.