Jakarta, 21 Desember 2023 – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) dan Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) menjalin kemitraan strategis dalam mencetak ulama yang tidak hanya mumpuni dalam bidang keagamaan, tetapi juga memiliki kemampuan wirausaha yang handal. Inisiatif yang diberi tajuk "Ulama Preneur" ini bertujuan untuk menciptakan kader ulama yang mandiri secara ekonomi, sekaligus mampu berkontribusi lebih efektif dalam pembangunan masyarakat.
Program ini diluncurkan di Aula Al-Fattah, Masjid Istiqlal, dengan dihadiri oleh para pemangku kepentingan, termasuk para mahasiswa PKUMI, guru pesantren dan madrasah, pimpinan pondok pesantren se-Jakarta, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid, melalui platform Zoom dan kanal YouTube PKUMI, menandai langkah signifikan dalam upaya menyeimbangkan pengembangan spiritual dan ekonomi bagi para calon pemimpin umat.
Prof. Dr. KH. Ahmad Thib Raya, M.A., Direktur PKUMI, menjelaskan bahwa program ini merupakan jawaban atas kebutuhan mendesak untuk mencetak ulama yang mampu menjalankan peran ganda: sebagai pemimpin spiritual dan agen perubahan sosial ekonomi. "PKUMI tidak hanya ingin mencetak ulama yang moderat dan berwawasan global, tetapi juga ulama yang memiliki kemandirian ekonomi," tegas Prof. Thib Raya dalam keterangan pers yang diterima detikHikmah. "Kesejahteraan duniawi merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Ilmu yang diajarkan oleh ulama seharusnya dapat membantu umat dalam menjalani kehidupan dunia yang lebih baik dan sejahtera. Kesejahteraan duniawi dan ukhrawi harus seimbang," lanjutnya.
Prof. Thib Raya menekankan pentingnya keterampilan berbisnis bagi para ulama dalam meningkatkan kesejahteraan diri dan masyarakat. "Ulama perlu memanfaatkan peluang di bidang bisnis dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islami," tambahnya. Program Ulama Preneur ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi para ulama muda untuk mengelola keuangan pribadi dan lembaga keagamaan secara efektif, serta menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.
Dr. H. Basnang Said, M.Ag, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag RI, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Beliau menyatakan bahwa pesantren memiliki peran krusial dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. "Agar tujuan ini tercapai, pemerintah perlu memberikan dukungan melalui berbagai program dan pendanaan," ujar Dr. Basnang. Kemenag, menurutnya, berkomitmen untuk mendukung pengembangan pesantren, termasuk melalui pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) untuk santri. BLK ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill santri, sehingga mereka memiliki bekal yang memadai untuk memasuki dunia kerja atau memulai usaha sendiri.
Dr. Basnang juga menyoroti potensi Masjid Istiqlal untuk berkembang menjadi sebuah pesantren yang terinstitusionalisasi. "Meskipun secara substansi PKUMI dan Madrasah Istiqlal telah memiliki beberapa asrama dengan program pengajian yang intensif – yang pada hakikatnya merupakan pesantren – ke depan, Kementerian Agama berharap legalitasnya dapat segera diurus," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen Kemenag untuk mendukung pengembangan lembaga pendidikan keagamaan yang terintegrasi dan mampu mencetak lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan zaman.
Sebagai upaya untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, kegiatan Ulama Preneur menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka. Bapak Heru Purnomo, seorang entrepreneur sukses, berbagi pengalaman dan kiat-kiat membangun bisnis yang berkelanjutan. Sementara itu, Bapak Dr. Jamaluddin Junaid (Dosen PKUMI), Bapak Muhammad Aras Prabowo, M.Ak (Kaprodi Akuntansi Unusia), dan Bapak Dr. Syahrullah, M.A (Kaprodi Ilmu Tafsir UIN Jakarta) memberikan wawasan mengenai manajemen keuangan, akuntansi, dan pengembangan bisnis berbasis nilai-nilai Islam.
Kehadiran narasumber dari berbagai latar belakang ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan praktis bagi para peserta. Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik nyata dalam membangun dan mengelola bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Materi yang disampaikan meliputi perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, serta pengembangan produk dan layanan yang inovatif dan bernilai tambah.
Program ini juga menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai Islam dalam berwirausaha. Para peserta diajarkan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip etika bisnis Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan para ulama entrepreneur yang tidak hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga berintegritas dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Kolaborasi antara Kemenag dan PKUMI dalam program Ulama Preneur ini merupakan langkah inovatif dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang keagamaan. Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, tetapi juga memperhatikan aspek kemandirian ekonomi para ulama. Dengan demikian, para ulama diharapkan dapat menjalankan peran dakwah dan kepemimpinan dengan lebih efektif dan berkelanjutan, tanpa terbebani oleh masalah ekonomi.
Keberhasilan program ini akan berdampak luas bagi perkembangan umat Islam di Indonesia. Ulama yang mandiri dan memiliki kemampuan kewirausahaan akan mampu menjadi agen perubahan yang lebih efektif, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis nilai-nilai Islam, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan bermartabat. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan program serupa di berbagai lembaga pendidikan keagamaan lainnya di Indonesia.
Ke depan, Kemenag dan PKUMI berencana untuk mengembangkan program Ulama Preneur ini secara lebih luas dan terintegrasi. Rencana tersebut meliputi pengembangan kurikulum yang lebih komprehensif, peningkatan kualitas pelatihan, serta perluasan akses bagi para peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari sektor pemerintah maupun swasta, juga akan terus ditingkatkan untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program ini.
Program Ulama Preneur ini bukan hanya sekadar pelatihan kewirausahaan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi ulama yang berkualitas, mandiri, dan mampu menjadi pemimpin yang inspiratif bagi umat. Melalui program ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang harmonis antara pengembangan spiritual dan ekonomi, sehingga terwujud keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Inilah cita-cita luhur yang ingin dicapai melalui kolaborasi strategis antara Kemenag dan PKUMI dalam mencetak ulama entrepreneur yang tangguh dan berdaya saing. Semoga program ini dapat menjadi contoh bagi upaya-upaya serupa di masa mendatang, demi kemajuan dan kesejahteraan umat Islam di Indonesia.