Husnul khatimah, sebuah istilah yang begitu didambakan setiap muslim, merujuk pada akhir hayat yang baik dan penuh keberkahan. Dalam ajaran Islam, husnul khatimah diartikan sebagai kondisi spiritual yang ideal saat seseorang menghadap Sang Pencipta. Ia menggambarkan kepergian seseorang yang diiringi amal saleh dan ketaatan yang konsisten hingga nafas terakhir. Sebaliknya, su’ul khatimah menggambarkan akhir hayat yang buruk, ditandai dengan penyesalan dan perbuatan dosa yang mendominasi masa-masa menjelang ajal.
Konsep ini ditekankan oleh ulama terkemuka seperti M. Quraish Shihab dalam karyanya, Perjalanan Menuju Keabadian: Kematian, Surga dan Ayat-ayat Tahlil. Beliau merujuk pada hadits yang diriwayatkan Imam Muslim melalui Abu Hurairah, yang menjelaskan bahwa amal seseorang di akhir hayatnya menjadi penentu kualitas kematiannya. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Innama al-a’malu bi al-khawatim," yang berarti "Seseorang dinilai sesuai akhir amalnya." (HR. Bukhari melalui Sahl bin Sa’id). Hadits ini menggarisbawahi pentingnya konsistensi dalam beramal saleh, bukan hanya sekadar jumlah amal yang dilakukan sepanjang hidup. Seorang yang mungkin telah beramal banyak sepanjang hidupnya, namun mengakhiri hidupnya dengan perbuatan dosa, akan mengalami su’ul khatimah. Sebaliknya, seseorang yang mungkin belum banyak beramal, namun mengakhiri hidupnya dengan taubat dan amal saleh, berpotensi mendapatkan husnul khatimah.
Buku Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah karya M. Nashiruddin al-Albani menjelaskan beberapa tanda-tanda husnul khatimah yang dapat diamati. Meskipun tidak mutlak, tanda-tanda ini dapat menjadi indikator positif bagi seseorang yang telah menjalani hidup dengan ketaatan dan keimanan yang kuat. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai sepuluh tanda tersebut:
1. Mengucapkan Kalimat Syahadat: Tanda paling utama dan signifikan dari husnul khatimah adalah mengucapkan kalimat syahadat, "La ilaha illallah, Muhammadun Rasulullah," saat sakaratul maut. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan ‘La ilaha illallah’ maka ia dimasukkan ke dalam surga." (HR Hakim). Kalimat syahadat merupakan inti ajaran Islam, pengakuan keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW. Mengucapkannya di akhir hayat menunjukkan keteguhan iman dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
2. Dahinya Berkeringat Ketika Wafat: Hadits dari Buraidah bin Khasib RA menyebutkan bahwa keringat di dahi saat meninggal merupakan tanda husnul khatimah. Hadits tersebut berbunyi, "Matinya seorang Mukmin adalah dengan berkeringat dahinya." (HR Ahmad, an-Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim, dan ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud). Keringat ini diinterpretasikan sebagai manifestasi dari perjuangan spiritual dan keikhlasan dalam menjalani hidup.
3. Wafat pada Malam Jumat atau Hari Jumat: Wafat pada malam Jumat atau hari Jumat sering dikaitkan dengan husnul khatimah. Hadits Rasulullah SAW menyebutkan, "Tidaklah seorang Muslim yang wafat pada hari Jumat atau pada malam Jumat kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur." (HR Ahmad). Hari Jumat merupakan hari yang mulia dalam Islam, dan wafat pada hari tersebut dianggap sebagai rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
4. Mati Syahid di Medan Perang: Mati syahid dalam membela agama Islam merupakan bentuk pengorbanan tertinggi dan dijanjikan surga. Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 169-171 tentang keutamaan syuhada. Namun, konsep syahid tidak hanya terbatas pada peperangan fisik. Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa seseorang yang ikhlas berjuang membela agama dan kebenaran, meskipun meninggal di tempat tidur, dapat meraih derajat syahid.
5. Perempuan yang Meninggal karena Melahirkan: Hadits dari Ubadah bin Shamit RA menyebutkan bahwa perempuan yang meninggal saat melahirkan termasuk syuhada. Hal ini mencerminkan pengorbanan dan keikhlasan seorang ibu dalam menjalankan fitrahnya sebagai seorang wanita. Kematian dalam kondisi ini dianggap sebagai bentuk syahid karena pengorbanan besar yang dilakukan demi kelahiran generasi penerus umat.
6. Meninggal karena Terbakar atau Sakit Busung Perut: Beberapa hadits menyebutkan bahwa kematian akibat terbakar atau sakit busung perut juga termasuk syahid. Hal ini menunjukkan bahwa kematian karena musibah tertentu, yang di luar kendali manusia, dapat dianggap sebagai bentuk syahid. Ini menekankan bahwa Allah SWT memberikan ganjaran bagi mereka yang sabar menghadapi cobaan.
7. Meninggal karena Mempertahankan Diri dari Perampok: Kematian saat membela harta benda dari perampok, dengan niat untuk menjaga kehormatan dan hak milik, juga termasuk tanda husnul khatimah. Hadits-hadits yang menjelaskan hal ini menekankan pentingnya menjaga kehormatan diri dan harta benda dengan cara yang sesuai syariat. Namun, penting untuk diingat bahwa pembelaan diri harus dilakukan dengan bijak dan proporsional.
8. Meninggal Saat Mengerjakan Amal Saleh: Meninggal dunia saat sedang beribadah atau melakukan amal saleh seperti sholat, puasa, atau sedekah, merupakan tanda husnul khatimah. Hadits Rasulullah SAW menyebutkan bahwa mereka yang mengakhiri hidupnya dengan amal saleh akan mendapatkan pahala yang besar dan masuk surga.
9. Meninggal karena Keracunan (Sakit Perut): Kematian karena keracunan atau sakit perut dalam beberapa riwayat juga dikaitkan dengan husnul khatimah. Hal ini kembali menunjukkan bahwa kematian karena musibah tertentu dapat dianggap sebagai bentuk syahid.
10. Meninggal karena Tenggelam atau Tertimpa Reruntuhan (Tanah Longsor): Kematian akibat tenggelam atau tertimpa reruntuhan juga termasuk dalam kategori syahid dalam beberapa hadits. Kematian ini dianggap sebagai bentuk takdir Allah SWT, dan mereka yang meninggal dalam kondisi tersebut mendapatkan ganjaran pahala.
Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda husnul khatimah di atas bukanlah patokan mutlak. Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk kualitas kematian hamba-Nya. Tanda-tanda tersebut hanyalah indikator yang dapat memberikan gambaran positif tentang kehidupan seseorang sebelum meninggal. Yang terpenting adalah senantiasa berikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, beramal saleh, dan bertaubat dari dosa-dosa. Dengan demikian, kita dapat berharap mendapatkan husnul khatimah dan diakhiri hayat dengan penuh keberkahan. Semoga Allah SWT memberikan kita semua husnul khatimah.