Jakarta, 24 Desember 2024 – Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN), organisasi tarekat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), memasuki babak baru kepemimpinan KH Achmad Chalwani sebagai Rais dan KH Ali Masykur Musa sebagai Mudir Aly periode 2024-2029. Kongres ke-13 JATMAN yang baru saja usai telah melahirkan tiga program unggulan yang ambisius, bertujuan memperkuat peran JATMAN dalam pembangunan bangsa, baik secara spiritual maupun struktural. Program-program ini tidak hanya menyasar kalangan internal JATMAN, tetapi juga berdampak luas pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
KH Ali Masykur Musa, dalam konferensi pers di kantor pusat PBNU, Jakarta, Senin (23/12/2024), memaparkan secara rinci tiga pilar utama program kerja JATMAN periode mendatang. Beliau menekankan bahwa sebagai salah satu dari 14 badan otonom (banom) PBNU, JATMAN memiliki peran strategis dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Ketiga program unggulan ini dirancang untuk merealisasikan peran tersebut secara efektif dan terukur.
1. Memperkokoh Amaliah Thoriqah: Membangun Akhlakul Karimah dari Basis Spiritual
Program pertama JATMAN adalah penguatan amaliyah thoriqah, sebuah pondasi spiritual yang diyakini sebagai kunci pembentukan akhlakul karimah. KH Ali Masykur menjelaskan bahwa amaliyah thoriqah bukan hanya praktik ritual keagamaan yang terbatas di pesantren atau lingkungan pedesaan. Lebih dari itu, amaliyah thoriqah diposisikan sebagai praktik batiniyah yang relevan dan mampu diimplementasikan di berbagai lapisan masyarakat, termasuk kalangan elite pemerintahan dan pebisnis.
"Thoriqoh ini bukan hanya milik para kiai dan santri di kampung-kampung, tetapi menjadi amalan batiniyah yang relevan di kota-kota besar, bahkan di kalangan tokoh pemerintahan dan pelaku bisnis," tegas KH Ali Masykur. "Dengan demikian, kita mengajak dan menginterupsi thoriqoh sebagai amaliyah untuk menyempurnakan diri kita sebagai upaya untuk mencapai akhlakul karimah."
Penguatan amaliyah thoriqah ini diyakini sebagai langkah strategis untuk mewujudkan cita-cita luhur Rasulullah SAW, yaitu menyempurnakan akhlak manusia. Oleh karena itu, program ini tidak hanya berfokus pada aspek individual, tetapi juga berorientasi pada perbaikan akhlak bangsa secara keseluruhan. JATMAN menyadari bahwa perbaikan akhlak merupakan fondasi penting bagi pembangunan bangsa yang beradab dan bermartabat. Implementasi program ini akan melibatkan berbagai lapisan masyarakat melalui pelatihan, pengajian, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya yang menekankan pada pengamalan nilai-nilai akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Gerakan Spiritual Nasional: Istighosah sebagai Munajat Kebangsaan
Program kedua JATMAN yang tak kalah penting adalah inisiatif untuk menebarkan gerakan spiritualitas di seluruh lapisan pemerintahan, dari tingkat nasional hingga daerah. Inisiatif ini diwujudkan melalui penyelenggaraan istighosah secara berkala, khususnya pada momentum-momentum penting nasional.
"Manakala ada peringatan 17 Agustus di awal memasuki bulan Agustus, kami ingin bekerja sama dengan presiden di Istana Negara untuk melantunkan istighosah, dan ini menjadi munajat bangsa bagi kebesaran dan kesejahteraan bangsa Indonesia di bulan Agustus," jelas KH Ali Masykur.
Lebih jauh, KH Ali Masykur berharap istighosah tidak hanya terbatas pada peringatan kemerdekaan. Ia envisioning istighosah sebagai tradisi yang dijalankan pada berbagai perayaan penting di tingkat provinsi dan kabupaten.
"Apabila ulang tahun provinsi atau kabupaten, kita adakan munajat kepada Allah, munajat akbar untuk memohon kepada Allah SWT," imbuhnya. Dengan demikian, istighosah diharapkan menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan rakyat, sekaligus sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas keberkahan dan perlindungan bagi bangsa Indonesia. Program ini tidak hanya berdimensi spiritual, tetapi juga memiliki implikasi sosial dan politik yang signifikan dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Kemandirian Organisasi: Membangun JATMAN yang Berdaya dan Bermanfaat
Program ketiga JATMAN berfokus pada penguatan organisasi dan kemandiriannya sebagai banom NU. Program ini menekankan pada konsolidasi struktural yang kuat, mulai dari tingkat pusat hingga ke cabang-cabang di daerah, bahkan sampai ke tingkat kecamatan. KH Ali Masykur menekankan pentingnya membangun struktur organisasi yang solid dan terintegrasi untuk menunjang keberhasilan program-program JATMAN.
"Cabang di lingkungan NU harus kita buat karena ini akan menjadi gerakan spiritualitas yang akan menjadi gerakan ekonomi. Karena setiap istighosah kubro biasanya di kota-kota tertentu tidak kurang dari 50 ribu jemaah hadir di situ. Karena itu JATMAN memiliki kekuatan ekonomi," jelas KH Ali Masykur.
Penguatan struktur organisasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, tetapi juga untuk menciptakan kemandirian ekonomi JATMAN. KH Ali Masykur melihat potensi ekonomi yang besar dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan JATMAN, seperti istighosah kubro yang mampu menarik puluhan ribu peserta. Kemandirian ekonomi ini akan memungkinkan JATMAN untuk lebih mandiri dalam menjalankan program-programnya dan berkontribusi lebih besar bagi masyarakat.
Selain tiga program unggulan di atas, KH Ali Masykur juga menegaskan komitmen JATMAN untuk mendukung penuh program-program pemerintah. "JATMAN mendukung Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran untuk mendukung dan mengapresiasi kebijakan pemerintah," pungkasnya. Hal ini menunjukkan bahwa JATMAN tidak hanya berperan sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan bangsa.
Ketiga program unggulan JATMAN ini mencerminkan visi yang komprehensif dan terintegrasi dalam membangun bangsa. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga menyentuh aspek sosial, ekonomi, dan politik. Dengan komitmen dan kerja keras seluruh jajaran JATMAN, diharapkan program-program ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada sinergi yang kuat antara JATMAN, pemerintah, dan seluruh lapisan masyarakat. Implementasi yang terencana dan terukur, serta pengawasan yang ketat, menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita mulia tersebut. JATMAN di bawah kepemimpinan yang baru diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang efektif dan membawa dampak positif bagi Indonesia.