Jakarta – Ajaran Islam menekankan pentingnya sedekah, sebuah tindakan filantropi yang tak hanya berdampak positif bagi penerima, namun juga memiliki signifikansi spiritual bagi pemberi, bahkan setelah kepergian mereka dari dunia fana. Konsep sedekah, sebagaimana termaktub dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 92: "لَنْ تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّىَ تُنْفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ" (Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.), mengajarkan bahwa kebajikan sejati terwujud melalui pengorbanan harta benda yang dicintai demi kebaikan sesama. Ayat ini menjadi landasan kuat bagi praktik sedekah, termasuk sedekah yang ditujukan untuk mereka yang telah meninggal dunia.
Sedekah, menurut buku "Hikmah Sedekah: Menemukan Kebaikan dalam Memberi" karya Sakti Wibowo, diartikan sebagai pemberian harta atau bantuan kepada yang membutuhkan tanpa pamrih. Beragam jenis sedekah ada, namun sedekah yang dilakukan atas nama orang yang telah meninggal dunia memiliki kedudukan istimewa sebagai sedekah jariyah. Keistimewaan sedekah jariyah terletak pada keberlangsungan pahalanya yang terus mengalir meskipun pelakunya telah wafat. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah RA, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali dari tiga hal ini, yakni; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakannya."
Hadits tersebut menegaskan bahwa sedekah jariyah merupakan salah satu dari sedikit amal yang pahalanya tetap mengalir di akhirat. Oleh karena itu, sedekah jariyah menjadi bentuk penghormatan dan doa terbaik bagi orang-orang terkasih yang telah meninggal dunia, memberikan kesempatan bagi keluarga dan kerabat untuk meneruskan amal kebaikan mereka. Konsep ini menawarkan pelipur lara sekaligus penguatan spiritual bagi mereka yang ditinggalkan.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: bentuk sedekah jariyah seperti apa yang paling efektif dan bernilai di sisi Allah SWT? Buku "Saku Terapi Bersedekah" karya Manshur Abdul Hakim, menawarkan beberapa contoh sedekah jariyah yang dapat dipertimbangkan:
1. Mendirikan Masjid: Rumah Allah, Sumber Pahala Tak Terbatas
Membangun atau merenovasi masjid merupakan bentuk sedekah jariyah yang sangat dianjurkan. Masjid sebagai tempat ibadah utama umat Islam, merupakan pusat kegiatan keagamaan, tempat belajar Al-Quran, dan pusat berkumpulnya umat untuk berbagai kegiatan positif. Semakin banyak orang yang memanfaatkan masjid untuk kebaikan, maka semakin besar pula pahala yang terus mengalir kepada mereka yang berpartisipasi dalam pembangunannya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membuatkan rumah di surga untuknya." Hadits ini menggarisbawahi keutamaan mendirikan masjid sebagai investasi akhirat yang sangat berharga. Pembangunan masjid bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga representasi dari komitmen terhadap agama dan kesejahteraan umat. Sedekah ini memiliki dampak jangka panjang dan berkelanjutan, menciptakan manfaat bagi generasi mendatang.
2. Memberi Makan Orang yang Membutuhkan: Menghilangkan Lapar, Menyambungkan Pahala
Memberi makan orang yang kelaparan merupakan tindakan mulia yang memiliki nilai sedekah jariyah yang tinggi. Sedekah ini dapat dilakukan secara langsung, misalnya dengan memberikan makanan kepada fakir miskin, anak yatim, atau orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, sedekah ini juga dapat berupa penyediaan sumber pangan berkelanjutan, seperti membangun lumbung pangan atau mendukung program ketahanan pangan. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa memberikan makan orang mukmin sehingga dia kenyang dari kelaparannya, maka Allah SWT akan memasukkannya ke satu pintu dari pintu-pintunya surga, tidak ada lagi yang masuk melalui pintu tersebut kecuali orang yang serupa dengannya." Hadits ini menunjukkan betapa besar pahala yang diberikan kepada mereka yang membantu menghilangkan rasa lapar sesama manusia. Tindakan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memberikan rasa kepuasan dan ketenangan batin bagi pemberi dan penerima. Sedekah ini juga menanamkan nilai kepedulian sosial dan kemanusiaan.
3. Mengalirkan Air: Sumber Kehidupan, Sumber Pahala Abadi
Mengalirkan air, baik melalui penggalian sumur, pembangunan saluran irigasi, atau penyediaan akses air bersih bagi masyarakat, merupakan bentuk sedekah jariyah yang sangat bernilai. Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting, dan menyediakan akses air bersih bagi masyarakat merupakan amal yang sangat mulia. Hadits dari Rasulullah SAW menjelaskan hal ini: "Wahai Rasulullah, sungguh ibuku telah meninggal dunia, apakah boleh aku bersedekah atas namanya?" Jawab Rasulullah, "Iya, boleh." Sa’ad bertanya lagi, "Lalu sedekah apa yang paling afdal?" Jawab Rasulullah, "Memberi minum air." (HR An-Nasai). Hadits ini menunjukkan keutamaan sedekah berupa air, karena air merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat vital. Sedekah ini memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan, menunjang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini juga merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam.
4. Membantu Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Menebar Ilmu, Menuai Pahala Tak Terbatas
Membantu pengembangan ilmu pengetahuan juga termasuk sedekah jariyah. Bentuknya beragam, mulai dari menerbitkan buku-buku agama atau buku-buku pelajaran, membiayai pendidikan anak-anak yatim atau fakir miskin, mendukung pembangunan perpustakaan, hingga memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:"Amal saleh dan kebaikan seorang mukmin yang tetap lestari setelah kematiannya adalah; ilmu yang diamalkan dan disebarkan, anak saleh yang di tinggalkan, buku yang diwariskan, masjid yang di bangun, rumah yang didirikan untuk ibnu sabil, saluran air yang dialirkan, atau sedekah yang ia keluarkan sewaktu masih sehat ketika masih hidup. Sedekah ini akan tetap lestari setelah ia meninggal." (HR Ibnu Majah). Hadits ini menunjukkan bahwa menyebarkan ilmu pengetahuan merupakan amal jariyah yang sangat bernilai. Ilmu yang bermanfaat akan terus memberikan manfaat bagi orang lain, bahkan setelah pemberi ilmu telah meninggal dunia. Sedekah ini berkontribusi pada kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup manusia.
Kesimpulannya, sedekah jariyah merupakan bentuk amal yang sangat dianjurkan, terutama untuk mendoakan dan memberikan manfaat bagi mereka yang telah meninggal dunia. Berbagai bentuk sedekah jariyah, seperti mendirikan masjid, memberi makan orang yang membutuhkan, mengalirkan air, dan membantu pengembangan ilmu pengetahuan, merupakan investasi akhirat yang sangat berharga. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya sedekah jariyah dan menginspirasi kita semua untuk senantiasa berbuat kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, sehingga pahala kebaikan tersebut terus mengalir meskipun kita telah tiada.