Jakarta – Praktik bersiwak, penggunaan ranting pohon tertentu untuk membersihkan gigi dan mulut, telah lama dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Lebih dari sekadar kebiasaan higienis, bersiwak merupakan sunnah yang sarat makna, baik dari segi spiritual maupun kesehatan fisik. Tradisi ini, yang telah berlangsung berabad-abad, kini kembali mendapatkan perhatian seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan oral.
Siwak, yang dalam bahasa Arab merujuk pada ranting pohon dan juga tindakan membersihkan gigi dengannya, umumnya berasal dari pohon Salvadora persica, atau yang lebih dikenal sebagai pohon arak. Pohon ini tumbuh subur di Jazirah Arab, Syam, dan bagian selatan Mesir. Dalam buku Fikih Mazhab Syafi’i karya Abu Ahmad Najieh, dijelaskan bahwa kayu arak dipilih karena efektif menghilangkan noda kuning dan kotoran pada gigi, sehingga menghasilkan mulut yang bersih dan segar. Namun, manfaat bersiwak melampaui aspek kebersihan semata. Sebagai amalan sunnah, bersiwak juga mendatangkan pahala bagi pelakunya, menjadikan tindakan ini sebagai perpaduan harmonis antara ibadah dan kesehatan.
Hadits-Hadits yang Mengajarkan Keutamaan Bersiwak
Anjuran bersiwak termaktub dalam berbagai hadits Nabi Muhammad SAW, menunjukkan betapa pentingnya amalan ini dalam ajaran Islam. Beberapa hadits yang relevan, sebagaimana dirangkum dari buku Syarah Riyadhus Shalihin: Jilid 3 karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, antara lain:
-
Bersiwak Sebelum Salat: Hadits dari Abu Hurairah RA menyebutkan, "Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, tentu aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap kali hendak salat." Hadits ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat menganjurkan bersiwak sebelum salat, menandakan kebersihan diri sebagai bagian integral dari ibadah. Meskipun tidak diwajibkan, anjuran ini menekankan pentingnya menjaga kebersihan mulut sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah.
-
Bersiwak untuk Membersihkan Mulut dan Menyenangkan Allah: Dari Aisyah RA, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siwak itu kebersihan untuk mulut dan keridaan bagi Rabb." (HR Bukhari, Syafii, Ahmad, Darimi, dan Nasai). Hadits ini menggarisbawahi dua manfaat utama bersiwak: kebersihan fisik dan keridaan Allah SWT. Kebersihan mulut bukan hanya aspek estetika, tetapi juga bentuk syukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah.
-
Sunnah Rasulullah SAW di Rumah: Syuraih bin Hani’ meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Aisyah RA tentang kebiasaan Rasulullah SAW saat memasuki rumah. Aisyah RA menjawab, "Beliau memulai dengan bersiwak." (HR Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa bersiwak merupakan bagian integral dari kehidupan Rasulullah SAW, sebuah kebiasaan yang dilakukan bahkan di lingkungan pribadi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan mulut bagi beliau.
-
Bersiwak Sebelum Wafat: Kisah mengharukan diceritakan oleh Aisyah RA tentang momen-momen terakhir Rasulullah SAW. Beliau masih sempat bersiwak sebelum wafat, menunjukkan betapa pentingnya amalan ini hingga akhir hayat. Aisyah RA menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW bersiwak dengan penuh perhatian dan ketenangan, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Hal ini semakin mengukuhkan kedudukan bersiwak sebagai amalan yang dianjurkan dalam Islam.
Kandungan Siwak dan Manfaatnya bagi Kesehatan Gigi dan Mulut
Selain aspek spiritual, bersiwak juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, terutama bagi kesehatan gigi dan mulut. Buku Nikmatnya Ibadah: Tinjauan Psikologis & Medis Ibadah Sehari-hari karya H. Ahmad Zacky El-Syafa menjelaskan berbagai kandungan kimiawi siwak yang berkhasiat. Beberapa di antaranya:
-
Antibacterial Acid: Kandungan asam antibakteri dalam siwak efektif membunuh bakteri penyebab penyakit gusi dan infeksi mulut. Sensasi sedikit pedas dan membakar saat pertama kali menggunakan siwak segar disebabkan oleh kandungan ini, yang mirip dengan mustard. Sifat antibakterinya membantu mencegah peradangan dan pendarahan gusi.
-
Mineral dan Vitamin: Siwak kaya akan berbagai mineral penting seperti klorida, potassium, sodium, bikarbonat, fluoride, silika, dan sulfur, serta vitamin C. Kombinasi ini berkontribusi pada pembersihan gigi, pemutihan gigi secara alami, dan kesehatan gusi yang optimal. Tidak mengherankan jika saat ini banyak produsen pasta gigi mengekstrak beberapa kandungan ini sebagai bahan aktif.
-
Minyak Atsiri: Siwak mengandung minyak atsiri yang memberikan aroma segar dan rasa yang menyegarkan di mulut. Aroma ini membantu menghilangkan bau mulut tidak sedap, meningkatkan kepercayaan diri, dan memberikan sensasi kebersihan yang optimal.
-
Enzim: Kandungan enzim dalam siwak berperan penting dalam mencegah pembentukan plak gigi. Plak merupakan penyebab utama radang gusi dan kerusakan gigi, sehingga pencegahan pembentukan plak sangat krusial untuk menjaga kesehatan oral jangka panjang.
-
Anti Decay Agent: Siwak mengandung zat anti pembusukan dan sistem antigermal yang berfungsi seperti penisilin. Kandungan ini mampu menurunkan jumlah bakteri di mulut, mencegah proses pembusukan gigi, dan melindungi gigi dari kerusakan.
Kesimpulan:
Bersiwak, sebagai sunnah Rasulullah SAW, bukan hanya amalan ibadah yang mendatangkan pahala, tetapi juga praktik kesehatan yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut. Kandungan kimiawi siwak yang kaya akan antibakteri, mineral, vitamin, dan enzim memberikan perlindungan optimal terhadap berbagai masalah kesehatan oral. Dengan memahami manfaat bersiwak baik dari segi spiritual maupun kesehatan, umat Islam dapat mengamalkan sunnah ini sebagai bentuk ibadah sekaligus menjaga kesehatan diri. Dalam era modern ini, di mana kesehatan gigi dan mulut semakin diperhatikan, kembali kepada sunnah bersiwak merupakan langkah bijak yang selaras dengan ajaran agama dan perkembangan ilmu pengetahuan. Meskipun pasta gigi modern menawarkan berbagai manfaat, siwak tetap memiliki tempat istimewa sebagai warisan budaya dan pengobatan alami yang telah teruji selama berabad-abad.