Salat fardhu merupakan rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Namun, anjuran untuk menunaikan salat fardhu secara berjamaah di masjid memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Keutamaan ini bukan sekadar anjuran semata, melainkan sebuah ajakan untuk meraih pahala berlipat ganda dan mendapatkan jaminan keselamatan di akhirat. Bagi kaum laki-laki, melaksanakan salat fardhu berjamaah di masjid bahkan menjadi amalan yang paling utama, melebihi salat sendirian atau berjamaah di rumah, sebagaimana diteladankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Hadis riwayat Ali bin Abi Thalib RA menegaskan pentingnya hal ini: "Tidak sah salat tetangga masjid kecuali di masjid." Pertanyaan lanjutan mengenai siapa yang dimaksud dengan "tetangga masjid" dijawab dengan tegas: "Siapa yang mendengar adzan." Hadis ini menggarisbawahi pentingnya kehadiran fisik di masjid bagi mereka yang mampu mendengar panggilan adzan, menunjukkan betapa besarnya anjuran untuk salat berjamaah di tempat ibadah tersebut.
Rasulullah SAW dan para sahabatnya, kecuali dalam kondisi uzur syar’i, senantiasa menunaikan salat fardhu berjamaah di masjid. Bahkan dalam kondisi sakit sekalipun, Rasulullah SAW tetap berusaha hadir di masjid untuk melaksanakan ibadah bersama umat. Komitmen ini menjadi teladan bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa memprioritaskan salat berjamaah di masjid.
Ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 43: "وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ" (Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’) juga menjadi landasan penting. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini mendorong umat Islam untuk senantiasa bersama orang-orang beriman dalam menjalankan amal ibadah, khususnya salat. Banyak ulama menggunakan ayat ini sebagai dalil mengenai kewajiban salat berjamaah, menunjukkan betapa pentingnya amalan ini dalam pandangan Islam.
Lebih jauh lagi, berbagai hadis Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan salat fardhu berjamaah di masjid, yang dapat dirangkum dalam lima poin utama:
1. Mendapatkan Naungan di Akhirat: Hadis riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat, salah satunya adalah "seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid." Imam Nawawi menafsirkan hal ini sebagai kecintaan yang mendalam terhadap masjid dan konsistensi dalam melaksanakan salat berjamaah di dalamnya. Janji naungan Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya merupakan anugerah yang tak ternilai bagi mereka yang senantiasa beribadah di rumah Allah.
2. Mendapatkan Jaminan Allah: Rasulullah SAW bersabda tentang tiga golongan yang dijamin Allah SWT, salah satunya adalah "orang yang pergi ke masjid." Hadis ini menjanjikan jaminan keselamatan dan pahala bagi mereka yang konsisten salat berjamaah di masjid, bahkan hingga janji surga atau balasan pahala yang melimpah. Jaminan ini memberikan rasa aman dan ketenangan bagi setiap muslim yang mengamalkannya.
3. Mendapatkan Cahaya pada Hari Kiamat: Hadis riwayat Tirmidzi menyebutkan kabar gembira bagi mereka yang tekun berjalan menuju masjid dalam kegelapan, akan mendapatkan cahaya yang terang benderang pada hari kiamat. Ini menggambarkan betapa besarnya pahala dan kemuliaan yang akan diterima oleh mereka yang gigih dalam menjalankan ibadah meskipun menghadapi kesulitan.
4. Disiapkan Tempat Singgah di Surga: Hadis riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa setiap kali seseorang pergi dan pulang dari masjid, Allah SWT akan menyiapkan tempat singgah di surga baginya. Ini menunjukkan betapa setiap langkah kaki menuju dan pulang dari masjid dibalas dengan pahala yang besar dan janji surga yang indah.
5. Dibebaskan dari Siksa Neraka: Hadis riwayat Tirmidzi menyebutkan bahwa siapa yang salat berjamaah selama 40 hari berturut-turut dan mendapatkan takbir pertama, akan dicatat dua kebebasan: kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan. Ini merupakan janji keselamatan yang luar biasa bagi mereka yang konsisten dan istiqamah dalam menjalankan salat berjamaah.
Masjid: Rumah Allah dan Kemuliaan Tamunya
Masjid bukan sekadar bangunan, melainkan rumah Allah SWT. Mereka yang datang ke masjid adalah tamu-tamu Allah, dan Allah SWT akan memuliakan tamu-tamunya. Hadis-hadis dari Salman RA, Amru bin Maimun, dan Umar RA menegaskan kedudukan masjid sebagai rumah Allah dan kehormatan yang diberikan kepada mereka yang menunaikan salat di dalamnya. Mereka yang berwudhu dengan sempurna dan datang ke masjid dianggap sebagai tamu Allah, dan tuan rumah yang mulia akan memuliakan tamunya.
Kesimpulannya, salat fardhu berjamaah di masjid bukanlah sekadar ibadah ritual, melainkan sebuah amalan yang sarat dengan keutamaan dan jaminan keselamatan di akhirat. Anjuran ini didukung oleh Al-Qur’an, hadis-hadis Rasulullah SAW, dan pendapat para ulama. Dengan memahami dan mengamalkan keutamaan-keutamaan tersebut, diharapkan umat Islam semakin termotivasi untuk senantiasa menunaikan salat fardhu berjamaah di masjid, menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan spiritual dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Semoga uraian ini dapat menjadi pengingat dan motivasi bagi kita semua untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.