Peristiwa Isra Mi’raj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dan selanjutnya Mi’raj (naik ke langit) merupakan salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah Islam. Keistimewaan peristiwa ini begitu monumental, bahkan hingga saat itu banyak yang meragukannya. Terjadi setahun sebelum hijrah, tepatnya pada malam 27 Rajab 621 M atau 10 tahun kenabian, seperti yang ditegaskan oleh Ibnu Hazm. Kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur’an, menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT.
Ayat Al-Isra ayat 1 (QS 17:1) mengungkapkan peristiwa Isra: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." Ayat ini secara ringkas menjabarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, menekankan keberkahan tempat suci tersebut dan tujuan perjalanan sebagai manifestasi kekuasaan Ilahi.
Sementara itu, peristiwa Mi’raj, perjalanan spiritual Nabi SAW ke langit, dijelaskan dalam Surat An-Najm ayat 13-18 (QS 53:13-18). Ayat-ayat ini menggambarkan pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Jibril dalam wujud aslinya di Sidratul Muntaha, batas langit ketujuh, dan penglihatan Nabi SAW terhadap tanda-tanda kebesaran Allah yang tak terhingga. Deskripsi ini menunjukkan pengalaman spiritual yang luar biasa, melampaui batas pemahaman manusia biasa.
Lebih dari sekadar perjalanan fisik, Isra Mi’raj merupakan perjalanan spiritual yang sarat makna dan peristiwa penting. Berbagai riwayat dan literatur keagamaan, seperti "Isra Mi’raj dan Permulaan Masuk Islamnya Kaum Anshar" oleh Muhammad Ridha dkk., dan "Meneladani Rasulullah melalui Sejarah" karya Sri Januari Rahayu, mengungkapkan detail peristiwa tersebut, yang dapat kita uraikan sebagai berikut:
1. Pembersihan Ruh: Pembelahan Dada Rasulullah SAW
Sebelum memulai perjalanan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa luar biasa: pembersihan jantung atau rohnya oleh Malaikat Jibril. Dalam beberapa riwayat, dijelaskan bahwa dada beliau dibelah dari bawah leher hingga atas pusar. Jantung Nabi SAW kemudian diambil dan dibersihkan dengan air zamzam yang tersimpan dalam tempayan emas. Air zamzam ini melambangkan kesucian dan keimanan. Peristiwa ini, yang terjadi tiga kali dalam hidup Nabi SAW (masa kecil, sebelum diangkat menjadi Rasul, dan sebelum Isra Mi’raj), menunjukkan kesucian dan kesiapan beliau untuk menerima tugas kenabian yang agung.
2. Buraq: Kendaraan Ajaib Menuju Masjidil Aqsa
Setelah pembersihan ruh, perjalanan Isra dimulai. Nabi Muhammad SAW, didampingi Malaikat Jibril, menaiki Buraq, hewan tunggangan ajaib yang digambarkan memiliki ciri-ciri unik: wajah seperti manusia, tubuh seperti kuda, kaki seperti unta, kuku dan ekor seperti sapi, dan dada seperti batu mulia berwarna merah. Kecepatan Buraq luar biasa, mampu menempuh jarak yang sangat jauh dalam sekejap mata. Bahkan, Buraq awalnya menolak untuk ditunggangi Nabi SAW, menunjukkan kemuliaan dan keistimewaan Nabi Muhammad SAW yang tak tertandingi.
3. Ujian di Jalan: Kejaran Jin Ifrit
Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW diuji dengan kejaran Jin Ifrit yang membawa api menyala. Kehadiran Jin Ifrit ini menjadi ujian dan tantangan bagi Nabi SAW. Namun, dengan bimbingan Malaikat Jibril, Nabi SAW diajarkan doa khusus untuk menghadapi ancaman tersebut. Doa ini, yang tercantum dalam berbagai hadis, menunjukkan perlindungan dan pertolongan Allah SWT bagi Nabi-Nya. Doa tersebut mengandung permohonan perlindungan dari berbagai macam bahaya, baik yang kasat mata maupun yang gaib. Ini menggambarkan betapa perjalanan Isra Mi’raj bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh tantangan dan ujian.
4. Salat Berjamaah Bersama Para Nabi di Masjidil Aqsa
Setibanya di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW melaksanakan salat dua rakaat. Namun, keajaiban terjadi. Masjidil Aqsa dipenuhi oleh para nabi terdahulu, dari Adam AS hingga nabi-nabi sebelum beliau. Nabi Muhammad SAW kemudian diangkat menjadi imam salat berjamaah bersama para nabi tersebut, menunjukkan kedudukan dan kemuliaan beliau sebagai penutup para nabi. Peristiwa ini menegaskan persatuan dan kesinambungan ajaran tauhid dari generasi ke generasi.
5. Pilihan Fitrah: Susu vs. Khamr
Setelah salat, Nabi Muhammad SAW merasa haus. Malaikat Jibril menawarkan dua minuman: susu dan khamr (minuman keras). Nabi SAW memilih susu, menunjukkan pilihan beliau terhadap jalan hidup yang suci dan sesuai dengan fitrah manusia. Pilihan ini juga menjadi pelajaran bagi umat Islam tentang pentingnya mengikuti jalan hidup yang benar dan menghindari hal-hal yang merusak.
6. Mi’raj: Perjalanan Menuju Langit dan Pertemuan dengan Para Nabi
Puncak peristiwa Isra Mi’raj adalah Mi’raj, perjalanan Nabi SAW naik ke langit. Didampingi Malaikat Jibril, beliau melewati tujuh lapisan langit. Di setiap lapisan, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu, seperti Nabi Adam AS, Nabi Musa AS, dan lainnya. Pertemuan ini memperkuat hubungan spiritual dan memperlihatkan kesinambungan ajaran kenabian.
7. Saksi Mata Surga dan Neraka
Dalam perjalanan Mi’raj, Nabi Muhammad SAW juga diberi kesempatan untuk menyaksikan keindahan surga dan kengerian neraka. Deskripsi surga yang dipenuhi dengan keindahan dan kenikmatan, dan neraka yang penuh siksaan, menjadi gambaran nyata bagi manusia tentang balasan amal perbuatan di akhirat. Pengalaman ini semakin mengukuhkan keyakinan Nabi SAW dan menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia.
8. Perintah Salat Lima Waktu: Hikmah Terbesar Isra Mi’raj
Peristiwa Isra Mi’raj mencapai puncaknya dengan turunnya perintah salat lima waktu. Awalnya, Allah SWT memerintahkan salat 50 waktu. Namun, atas permohonan Nabi Muhammad SAW melalui perantara Nabi Musa AS, jumlah rakaat salat dikurangi hingga menjadi lima waktu. Meskipun jumlahnya berkurang, pahala salat lima waktu tetap dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, menunjukkan rahmat dan kemudahan Allah SWT bagi umatnya. Perintah salat lima waktu ini menjadi kewajiban utama bagi umat Islam dan menjadi simbol pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT.
Peristiwa Isra Mi’raj bukan hanya sekadar perjalanan fisik dan spiritual Nabi Muhammad SAW, tetapi juga merupakan peristiwa monumental yang memiliki dampak besar bagi sejarah Islam. Peristiwa ini meneguhkan kenabian Nabi Muhammad SAW, menunjukkan kekuasaan dan keagungan Allah SWT, serta memberikan pedoman hidup bagi umat Islam melalui perintah salat lima waktu. Peristiwa ini terus dirayakan setiap tahunnya oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan perjalanan agung Nabi Muhammad SAW. Kisah ini juga menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk senantiasa beriman, bertaqwa, dan berjuang dalam menegakkan ajaran Islam. Semoga uraian di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa Isra Mi’raj dan keajaibannya.