Perjalanan, baik dekat maupun jauh, merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Bagi umat Muslim, setiap aktivitas, termasuk perjalanan, hendaknya diiringi dengan niat dan amalan yang diridhoi Allah SWT. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dan tuntunan dalam hal ini, menekankan pentingnya doa dan zikir sebagai penjaga keselamatan dan penarik keberkahan. Artikel ini akan mengupas tuntas enam doa perjalanan yang dianjurkan, lengkap dengan latar belakang hadits dan penjelasannya, guna memberikan panduan komprehensif bagi para pembaca.
Sebelum membahas doa-doa tersebut, penting untuk diingat bahwa salat dua rakaat sebelum memulai perjalanan merupakan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Hadits riwayat Al-Muqaththam ibnul Miqdam yang diriwayatkan oleh Thabrani menyebutkan sabda Rasulullah SAW: "Tiada sesuatu pun yang lebih baik ditinggalkan oleh seseorang pada keluarganya, kecuali salat dua rakaat yang dikerjakannya ketika hendak melakukan perjalanan." Salat ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan bentuk permohonan perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT sebelum memasuki perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian.
Berikut uraian lengkap enam doa perjalanan yang dapat diamalkan oleh umat Muslim:
1. Doa Keluar Rumah:
Doa ini dibaca ketika hendak meninggalkan rumah, sebagai langkah awal dalam perjalanan spiritual dan fisik. Ummu Salamah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW selalu membaca doa ini sebelum keluar rumah:
(Arab): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, allahumma inni a’udzubika an adilla au udlalla, au azilla au uzalla, au adhlima au udhlama, au ajhala au yujhala ‘alayya.
(Latin): Bismillāhi tawakkaltu ‘alāllāhi, Allāhumma innī a‘ūdzu bika an aḍillā au uḍillā, au azillā au uzallā, au aḍlima au uḍlama, au ajhalā au yujhalā ‘alayya.
(Terjemahan): "Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu agar aku tidak tersesat atau disesatkan, agar aku tidak tergelincir atau dijatuhkan, agar aku tidak menganiaya atau dianiaya, dan agar aku tidak bodoh atau dibodohi."
Doa ini mengandung unsur tawakal (berserah diri kepada Allah) dan isti’adzah (meminta perlindungan kepada Allah). Tawakal merupakan kunci utama dalam menghadapi segala rintangan perjalanan, sementara isti’adzah merupakan benteng perlindungan dari segala macam bahaya, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Doa ini mengajarkan kita untuk senantiasa bergantung kepada Allah SWT dalam setiap langkah perjalanan hidup. Keberhasilan perjalanan bukan hanya ditentukan oleh perencanaan yang matang, tetapi juga oleh ridho dan pertolongan Allah SWT.
2. Doa Ketika Menaiki Kendaraan:
Setelah keluar rumah dan menaiki kendaraan, doa ini dibaca untuk memohon keselamatan dan kemudahan selama perjalanan. Abdullah ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, setelah duduk tegak di atas untanya, bertakbir tiga kali dan kemudian membaca doa berikut:
(Arab): Subhanalladzi sakkhara lana hadza wa maa kunnaa lahu muqrinin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibun, allahumma inna nas’aluka fii safarinaa hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amal maa tardha, allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa athwi ‘annaa bu’dahu, allahumma antash shahibu fis safari wal kholifatu fil ahli, allahumma inni a’udzubika min wa’tsaais safari wa kaabatil mandzhari wa suuil munqalibi fil maali wal ahli.
(Latin): Subḥāna-llādhī sakkhara lanā hādhā wa mā kunnā lahū muqrīnīn, wa innā ilā rabbinā lamunqālibūn, Allāhumma innā nas’aluka fī safarinā hādhā-l-birra wa-t-taqwā wa min al-‘amali mā tarḍā, Allāhumma hawwin ‘alaynā safaranā hādhā wa aṭwi ‘annā bu‘dahū, Allāhumma anta-ṣ-ṣāḥibu fi-ṣ-ṣafari wa-l-khālifatu fi-l-ahli, Allāhumma innī a‘ūdzu bika min wa‘sā’i-ṣ-ṣafari wa ka’ābāti-l-manẓari wa sū’i-l-munqalibi fi-l-māli wa-l-ahli.
(Terjemahan): "Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal sebelum ini kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebaikan dan ketakwaan serta amal perbuatan yang Engkau ridai. Ya Allah, mudahkanlah bagi kami perjalanan kami ini dan dekatkanlah jarak yang jauh. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan dan pengganti bagi keluarga kami. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan dalam pemandangan, dan keburukan tempat kembali dalam harta dan keluarga."
Doa ini mengandung pujian kepada Allah atas karunia-Nya yang memudahkan perjalanan, serta permohonan perlindungan dan keberkahan. Ungkapan "Engkaulah teman dalam perjalanan dan pengganti bagi keluarga kami" menunjukkan betapa pentingnya peran Allah SWT dalam menjaga keselamatan dan keberlangsungan keluarga yang ditinggalkan. Doa ini juga mencakup permohonan perlindungan dari berbagai kesulitan dan bahaya yang mungkin terjadi selama perjalanan.
Doa ini juga dibaca kembali saat tiba di tempat tujuan, sebagai bentuk syukur dan permohonan agar perjalanan pulang juga berjalan lancar dan penuh berkah. Setelah doa tersebut, Rasulullah SAW menambahkan:
(Arab): Aybuna tayyibun ‘ābidun li rabbina hāmidūn.
(Latin): Ā
ibūna ṭayyibūn `ābidūn li rabbinā hāmidūn.
(Terjemahan): "Kami kembali dalam keadaan baik, taat, dan memuji Tuhan kami."
Ungkapan ini menekankan pentingnya kembali ke rumah dengan membawa kebaikan dan tetap mengingat Allah SWT.
3. Doa untuk Menghilangkan Rasa Takut dalam Perjalanan:
Perasaan takut dan cemas adalah hal yang wajar ketika menghadapi perjalanan yang penuh tantangan. Abu Thahir ibnu Jahsyawaih menceritakan pengalamannya meminta doa kepada Al-Qazwaini untuk menghilangkan rasa takut sebelum melakukan perjalanan. Al-Qazwaini menyarankan untuk membaca Surah Al-Quraisy, yang diyakini memberikan keamanan dari kejahatan. Setelah membaca surah tersebut, disunnahkan membaca doa berikut:
(Arab): Allahumma bika asta’iinu, wa ‘alaika atawakkalu. Allahumma dzallil lii syu’uubata amrii, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarii, warzuqnii minal khairi aktsara mimmaa athlubu, washrif ‘anni kulla syarrin, rabbisy rahlii shadrii wayassirlii amrii. Allahumma innii astahfidhuka wa astaudi ‘uka nafsii wa diinii wa ahlii wa aqaaribii wa kulla maa an’amta ‘alayya wa ‘alaihim bihi min aakhiratiw wa dunyaa. Fahfadhnaa ajma’iina min kulli suu-in yaa kariim.
(Latin): Allāhumma bika astaīnū, wa ‘alayka atawakkalū. Allāhumma żallil lī syu
ūbata amrī, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarī, warzuqnī min al-khayrī akṭara mimmā aṭlubu, waṣrif ‘annī kullā syarrin, rabbī syarḥ lī ṣadrī wa yassir lī amrī. Allāhumma innī astaḥfidhuka wa astaūdīka nafsī wa dīnī wa ahlī wa aqāribī wa kullā mā an
amta ‘alayya wa ‘alayhim bihī min ākhiratin wa dunyā. Faḥfaẓnā ajma`īnā min kullī sū’in yā karīm.
(Terjemahan): "Ya Allah, hanya kepada Engkaulah aku meminta pertolongan dan hanya kepada Engkaulah aku bertawakal. Ya Allah, mudahkanlah urusan-urusanku, ringankanlah kesulitan perjalananku, berilah aku rezeki yang baik lebih banyak daripada yang aku minta, dan jauhkanlah dariku segala kejahatan. Ya Rabbku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku. Ya Allah, sesungguhnya aku menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku, dan semua yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada mereka, baik di dunia maupun di akhirat, kepada-Mu. Lindungilah kami semua dari segala keburukan, wahai Yang Maha Mulia."
Doa ini menekankan pentingnya meminta pertolongan dan tawakal kepada Allah SWT dalam menghadapi rasa takut. Doa ini juga memohon kemudahan, rezeki, dan perlindungan dari segala macam bahaya. Unsur penitipan diri, keluarga, dan harta benda kepada Allah SWT menunjukkan kepercayaan penuh kepada-Nya.
4. Doa Memohon Perlindungan dalam Perjalanan:
Doa ini merupakan permohonan perlindungan khusus dari berbagai bahaya selama perjalanan. Abdullah ibnu Sarjis meriwayatkan bahwa Nabi SAW selalu membaca doa ini ketika bepergian:
(Arab): Allahumma antash shohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.
(Latin): Allāhumma anta-ṣ-ṣāḥibu fi-ṣ-ṣafar, wa-l-khālifatu fi-l-ahli. Allāhumma innī aūdzu bika min wa
sā’i-ṣ-ṣafari wa ka`ābāti-l-manẓari wa sū’i-l-munqālibī fi-l-māli wa-l-ahli.
(Terjemahan): "Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti bagi keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan dalam pemandangan, dan keburukan tempat kembali dalam harta dan keluarga."
Doa ini ringkas namun padat makna, menekankan pentingnya Allah SWT sebagai pelindung utama selama perjalanan. Permohonan perlindungan dari kesulitan perjalanan, kesedihan, dan keburukan menunjukkan kesadaran akan potensi bahaya yang mungkin dihadapi.
5. Doa ketika Pulang dari Bepergian:
Setelah sampai di tempat tujuan, doa ini dibaca sebagai ungkapan syukur atas keselamatan dan kelancaran perjalanan. Anas RA meriwayatkan bahwa ketika sampai di perbatasan Madinah, Nabi SAW membaca doa berikut:
(Arab): Ā
ibūna ṭāibūn
ābidūn li rabbinā hāmidūn.
(Latin): Ā
ibūna ṭāibūn
ābidūn li rabbinā hāmidūn.
(Terjemahan): "Kami kembali dalam keadaan taat, bertobat, dan memuji Tuhan kami."
Doa ini singkat namun penuh makna, menunjukkan rasa syukur dan ketaatan kepada Allah SWT. Perjalanan yang telah dilalui dimaknai sebagai kesempatan untuk bertaubat dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
6. Doa Masuk Rumah ketika Pulang dari Bepergian:
Doa ini dibaca ketika hendak memasuki rumah setelah kembali dari perjalanan. Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca doa ini ketika kembali ke rumahnya:
(Arab): Tāibūn, tā
ibūn, li rabbina, lā yughfāru haubān.
(Latin): Tāibūn, tā
ibūn, li rabbinā, lā yughfāru haubān.
(Terjemahan): "Kami bertobat, kami bertobat, hanya kepada Tuhan kami, tidak ada dosa yang tidak diampuni."
Doa ini menekankan kembali pentingnya bertaubat dan berserah diri kepada Allah SWT setelah menyelesaikan perjalanan. Permohonan pengampunan dosa menunjukkan kesadaran akan kekurangan dan kelemahan manusia.
Kesimpulannya, doa-doa perjalanan ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan manifestasi dari keimanan dan tawakal seorang Muslim kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan doa-doa ini, diharapkan perjalanan akan senantiasa dipenuhi keberkahan, keselamatan, dan kemudahan. Semoga uraian di atas dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi para pembaca dalam menjalankan ibadah dan menghadapi perjalanan hidup mereka.