Jakarta, 13 Januari 2025 – Menteri Sosial Republik Indonesia sekaligus Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau yang lebih dikenal sebagai Gus Ipul, memaparkan sejumlah program prioritas Kementerian Sosial (Kemensos) dan persiapan perayaan Harlah ke-102 NU dalam wawancara eksklusif di program detikPagi. Wawancara tersebut menyoroti komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peran NU dalam memperkuat fondasi kebangsaan.
Gus Ipul menekankan pentingnya pemutakhiran data dalam program 100 hari kerjanya sebagai Menteri Sosial. Ia menegaskan bahwa angka 100 hari bukanlah target utama, melainkan sebagai penanda awal implementasi kebijakan yang berorientasi pada akurasi data. "Yang terpenting bukanlah 100 harinya, melainkan bagaimana kita meletakkan dasar-dasar kebijakan yang kuat sejak awal. Di Kemensos, hal ini berarti pemutakhiran data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Data yang akurat akan memastikan program-program kita tepat sasaran dan menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan," tegas Gus Ipul.
Pembaruan DTKS ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam pemberantasan kemiskinan, penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak, serta penyandang disabilitas. Kemensos juga dibebani tanggung jawab untuk menjamin pembangunan hunian berkualitas, terjangkau, dan bersanitasi baik bagi masyarakat yang membutuhkan. Luasnya cakupan Kemensos tercermin dari 12 kelompok Pemerlu Atensi Sosial (PAS) yang menjadi fokus perhatian, meliputi anak-anak rentan, penyandang disabilitas, lansia terlantar, masyarakat berpenghasilan rendah, korban bencana, kelompok afirmasi khusus, warga binaan, korban kekerasan, korban penyalahgunaan napza dan HIV/AIDS, individu dengan masalah sosial, perempuan rentan, dan fakir miskin.
"Anak-anak korban kekerasan seksual, misalnya, menjadi bagian penting dari bidang tugas kita. Kami juga menjalin kerjasama dengan kementerian lain yang memiliki bidang tugas yang saling berkaitan. Para penyintas akan mendapatkan pendampingan intensif dari Kemensos," jelas Gus Ipul.
Untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran, Kemensos berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam pemutakhiran data. Data yang telah diverifikasi dan valid ini akan menjadi acuan utama dalam merancang dan mengimplementasikan program-program sosial. Data tersebut akan dikaji secara detail untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik, termasuk kebutuhan penyandang disabilitas, sehingga bantuan dapat diberikan secara tepat dan efektif.
Dalam upaya pengentasan kemiskinan, Kemensos menerapkan pendekatan holistik dari hulu hingga hilir. Mulai dari pendataan yang akurat, dilanjutkan dengan penyaluran bantuan dan jaminan sosial, pengembangan fungsi sosial habilitas dan rehabilitasi, serta peningkatan kapasitas Kader Pembangunan Manusia (KPM). Proses ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu mencapai kemandirian ekonomi.
"Ke-12 kelompok PAS akan mendapatkan jaminan sosial dan pelatihan untuk memaksimalkan potensi dan keahlian mereka. Tujuan akhirnya adalah graduasi, di mana mereka mampu mandiri secara ekonomi, terutama bagi kelompok usia produktif. Kemensos akan terus memberikan pendampingan dan pelatihan keterampilan untuk mendukung proses ini," tambah Gus Ipul.
Selain program kesejahteraan sosial, Gus Ipul juga membahas persiapan perayaan Harlah ke-102 NU. Ia menekankan keselarasan perayaan ini dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat masyarakat dan mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan makmur. Salah satu agenda utama Harlah ke-102 NU adalah penyelenggaraan Kongres Pendidikan dan Kongres Keluarga Maslahat NU.
"Kongres Pendidikan NU akan membahas tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia, termasuk isu kekerasan, kekerasan seksual, bullying, dan intoleransi. Kami akan menghadirkan narasumber-narasumber terkemuka untuk memberikan wawasan dan solusi," ujar Gus Ipul.
Kongres Keluarga Maslahat, lanjut Gus Ipul, bertujuan untuk membina keluarga yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman. Kedua kongres ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan berdaya saing.
Rangkaian acara Harlah ke-102 NU akan dimulai dengan acara kick-off pada 16 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1446 Hijriah. Kongres Pendidikan NU akan berlangsung selama dua hari, pada 18-19 Januari 2025, diikuti oleh Kongres Keluarga Maslahat pada 25-26 Januari 2025. Selain kedua kongres tersebut, rangkaian acara juga akan meliputi Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) PBNU. Puncak acara Harlah ke-102 NU akan diselenggarakan pada 5 Februari 2025 di Istora Senayan.
Perayaan Harlah ke-102 NU ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk merefleksikan peran NU dalam pembangunan bangsa dan memperkuat komitmen dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Melalui berbagai program dan kegiatan yang terencana dengan matang, NU diharapkan dapat terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan bermartabat. Komitmen Gus Ipul sebagai Menteri Sosial dan Sekjen PBNU dalam menyelaraskan program pemerintah dengan visi NU menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam membangun kesejahteraan dan kebangkitan bangsa. Perpaduan program Kemensos yang berorientasi pada data dan program Harlah NU yang berfokus pada pendidikan dan keluarga menjadi bukti nyata komitmen bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik.