Surat Asy-Syams, salah satu surat Makkiyah yang diturunkan di Mekkah, menempati posisi penting dalam Al-Qur’an. Diturunkan setelah Surat Al-Qadar dan sebelum Surat Al-Buruj, surat ini, yang namanya diambil dari kata "asy-syams" (matahari) pada ayat pembukanya, merupakan teks yang kaya makna dan sarat dengan pelajaran berharga tentang perjalanan spiritual manusia. Lebih dari sekadar bacaan, Surat Asy-Syams menawarkan pandangan mendalam mengenai keseimbangan antara kebaikan dan keburukan, keberuntungan dan kerugian, serta konsekuensi dari pilihan-pilihan hidup. Seringkali dibacakan dalam salat Duha, surat ini menawarkan refleksi yang relevan bagi kehidupan manusia di zaman modern.
Bacaan, Transliterasi, dan Terjemahan Surat Asy-Syams:
Berikut adalah teks Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan Surat Asy-Syams yang terdiri dari 15 ayat:
-
Arab: وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Latin: Was-syamsi wa dhuha-ha
Terjemahan: Demi matahari dan cahaya terangnya di waktu dhuha (ketika matahari mulai meninggi). -
Arab: وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
Latin: Wal-qamari idza tala-ha
Terjemahan: Demi bulan apabila mengiringinya. -
Arab: وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
Latin: Wan-nahari idza jalla-ha
Terjemahan: Demi siang apabila menampakkannya. -
Arab: وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا
Latin: Wal-laili idza yaghsha-ha
Terjemahan: Demi malam apabila menutupinya. -
Arab: وَالسَّمَاءِ وَ مَا بَنَاهَا
Latin: Was-sama-i wa ma bana-ha
Terjemahan: Demi langit dan apa yang telah membangunnya. -
Arab: وَالْأَرْضِ وَ مَا طَحَّاهَا
Latin: Wal-ardhi wa ma thahha-ha
Terjemahan: Demi bumi dan apa yang telah meratakannya. -
Arab: وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
Latin: Wa nafsiw wa ma sawwa-ha
Terjemahan: Demi jiwa dan penyempurnaan kejadiannya. -
Arab: فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
Latin: Fa-alhama-ha fujura-ha wa taqwa-ha
Terjemahan: Maka Allah mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. -
Arab: قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
Latin: Qad aflaha man zakka-ha
Terjemahan: Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). -
Arab: وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
Latin: Wa qad khaba man dassa-ha
Terjemahan: Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. -
Arab: كَذَّبَتْ عَادٌ بِطَغْوَاهَا
Latin: Kazzabat ‘adun bi thagwa-ha
Terjemahan: (Kaum) ‘Ad telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas. -
Arab: فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا
Latin: Fa-arsalna ‘alaihim rihan shar-sharan
Terjemahan: Maka Kami kirimkan kepada mereka angin yang sangat kencang. -
Arab: إِلاَّ مَا خَلَّفْنَا مِنْ ذِكْرٍ
Latin: Illa ma khollafna min dzikrin
Terjemahan: Kecuali apa yang Kami tinggalkan sebagai peringatan. -
Arab: وَإِذَا سَوَّيْنَا بَيْنَهُمْ
Latin: Wa idza sawwaina bainahum
Terjemahan: Dan (ingatlah) ketika Kami telah meratakan mereka. -
Arab: فَمَنْ يَشْكُرُ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
Latin: Fa man yasykuru fa inna-ma yasykuru li nafsihi
Terjemahan: Maka barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.
Kandungan dan Tafsir Surat Asy-Syams:
Surat Asy-Syams menawarkan tafsir yang kaya dan multi-dimensi. Ayat-ayat awal, yang diawali dengan sumpah demi matahari, bulan, siang, dan malam, menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang maha luas. Alam semesta, dengan segala keindahan dan keajaibannya, menjadi saksi bisu atas kekuasaan Sang Pencipta. Sumpah ini bukan sekadar hiasan retorika, melainkan teknik retorika yang mengarahkan pemikiran manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah dan mengingatkan mereka akan tanggung jawab di hadapan-Nya.
Ayat ke-7, yang bersumpah demi jiwa dan penyempurnaannya, mengarahkan fokus pada dimensi spiritual manusia. Jiwa, sebagai inti keberadaan manusia, dijelaskan sebagai entitas yang memiliki potensi untuk baik dan buruk. Ayat ke-8 menjelaskan bahwa Allah telah menancapkan kedua potensi tersebut dalam jiwa manusia, memberikan kebebasan untuk memilih antara jalan kejahatan (fujur) dan jalan ketakwaan (taqwa).
Ayat ke-9 dan 10 menekankan konsekuensi dari pilihan tersebut. Orang yang menscikan jiwanya dengan beramal saleh dan menjauhi kejahatan akan mendapatkan keberuntungan (aflaha), sedangkan orang yang mengotori jiwanya dengan maksiat akan mengalami kerugian (khaba). Keberuntungan dan kerugian ini bukan hanya bersifat duniawi, melainkan juga akhirat.
Contoh konkret dari konsekuensi pilihan ini diilustrasikan melalui kisah kaum ‘Ad (ayat 11-14). Kaum ini mendustakan rasul Allah, Saleh AS, dan melampaui batas (thagwa). Mereka menolak petunjuk Allah dan akhirnya dibinasakan karena keangkuhan dan ketidaktaatan mereka. Kisah ini menjadi peringatan bagi semua manusia agar tidak mengikuti jejak kaum ‘Ad.
Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya) Surat Asy-Syams:
Meskipun tidak ada riwayat yang secara pasti menjelaskan asbabun nuzul Surat Asy-Syams, banyak ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan untuk mengingatkan manusia tentang pentingnya kebajikan dan menjauhi keburukan. Sumpah-sumpah yang digunakan dalam surat ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah, yang harus dijadikan motivasi untuk berbuat baik dan menghindari kejahatan.
Kisah kaum ‘Ad yang dijelaskan dalam surat ini juga dapat dipahami sebagai bagian dari asbabun nuzul. Kisah ini menunjukkan bagaimana keangkuhan dan ketidaktaatan dapat mengakibatkan kehancuran. Surat ini mengajak manusia untuk merenungkan kisah tersebut dan mengambil pelajaran berharga untuk kehidupan mereka.
Kesimpulan:
Surat Asy-Syams merupakan surat yang penuh dengan hikmah dan pelajaran yang sangat berharga. Surat ini mengajak manusia untuk merenungkan kebesaran Allah SWT dan tanggung jawab mereka terhadap jiwa sendiri. Pilihan antara kebaikan dan keburukan akan menentukan keberuntungan atau kerugian di dunia dan akhirat. Kisah kaum ‘Ad menjadi peringatan yang jelas tentang konsekuensi dari ketidaktaatan dan keangkuhan. Oleh karena itu, Surat Asy-Syams selalu relevan untuk dibaca dan direnungkan di setiap zaman. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya akan selalu memberikan panduan bagi manusia dalam meniti jalan hidup yang diridhai Allah SWT. Pemahaman yang mendalam terhadap surat ini akan membantu manusia untuk menemukan keseimbangan spiritual dan mencapai keberuntungan yang hakiki.