Bulan Rajab, salah satu bulan mulia dalam kalender Islam, kerap diiringi dengan peningkatan amal ibadah oleh umat Muslim. Di antara amalan yang dianjurkan adalah membaca tasbih, sebuah bentuk dzikir yang sarat makna dan pahala. Praktik ini, yang dapat dilakukan kapan saja, khususnya setelah menunaikan shalat fardhu, diyakini sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan di bulan Rajab.
Seperti dijelaskan dalam buku "Keagungan Rajab dan Syaban" karya Abdul Manan Bin Hj. Muhammad Sobari, kata "tasbih" berasal dari akar kata kerja "subbaha" dan "yusabbihu," yang berarti mensucikan. Kalimat tasbih yang paling umum adalah "Subhanallah" (Maha Suci Allah), sebuah ungkapan pujian dan pengakuan atas kesucian Allah SWT dari segala kekurangan dan sifat yang tidak layak bagi-Nya. Mengamalkan bacaan tasbih merupakan manifestasi keimanan yang mendalam, meyakini keesaan dan kesempurnaan Allah SWT di atas segala sesuatu.
Lebih dari sekadar ungkapan pujian, tasbih di bulan Rajab memiliki kedudukan istimewa. Buku "Kalender Ibadah Sepanjang Tahun" karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid bahkan menyebutkan bahwa bagi mereka yang tidak mampu berpuasa di bulan Rajab, membaca tasbih sebanyak 100 kali setiap hari dapat menjadi alternatif untuk meraih pahala puasa. Hal ini menunjukkan betapa besarnya nilai ibadah tasbih, sekaligus memberikan kemudahan bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau kondisi tertentu.
Namun, amalan tasbih di bulan Rajab tidak hanya sebatas kuantitas. Buku "Keagungan Rajab & Sya’ban" menyarankan bacaan tasbih yang spesifik untuk setiap periode sepuluh hari pertama bulan Rajab, dengan jumlah bacaan tetap 100 kali per hari. Hal ini menunjukkan adanya variasi dalam amalan tasbih, mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang makna dan hikmah di balik setiap kalimat dzikir.
Variasi Bacaan Tasbih Sepanjang Bulan Rajab:
Penulisan ini akan menjabarkan bacaan tasbih yang dianjurkan untuk setiap periode sepuluh hari pertama bulan Rajab, dengan menyertakan transliterasi Arab Latin dan terjemahannya. Perlu diingat bahwa konsistensi dalam mengamalkan tasbih, di samping niat yang ikhlas, merupakan kunci utama untuk meraih keberkahan dan pahala yang dijanjikan.
-
Hari ke-1 sampai ke-10 Rajab:
Bacaan Tasbih: Subhanallahil-hayyl-qayyūm.
Transliterasi Arab Latin: Subhanallāhil-ḥayyil-qayyūm.
Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri."
Bacaan ini menekankan sifat Allah SWT sebagai Dzat yang kekal, hidup abadi, dan tidak bergantung pada siapapun. Mengulanginya 100 kali setiap hari merupakan bentuk pengagungan dan pengakuan atas keesaan-Nya.
-
Hari ke-11 sampai ke-20 Rajab:
Bacaan Tasbih: Subhanallahil-ahadish-samad.
Transliterasi Arab Latin: Subhanallāhil-aḥadiṣ-ṣamad.
Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Esa dan Tempat Meminta."
Bacaan ini menggarisbawahi keesaan Allah SWT dan kedudukan-Nya sebagai tempat bergantung dan meminta segala sesuatu. Mengamalkannya 100 kali sehari menunjukkan kebergantungan total kita kepada-Nya dan kepercayaan penuh akan pertolongan-Nya.
-
Hari ke-21 sampai ke-30 Rajab:
Bacaan Tasbih: Subhanallahir-raḥmān.
Transliterasi Arab Latin: Subhanallāhir-raḥmān.
Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Pengasih."
Bacaan ini menguatkan sifat Allah SWT yang Maha Pengasih dan penyayang kepada seluruh makhluk-Nya. Membacanya 100 kali setiap hari menumbuhkan rasa syukur atas kasih sayang-Nya yang tak terhingga dan mengajak kita untuk menyebarkan kasih sayang kepada sesama.
Doa di Bulan Rajab: Menyambut Keberkahan Bulan Suci
Selain amalan tasbih, bulan Rajab juga dianjurkan untuk diiringi dengan doa-doa khusus. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW, seperti yang diriwayatkan dalam hadits dari Anas bin Malik RA, adalah doa untuk memohon keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemuan dengan bulan Ramadhan.
Doa tersebut berbunyi:
"Allahumma bārik lanā fī rajaba wa sya’bāna wa ballighnā ramadhāna."
Transliterasi Arab Latin: Allāhumma bārik lanā fī rajaba wa šaʿbāna wa ballighnā ramadhāna.
Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan." (HR Ahmad dan At-Thabrani)
Doa ini merupakan ungkapan harapan dan permohonan kepada Allah SWT agar diberikan keberkahan sepanjang bulan Rajab dan Sya’ban, serta diberi kesempatan untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketaqwaan. Doa ini juga menunjukkan kesinambungan ibadah dan pengharapan akan kedatangan bulan Ramadhan sebagai bulan yang paling mulia.
Kesimpulan:
Amalan tasbih dan doa di bulan Rajab merupakan bentuk ikhtiar untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memahami makna di balik setiap kalimat dzikir dan doa, kita dapat merasakan kehadiran Allah SWT dalam kehidupan kita dan mendapatkan keberkahan yang dijanjikan-Nya. Konsistensi dalam mengamalkan ibadah ini, di samping niat yang ikhlas, merupakan kunci utama untuk meraih pahala dan keberkahan di bulan Rajab dan bulan-bulan berikutnya. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya amal tasbih dan doa di bulan Rajab serta menjadi motivasi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan memberikan keberkahan di bulan Rajab dan bulan-bulan seterusnya.