Peristiwa menjelang hari kiamat senantiasa diliputi misteri dan spekulasi, namun beberapa narasi dalam Al-Qur’an dan Hadis memberikan gambaran tentang peran Nabi Isa Al-Masih dalam menghadapi Dajjal, sosok penipu ulung yang akan muncul di akhir zaman. Kehadiran Dajjal, dengan tipu daya yang luar biasa, akan berupaya menyesatkan umat manusia dan menjauhkan mereka dari jalan Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu mengalahkannya kecuali Nabi Isa, yang akan diturunkan Allah SWT dari langit untuk mengakhiri kedatangannya yang penuh fitnah. Meskipun hanya Allah SWT yang mengetahui alasan pasti di balik penugasan ini, beberapa tafsir dan riwayat memberikan empat kemungkinan penjelasan yang layak untuk dikaji.
1. Membuktikan Kenabian Isa dan Membantah Klaim Kematiannya:
Salah satu alasan utama diturunkannya Nabi Isa untuk membunuh Dajjal adalah untuk membuktikan bahwa Nabi Isa Al-Masih tidak pernah wafat sebagaimana yang diklaim oleh sebagian kalangan, khususnya kaum Yahudi. Klaim penyaliban dan kematian Nabi Isa telah lama menjadi isu yang dimanfaatkan untuk menyanggah kebenaran ajaran kenabiannya. Namun, Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa Allah SWT telah mengangkat Nabi Isa ke langit dan mengganti sosoknya dengan orang lain, sehingga penyaliban yang terjadi bukanlah terhadap Nabi Isa yang sebenarnya. Kembalinya Nabi Isa ke bumi menjadi bukti nyata dari kebenaran ini, sekaligus pembantahan atas klaim kematian yang selama ini disebarkan.
Ayat Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 157-159 (perlu dicantumkan ayat lengkap dan terjemahannya yang akurat, bukan hanya sebagian yang terpotong dan sulit dibaca dalam teks asli) merupakan rujukan utama dalam memahami peristiwa ini. Ayat-ayat tersebut secara implisit menjelaskan tentang keselamatan Nabi Isa dari penyaliban dan pengangkatannya ke langit. Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam karyanya, At-Tadzkirah Jilid 2: Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi, menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana peristiwa ini menjadi bukti nyata kebenaran agama Islam dan pembongkaran kebohongan yang telah beredar selama berabad-abad. Kembalinya Nabi Isa bukan hanya sekadar peristiwa ajaib, melainkan juga sebuah penegasan ilahi atas kebenaran risalah kenabiannya dan keesaan Allah SWT. Peristiwa ini akan menjadi bukti nyata bagi mereka yang masih meragukan kebenaran agama Islam dan ajaran kenabian Nabi Isa. Ia akan menjadi saksi di hari kiamat atas kebenaran ajaran yang dibawanya dan membantah klaim-klaim sesat yang beredar di tengah masyarakat.
2. Sebagai Salah Satu Tanda Mendekatnya Kiamat:
Kemunculan Dajjal dan turunnya Nabi Isa Al-Masih merupakan dua tanda besar yang menandakan semakin dekatnya hari kiamat. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abu Syuraihah Hudzaifah bin Usaid (perlu dicantumkan hadis lengkap dan sanadnya dengan rujukan yang jelas, bukan hanya sebagian yang terpotong dan sulit dibaca dalam teks asli), dengan jelas menyebutkan kedua peristiwa ini sebagai bagian dari sepuluh tanda kiamat. Urutan kemunculan Dajjal dan kemudian turunnya Nabi Isa menunjukkan urutan peristiwa yang telah ditentukan Allah SWT. Turunnya Nabi Isa sebagai penangkal Dajjal menjadi bagian integral dari rangkaian peristiwa besar yang menandai akhir zaman. Hadis tersebut bukan hanya sekadar menyebutkan peristiwa, melainkan juga memberikan konteks penting tentang kronologi dan urutan peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi menjelang hari kiamat. Dengan demikian, turunnya Nabi Isa bukan hanya untuk melawan Dajjal, melainkan juga untuk mengkonfirmasi kebenaran hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan memperkuat keyakinan umat Islam akan datangnya hari kiamat.
3. Menjalankan Kewajiban Jihad Fi Sabilillah:
Kembalinya Nabi Isa Al-Masih ke bumi juga dapat diinterpretasikan sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban jihad fi sabilillah. Sebagai seorang muslim yang taat, Nabi Isa akan menjalankan kewajiban ini dengan melawan Dajjal dan pengikut-pengikutnya yang telah menyebarkan kerusakan dan fitnah di muka bumi. Seperti yang dijelaskan dalam QS Ali Imran ayat 52 (perlu dicantumkan ayat lengkap dan terjemahannya yang akurat), Nabi Isa menunjukkan keteguhan imannya dan komitmennya untuk menegakkan agama Allah SWT. Ia tidak akan tinggal diam melihat penyebaran kebatilan dan kejahatan yang dilakukan oleh Dajjal. Peristiwa ini menunjukkan bahwa keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT merupakan kewajiban bagi setiap muslim, termasuk Nabi Isa Al-Masih. Perjuangan melawan kebatilan merupakan bagian penting dari ajaran Islam, dan Nabi Isa Al-Masih akan menjadi contoh teladan dalam menjalankan kewajiban jihad ini. Peristiwa ini juga akan menjadi inspirasi bagi umat Islam di akhir zaman untuk tetap teguh dalam beriman dan melawan segala bentuk kejahatan dan penyimpangan.
4. Kembalinya ke Tanah: Sebuah Metafora Kematian dan Kebangkitan:
Kemungkinan terakhir, diturunkannya Nabi Isa Al-Masih ke bumi dapat dimaknai sebagai sebuah metafora yang berkaitan dengan asal-usul manusia dan akhirnya kembali ke tanah. Allah SWT berfirman dalam surat Thaha ayat 55 (perlu dicantumkan ayat lengkap dan terjemahannya yang akurat) bahwa manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah. Turunnya Nabi Isa dan kemudian wafatnya di bumi dapat diinterpretasikan sebagai sebuah proses penyelesaian siklus kehidupan yang sempurna. Nabi Isa, setelah menjalankan tugasnya melawan Dajjal, akan kembali ke tanah, mengikuti sunnatullah yang berlaku bagi seluruh makhluk hidup. Makam Nabi Isa, menurut beberapa riwayat, akan berada di Baitul Maqdis atau bahkan dimakamkan bersama Nabi Muhammad SAW (perlu penjelasan lebih lanjut dan rujukan hadis yang mendukung pendapat ini). Kematian dan kebangkitan Nabi Isa menjadi bagian dari proses kebangkitan akbar di hari kiamat. Peristiwa ini akan menjadi bukti nyata akan kebangkitan manusia setelah kematian dan pengadilan Allah SWT di hari akhir.
Kesimpulan:
Keempat kemungkinan alasan di atas memberikan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami peran Nabi Isa Al-Masih dalam menghadapi Dajjal menjelang kiamat. Peristiwa ini bukan hanya sekadar pertarungan fisik, melainkan juga pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, iman dan kesesatan. Turunnya Nabi Isa Al-Masih menjadi bukti nyata dari kekuasaan dan keadilan Allah SWT, sekaligus pengingat bagi umat manusia akan pentingnya keimanan, ketaatan, dan perjuangan dalam menegakkan kebenaran. Meskipun hanya Allah SWT yang mengetahui rahasia hari akhir secara pasti, kajian atas Al-Qur’an dan Hadis memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa besar ini dan memperkuat keyakinan kita akan janji-janji Allah SWT. Penting untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup dan sumber kebenaran dalam menghadapi berbagai tantangan dan fitnah di akhir zaman. Wallahu a’lam bisshawab.