Jakarta, 13 Januari 2025 – Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, akan merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-102 pada 16 Januari 2025. Peringatan yang jatuh pada 16 Rajab 1446 Hijriah ini mengusung tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat," sebuah tema yang mencerminkan komitmen NU dalam membangun bangsa dan negara. Lebih dari sekadar perayaan, Harlah ke-102 NU ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam merealisasikan cita-cita nasional, khususnya melalui dukungan terhadap Asta Cita Presiden.
Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf – yang akrab disapa Gus Ipul – menjelaskan bahwa tema Harlah tahun ini sejalan dengan visi Presiden dalam membangun Indonesia yang lebih baik. "Yang diangkat tahun ini, kita ingin mengikuti Asta Cita Presiden dengan memperkuat masyarakat. Kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita," tegas Gus Ipul dalam wawancara eksklusif dengan detikHikmah.
Asta Cita Presiden, yang menjadi rujukan utama dalam tema Harlah NU kali ini, merupakan kerangka kerja pembangunan nasional yang komprehensif. Delapan poin penting dalam Asta Cita tersebut meliputi:
-
Penguatan Ideologi dan HAM: Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) sebagai fondasi negara yang kuat dan berkeadilan. NU, dengan basis massa yang luas dan pengaruhnya di masyarakat, memiliki peran krusial dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan HAM di tengah masyarakat.
-
Kemandirian Bangsa: Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Hal ini sejalan dengan upaya NU dalam memberdayakan masyarakat melalui program-program ekonomi kerakyatan.
-
Peningkatan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan: Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur. NU, melalui lembaga-lembaga ekonominya, telah lama aktif dalam membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan mendorong terciptanya lapangan kerja baru.
-
Pembangunan SDM yang Berkualitas: Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. NU memiliki peran penting dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum perempuan dan pemuda.
-
Hilirisasi dan Industrialisasi: Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. NU mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui pengolahan sumber daya alam di dalam negeri.
-
Pembangunan dari Desa: Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. NU, dengan jaringan organisasinya yang menjangkau hingga tingkat desa, memiliki akses langsung kepada masyarakat di pedesaan dan dapat berperan aktif dalam mengurangi kesenjangan ekonomi.
-
Reformasi dan Pencegahan Korupsi: Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba. NU secara konsisten menyuarakan pentingnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.
-
Harmonisasi Kehidupan Beragama dan Lingkungan: Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. NU, sebagai organisasi keagamaan yang moderat, memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama dan pelestarian lingkungan hidup.
Gus Ipul menekankan pentingnya peran keluarga dalam merealisasikan Asta Cita tersebut. "Karena memang ini harus diperkuat di masyarakat, kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita. Bagaimana memperkuat keluarga jadi awal dimulainya sesuatu dan benteng terakhir," ujarnya. Ia melihat keluarga sebagai benteng pertahanan nilai-nilai luhur dan tempat pembinaan karakter generasi muda. Pengalaman pribadi Gus Ipul, yang melihat bagaimana keluarga berperan dalam meluruskan pemahaman yang salah, semakin memperkuat keyakinannya akan pentingnya peran keluarga.
Untuk itu, Harlah ke-102 NU tidak hanya diisi dengan kegiatan seremonial, tetapi juga dengan rangkaian kegiatan yang berorientasi pada penguatan keluarga dan pembangunan SDM. Salah satunya adalah Kongres Pendidikan NU yang akan membahas tantangan dunia pendidikan, termasuk isu kekerasan seksual, bullying, dan intoleransi. Kongres ini akan melibatkan para pakar dan pemangku kepentingan, termasuk para menteri terkait.
Selain itu, Kongres Keluarga Maslahat NU akan fokus pada penguatan keluarga, khususnya dalam hal literasi keuangan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keluarga yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan ekonomi. NU juga akan terus membina UMKM melalui lembaga perekonomiannya yang tersebar di seluruh Indonesia, dari tingkat pusat hingga desa. Jaringan organisasi NU yang luas ini menjadi modal utama dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Harlah ke-102 NU bukan sekadar perayaan, melainkan momentum untuk menegaskan komitmen NU dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Dengan tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat" dan dukungan terhadap Asta Cita Presiden, NU siap berkontribusi aktif dalam mewujudkan cita-cita nasional. Melalui program-program yang terintegrasi, mulai dari penguatan keluarga, pendidikan, ekonomi, hingga pembangunan karakter bangsa, NU berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan Indonesia. Perayaan ini menjadi bukti nyata komitmen NU dalam membangun Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat. Peran aktif NU dalam berbagai sektor pembangunan, didukung oleh jaringan organisasinya yang kuat dan basis massa yang luas, menjadikan organisasi ini sebagai pilar penting dalam pembangunan nasional. Harlah ke-102 ini menjadi tonggak sejarah baru dalam perjalanan NU dalam berkontribusi bagi bangsa dan negara.