Jakarta, 19 Januari 2025 – Kalender Hijriah menunjukkan tanggal 19 Rajab 1446 H, menandai semakin dekatnya sepuluh hari terakhir bulan Rajab, periode yang sarat dengan keutamaan dan kesempatan meraih keberkahan. Bulan Rajab, yang oleh Rasulullah SAW disebut sebagai "bulannya Allah," memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Keistimewaan ini tercermin dalam hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan yang dipenuhi ampunan, di mana Allah SWT menerima taubat para nabi-Nya, melindungi kekasih-Nya dari musuh, dan memberikan pahala berlipat ganda bagi hamba-Nya yang beribadah. Hadits tersebut, sebagaimana dikutip dari buku Nasihat Langit Penenteram Jiwa – Buku 2: Menjalankan Amalan Wajib-Sunah dan Meraih Fadhilahnya karya Syaikh ash-Shafuri, menjelaskan janji Allah SWT berupa pengampunan dosa masa lalu, perlindungan di sisa usia, dan keselamatan dari dahaga di hari kiamat bagi mereka yang berpuasa di bulan Rajab. Bagi yang merasa kesulitan berpuasa penuh, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berpuasa di awal, pertengahan, dan akhir bulan Rajab, sebagai pengganti puasa penuh sebulan.
Sepuluh hari terakhir bulan Rajab, khususnya tanggal 21 hingga 30 Rajab, menawarkan kesempatan emas bagi umat muslim untuk meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amalan sunnah. Berikut beberapa amalan yang dianjurkan, berdasarkan referensi dari berbagai sumber keagamaan, untuk memaksimalkan keutamaan periode ini:
1. Menggiatkan Dzikir dan Istighfar: Dzikir dan istighfar merupakan pilar utama dalam ibadah seorang muslim. Di sepuluh hari terakhir bulan Rajab, amal ini hendaknya ditingkatkan intensitasnya sebagai bentuk permohonan ampun dan pengagungan kepada Allah SWT. Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid merekomendasikan dzikir "Subhaanallaahir ra-uuf" (Maha Suci Allah yang Maha Belas Kasih) sebanyak 100 kali, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 11 kali. Amalan ini diharapkan mampu membersihkan hati dan memperkuat ikatan batin dengan Sang Khalik.
Selain dzikir, memperbanyak istighfar (memohon ampun) juga sangat dianjurkan. Salah satu bacaan istighfar yang dapat diamalkan adalah: "Allaahumma anta rabbi, laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatha’tu, wa a’uudzubika min syarri maa shana’tu wa abu-u laka binikmatika ‘alayya wa abuu-u bidzambii faghfirlii fa-innahuu laa yanghfirudz dzunuba illaa anta." (Ya Allah, Engkau-lah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu dan aku dalam genggaman Mu. Aku dalam perjanjian-Mu (beriman dan taat) kepada-Mu sekadar kemampuan yang ada padaku. Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosaku. Karena itu, aku memohon ampunan-Mu, dan sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa seseorang, kecuali Engkau, ya Allah.). Mengulang bacaan istighfar ini secara rutin, baik secara lisan maupun dalam hati, diharapkan dapat menghapus dosa-dosa dan membersihkan jiwa dari noda.
2. Menghayati Peristiwa Isra Miraj: Peristiwa Isra Miraj, yang terjadi pada tanggal 27 Rajab, merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian Sidratul Muntaha merupakan bukti nyata atas keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Momen ini hendaknya dimaknai dengan mendalam melalui peningkatan ibadah, muhasabah diri, dan menguatkan keimanan kepada Allah SWT. Peringatan Isra Miraj tidak hanya sebatas perayaan, tetapi juga menjadi momentum untuk merenungkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dan meneladani ketaatan dan keteguhan beliau dalam menjalankan risalah-Nya.
3. Puasa Sunnah di Akhir Rajab: Puasa sunnah di bulan Rajab, khususnya di akhir bulan, memiliki keutamaan yang luar biasa. Hadits yang diriwayatkan dari Salim dan Imam Shadiq menyebutkan bahwa berpuasa di bulan Rajab, apalagi di akhir bulan, memberikan pahala yang tak terhingga. Lebih lanjut, hadits tersebut juga menjelaskan bahwa berpuasa satu hari di akhir Rajab meringankan sakaratul maut dan azab kubur, berpuasa dua hari membebaskan dari siksaan shirath, dan berpuasa tiga hari menyelamatkan dari kesulitan hari kiamat dan api neraka. Selain itu, kitab Al Ghunyah karya Syaikh Abdul Qadir al Jailani mencatat hadits Nabi SAW yang menyebutkan bahwa pahala puasa satu hari di bulan Rajab setara dengan puasa 3000 tahun. Hal ini menunjukkan betapa besarnya ganjaran yang diberikan Allah SWT bagi mereka yang menjalankan puasa sunnah di bulan Rajab.
4. Amalan Khusus Jumat Terakhir Rajab: Jumat terakhir di bulan Rajab memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca shalawat "Ahmad Rasullullah, Muhammad Rasullullah" (Ahmad utusan Allah, Muhammad utusan Allah) sebanyak 35 kali saat khutbah Jumat kedua. Amalan ini diharapkan dapat memperkuat kecintaan dan ketaatan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama bagi seluruh umat Islam. Mengikuti khutbah Jumat dengan khusyuk dan merenungkan isi khutbah juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan.
5. Doa Pagi dan Petang: Doa merupakan senjata bagi seorang muslim. Diriwayatkan dari Ibnu Asakir melalui Abi Umamah dan Wahab bin Munabbih, bahwa membaca istighfar "Rabbighfirlii warhamnii watub ‘alayya" (Ya Allah, ampunilah dosaku dan kasihanilah aku, serta terimalah tobatku) sebanyak 70 kali di pagi dan petang hari, sambil mengangkat kedua tangan, dapat melindungi diri dari siksa api neraka. Doa ini merupakan permohonan ampunan dan rahmat dari Allah SWT, sekaligus menunjukkan kerendahan hati dan ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya.
6. Bersedekah: Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Di bulan Rajab, bersedekah memiliki keutamaan yang lebih besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa bersedekah di bulan Rajab, Allah SWT akan menjauhkannya dari neraka. Sedekah tidak hanya berupa materi, tetapi juga dapat berupa perbuatan baik, perkataan yang baik, dan perilaku yang baik. Memberikan bantuan kepada sesama, membantu orang yang membutuhkan, dan menebar kebaikan merupakan wujud nyata dari sedekah yang dapat dilakukan.
Kesimpulan:
Sepuluh hari terakhir bulan Rajab merupakan kesempatan berharga bagi umat muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amalan-amalan sunnah yang telah disebutkan di atas, jika dijalankan dengan ikhlas dan penuh keimanan, diharapkan dapat menjadi jalan menuju ridha Ilahi dan memperoleh keberkahan di dunia dan akhirat. Namun, perlu diingat bahwa amalan-amalan tersebut hanyalah sebagian kecil dari berbagai amalan yang dapat dilakukan. Umat Islam dianjurkan untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan memperbanyak ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, shalat sunnah, dan menjaga akhlak yang mulia. Wallahu a’lam bishawab.