Jakarta, [Tanggal Publikasi] – Sebuah kabar gembira bagi para jamaah umrah dan haji. Pemerintah Arab Saudi telah melonggarkan aturan kunjungan ke Raudhah, makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah. Jika sebelumnya kunjungan ke lokasi suci ini dibatasi hanya sekali dalam setahun, kini jamaah dapat mengajukan izin kunjungan berulang tanpa menunggu periode satu tahun sejak kunjungan terakhir. Kebijakan baru ini menandai perubahan signifikan dalam aksesibilitas salah satu tempat paling sakral bagi umat Islam di dunia.
Informasi ini dihimpun dari berbagai sumber terpercaya, termasuk laporan dari media internasional seperti Gulf News, serta media lokal Saudi, Al Watan dan Siasat. Pihak manajemen aplikasi Nusuk, platform digital resmi untuk pengelolaan ibadah haji dan umrah di Arab Saudi, telah mengonfirmasi pembaruan tersebut. Melalui pernyataan resmi yang disebarluaskan, Nusuk menjelaskan bahwa akses berulang ke Raudhah kini dimungkinkan melalui layanan "Jalur Langsung" ("Direct Path" – terjemahan bebas). Layanan ini ditujukan khusus bagi jamaah yang berada di sekitar Masjid Nabawi, memungkinkan mereka untuk melakukan kunjungan berulang sepanjang tahun selama mereka masih berada di dekat kompleks masjid tersebut.
"Dari sini Anda bisa mengulangi kunjungan Anda ke Raudhah sepanjang tahun selama Anda berada di dekat Masjid Nabawi," demikian bunyi pengumuman resmi dari aplikasi Nusuk, yang menegaskan kemudahan akses yang diberikan kepada jamaah. Kemudahan akses ini diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi para jamaah untuk mendekatkan diri kepada tempat suci tersebut, sekaligus meningkatkan pengalaman spiritual selama ibadah mereka.
Namun, perlu ditekankan bahwa kemudahan akses ini tidak berarti tanpa batasan. Sistem izin kunjungan tetap diberlakukan, dan kuota kunjungan masih diterapkan untuk menjaga ketertiban dan kelancaran ibadah di Masjid Nabawi. Izin kunjungan tersedia setiap 20 menit, menunjukkan sistem pengaturan yang terencana dan terukur untuk memastikan semua jamaah mendapatkan kesempatan yang adil. Proses pengajuan izin tetap dilakukan melalui aplikasi Nusuk, yang telah menjadi pintu gerbang utama bagi jamaah untuk mengakses berbagai layanan terkait ibadah haji dan umrah.
Perubahan kebijakan ini menandai babak baru dalam pengelolaan akses ke Raudhah. Pada akhir tahun 2023, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menerapkan pembatasan yang ketat, membatasi izin kunjungan hanya sekali setahun melalui aplikasi Nusuk atau Tawakkalna, aplikasi resmi lainnya untuk layanan pemerintah di Arab Saudi. Pembatasan ini bertujuan untuk mengelola jumlah jamaah yang sangat besar, khususnya selama musim puncak haji dan umrah, demi menjaga kenyamanan dan keamanan seluruh jamaah.
Selain pembatasan jumlah kunjungan, otoritas Arab Saudi juga menerapkan pembatasan waktu kunjungan berdasarkan jenis kelamin. Jadwal terbaru yang dikeluarkan pada awal Agustus 2024 mengatur waktu kunjungan yang berbeda bagi jamaah pria dan wanita. Jamaah wanita diizinkan memasuki Raudhah setelah salat Subuh hingga pukul 11.00 waktu setempat Madinah, dan setelah salat Isya hingga pukul 02.00 dini hari. Sementara itu, jamaah pria dapat memasuki Raudhah mulai pukul 02.00 dini hari hingga salat Subuh, dan dari pukul 11.30 hingga salat Isya. Pembagian waktu ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih merata dan mengatur alur jamaah agar tidak terjadi penumpukan di area Raudhah.
Pengaturan waktu yang ketat ini mencerminkan upaya pemerintah Arab Saudi untuk menyeimbangkan antara memberikan akses yang luas kepada jamaah dengan tetap menjaga kesucian dan kekhusyukan ibadah di Masjid Nabawi. Pembatasan waktu kunjungan ini juga bertujuan untuk menghindari kepadatan yang berpotensi menimbulkan masalah keamanan dan kenyamanan bagi jamaah. Pengaturan yang terencana dan terukur ini menunjukkan komitmen pemerintah Arab Saudi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah yang datang dari seluruh dunia.
Perubahan kebijakan yang melonggarkan aturan kunjungan ke Raudhah ini disambut positif oleh banyak pihak, khususnya para jamaah yang telah merencanakan ibadah umrah atau haji. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi jamaah untuk mengatur jadwal kunjungan mereka ke tempat suci tersebut. Namun, penting bagi jamaah untuk tetap mematuhi aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh otoritas Arab Saudi, termasuk penggunaan aplikasi Nusuk untuk pengajuan izin dan mematuhi jadwal waktu kunjungan yang telah ditentukan.
Pelonggaran aturan ini juga menunjukkan komitmen pemerintah Arab Saudi untuk terus meningkatkan pelayanan dan fasilitas bagi para jamaah. Dengan memanfaatkan teknologi digital melalui aplikasi Nusuk, proses pengajuan izin menjadi lebih mudah dan transparan. Hal ini menunjukkan upaya modernisasi dan efisiensi dalam pengelolaan ibadah haji dan umrah, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman ibadah yang lebih nyaman dan berkesan bagi para jamaah.
Namun, di balik kemudahan akses yang diberikan, tetap penting bagi jamaah untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan kunjungan ke Raudhah. Memahami aturan dan prosedur yang berlaku, termasuk jadwal waktu kunjungan dan cara pengajuan izin melalui aplikasi Nusuk, sangat penting untuk memastikan kelancaran ibadah. Selain itu, jamaah juga perlu mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik untuk menghadapi kemungkinan kepadatan jamaah di Masjid Nabawi.
Dengan adanya perubahan kebijakan ini, diharapkan akan semakin banyak jamaah yang dapat merasakan pengalaman spiritual yang mendalam di Raudhah, tempat yang menyimpan sejarah dan kenangan yang begitu berarti bagi umat Islam di seluruh dunia. Pemerintah Arab Saudi, melalui kebijakan-kebijakan yang terus diperbarui, menunjukkan komitmennya untuk melayani para jamaah dengan sebaik-baiknya, menjaga kesucian tempat ibadah, dan memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Perubahan ini merupakan bukti nyata dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan pengalaman ibadah yang lebih bermakna bagi seluruh jamaah yang datang ke Tanah Suci.
Ke depannya, diharapkan akan ada lebih banyak inovasi dan peningkatan dalam pengelolaan ibadah haji dan umrah, seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan jumlah jamaah setiap tahunnya. Pemerintah Arab Saudi diharapkan akan terus berupaya untuk menyeimbangkan antara aksesibilitas tempat-tempat suci dengan menjaga kenyamanan dan keamanan seluruh jamaah, sehingga ibadah haji dan umrah dapat berjalan dengan lancar dan khusyuk. Perubahan kebijakan mengenai kunjungan Raudhah ini menjadi contoh nyata dari komitmen tersebut.